Lebih Sakit Mana: Antara Sakit Gigi Dengan Rugi Ketika Trading Forex?

Pernahkah Anda mengalami sakit gigi? Jika ya, maka Anda pasti tahu sekali bagaimana rasanya didera rasa sakit yang sangat menyiksa. Bagi trader forex yang mengalami kerugian, rasa itu bisa saja tak sebanding dengan betapa sakitnya menderita loss, apalagi jika jumlahnya sangat besar. Perasaan kesal, kecewa, dan putus asa bisa berebut tempat untuk menghantuinya. Bahkan, bukan tidak mungkin kesalahan yang menyebabkan rugi trading forex akan selalu terngiang-ngiang di benak trader tersebut.

Bagi Anda yang belum paham kenapa sakit gigi dan rasa pedih dari rugi ketika trading forex bisa dibandingkan, coba intip beberapa efek loss berikut ini:
sakit gigi forex

Rasa Kehilangan Akibat Menderita Kerugian Besar

Tentu saja inilah pemikiran yang pertama kali terlintas dari setiap benak trader selepas mengalami loss. Bagaimanapun juga, seorang trader membuka akun dan trading dengan dananya sendiri, sehingga setiap kerugian yang diderita akan mengikis uang pribadinya.

Skenario tersebut bisa lebih parah lagi jika uang yang dimasukkan sebagai modal trading adalah dana untuk kebutuhan sehari-hari, atau uang tabungan yang sudah dikumpulkan sekian lama. Rasa sakit akibat kehilangan semua itu tak diragukan lagi bakal mengalahkan derita penyakit gigi separah apapun.

Paling tidak, dengan sakit gigi Anda hanya mengeluarkan biaya berobat ke dokter. Namun jika kehilangan uang di pasar forex, maka kemungkinan terburuknya adalah kehilangan seluruh dana yang ditempatkan di akun trading.

Rasa Kesal Setelah Merasa Tertipu

“Setelah entry buy tapi kok harga malah turun? Setelah diikuti sell, eh kok malah naik lagi? Sengaja bikin saya rugi ya?” Mungkin itulah dugaan trader yang merasa tak terima akibat kehilangan uang di pasar forex. Tipe trader seperti ini bahkan belum mencerna rasa sakit loss, dan berupaya sekuat tenaga untuk menanggulangi rasa sakitnya dengan, yah, kembali berbuat ceroboh.

Hal ini ibarat Anda sakit gigi karena terlalu banyak makan permen, tapi terus saja mengkonsumsi makanan manis karena tak percaya dengan nasihat orang-orang di sekitar Anda.

Faktanya, terlalu percaya diri adalah penyakit kronis para trader yang bisa menjerumuskan pada kerugian besar. Entry tidak pernah tepat bukan karena harga sengaja ingin menipu trader. Harga terlalu sibuk untuk meladeni seorang trader, di saat setiap pergerakannya selalu menjadi tarik ulur buyer dan seller yang terdiri dari semua trader di seluruh dunia.

Posisi seorang trader, apalagi trader retail hampir tak ada pengaruhnya terhadap pergerakan harga. Pasar digerakkan oleh pihak yang lebih mendominasi, sehingga usaha terbaik yang bisa dilakukan seorang trader individu adalah bergabung mengikuti arus pasar. Perubahan arah harga adalah hal yang sangat wajar dan akan selalu terjadi setiap waktu. Jika seorang trader mengalami kerugian karena merasa salah entry, maka seharusnya ia membidik posisi exit terbaik.

Rasa Sesal Karena Melewatkan Peluang

Dalam kasus sakit gigi, perasaan menyesal cenderung menjadi pertanda positif, karena dengan begitu Anda sudah menyadari kesalahan dan beritikad untuk tak mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari. Namun pada trading forex, rasa sesal justru bisa menjadi sinyal buruk yang harus dihindari.

Ada trader forex yang menganggap jika tidak memanen profit semaksimal mungkin adalah salah satu bentuk kerugian. Misalnya saja, uptrend harga membentang hingga 800 pip, tapi si Budi menutup posisi buy ketika harga baru bergerak 400 pip. Saat ia melihat bagaimana harga masih melesat naik setelah close posisi, ia menganggap bahwa dirinya telah kehilangan 400 pip. Padahal setelah ditelaah ulang, si Budi telah entry berdasarkan sinyal dan rencana tradingnya.

broker forex terbaik

Pada contoh di atas, rasa sesal sangat dilarang sebab dapat menghancurkan rencana trading. Karena merasa rugi di trading pertama, maka saat entry lagi Budi akan terus mempertahankan posisinya atau menambah order baru, meski hal itu tak direkomendasikan sinyal dan keluar dari jalur rencana trading. Alasannya, ia tak ingin kehilangan peluang lagi.

Sikap obsesif seperti itu bisa membawa kehancuran pada akun trading, karena disiplin adalah kunci sukses terpenting dalam trading forex. Pasar penuh dengan ketidakpastian, sehingga satu-satunya cara untuk menghadapi gejolak itu adalah disiplin trading. Peluang akan selalu muncul dalam berbagai bentuk, tapi tidak semuanya membawa potensi yang sama besar.

Tugas seorang trader adalah mengenali peluang yang sekiranya dapat ia maksimalkan dan mengeksekusi order hanya sesuai sinyal. Mengabaikan aturan-aturan dari rencana trading akan menjerumuskan trader dalam kebiasaan mengenali peluang secara asal. Karena bersifat acak, maka konsistensi trading pun tak akan bisa diandalkan. Pada akhirnya, hal ini akan mengarahkan trader pada rasa sakit pertama, yakni kehilangan uang dalam jumlah besar.

Akhir Kata

Setelah mengetahui berbagai rasa sakit akibat rugi trading forex, manakah yang menurut Anda lebih bisa ditolerir? Sakit gigi ataukah menderita kerugian akibat loss trading forex?

Jika Anda pernah rugi trading dan menganggap sakit gigi masih lebih baik, maka Anda patut mendapat pujian (entah karena bisa menjaga akun dari loss besar atau sudah pernah mengalami sakit gigi yang paling tak tertahankan). Namun apabila Anda masih bingung memilih mana yang lebih buruk, percayalah, menderita loss kurang lebih sama dengan rasa sakit gigi yang paling mengganggu. Maka dari itu, usahakanlah sebisa mungkin agar dapat terhindar dari sakitnya sebuah kerugian yang bergelimang kekesalan dan penyesalan.

Recent Post

Quotes by TradingView