Cara Memilih Broker Forex Untuk Strategi Scalping

Cara Memilih Broker Forex Untuk Strategi Scalping
Apakah Anda trading menggunakan strategi scalping? Jika demikian, maka boleh jadi mengalami kesulitan untuk memilih broker forex, karena tak semuanya membolehkan scalping. Bagaimana kita bisa mengetahui apabila suatu broker forex itu cocok untuk scalping atau tidak?

Kenapa Broker Forex Tak Mengijinkan Scalping?

Broker forex yang tidak mengijinkan scalping memiliki beberapa alasan. Satu alasan utama adalah teknik scalping yang dilakukan secara manual maupun oleh robot trading (Expert Advisor/EA) bisa membuka-menutup posisi dalam frekuensi tinggi setiap harinya, sehingga membebani server broker. Karenanya, broker forex yang memiliki server lambat atau berlatensi tinggi, maka strategi scalping dapat menimbulkan berbagai masalah. Itulah juga alasan mengapa banyak broker forex menentukan harus ada jeda sekian menit antara pembukaan dan penutupan posisi trading.

Ada mitos bahwa alasan broker forex tak menyukai scalping adalah karena tidak bisa buka trading melawan klien-nya, tetapi ini tidak benar. Faktanya, mayoritas posisi trading klien sudah bisa dipertemukan satu sama lain, bahkan tanpa broker membuka counter-trade sendiri. Justru, broker forex yang punya sarana memadai akan menyukai scalping, karena tingginya frekuensi trading membuat mereka bisa mendapatkan komisi dan spread lebih besar. Sayangnya, faktor ketersediaan sarana yang memadai seperti server cepat dan latensi rendah ini, kita hanya bisa mengetahuinya dari informasi langsung broker forex. Jadi, jika Anda akan trading menggunakan strategi scalping, hanya dapat menanyakan langsung pada Customer Service (CS), apakah boleh scalping atau tidak, dan berharap mereka menyatakan kondisi sebenarnya. Namun demikian, di luar perkara server, ada beberapa ciri-ciri yang bisa dikenali dari broker forex yang membolehkan scalping.

Ciri-Ciri Broker Forex Yang Membolehkan Scalping

1. Broker Forex telah memiliki ijin (teregulasi). Ini jelas karena broker forex yang teregulasi akan selalu dituntut untuk menyediakan fasilitas memadai dan sesuai standar tertentu yang dipatok oleh lembaga regulatornya.

2. Aturan Spread-nya rendah, di kisaran satu digit saja, bahkan bisa di bawah 1 pip. Ingat bahwa scalping bertujuan mendapatkan profit cepat dari akumulasi profit pip yang sedikit di banyak trading, sehingga selisih spread yang besar akan merugikan trader.

3. Broker forex bukan tipe Dealing Desk (broker bandar), melainkan Non Dealing Desk (ECN). Karena broker forex dengan Dealing Desk akan menunda eksekusi order sebelum disalurkan ke pasar, sehingga kemungkinan ada jeda dan selisih harga yang tidak menguntungkan bagi trader scalper.

Berbeda dengan kondisi server yang hanya dapat diketahui jika broker mengakuinya; ketiga ciri-ciri di atas bisa mudah diketahui dan dipastikan oleh trader. Jikalaupun informasinya tidak ada di laman broker forex yang Anda incar, maka tetap dapat mencari tahu di internet lewat forum-forum forex dan testimonial trader. Semoga bermanfaat dan membantu Anda dalam memilih broker forex yang cocok untuk scalping.

Recent Post

Quotes by TradingView