Memahami Istilah Keizen dalam Bisnis
Memahami Istilah Keizen dalam Bisnis
Apa itu Kaizen?
Kaizen adalah istilah dalam bahasa Jepang yang berarti “berubah menjadi lebih baik” atau “perbaikan terus-menerus.” Ini adalah filosofi bisnis Jepang mengenai proses peningkatan operasi yang terus-menerus dan melibatkan semua karyawan. Kaizen melihat peningkatan produktivitas sebagai proses yang bertahap dan metodis.
Konsep kaizen mencakup berbagai ide. Termasuk juga membuat lingkungan kerja lebih efisien dan efektif dengan menciptakan suasana yang baik di dalam tim, meningkatkan prosedur sehari-hari, memastikan partisipasi karyawan, dan melakukan pembinaan agar pekerjaan lebih memuaskan, kurang melelahkan, dan lebih aman.
KUNCI PENTING
- Kaizen adalah filosofi bisnis Jepang yang berfokus pada peningkatan produktivitas secara bertahap dengan melibatkan semua karyawan dan membuat lingkungan kerja lebih efisien.
- Kaizen diterjemahkan menjadi “berubah menjadi lebih baik” atau “perbaikan terus-menerus.”
- Perubahan kecil yang digunakan dalam kaizen dapat melibatkan kontrol kualitas, pengiriman tepat waktu, pekerjaan terstandarisasi, penggunaan peralatan yang efisien, dan penghapusan limbah.
- Perubahan dapat datang dari karyawan mana saja, kapan saja, dan tidak harus terjadi secara perlahan, meskipun kaizen mengakui bahwa perubahan kecil sekarang dapat memiliki dampak besar di masa depan.
Baca juga: Pembahasan Mata Uang Jepang, JPY
Memahami Kaizen
Beberapa tujuan utama filosofi kaizen meliputi kontrol kualitas, pengiriman tepat waktu, pekerjaan terstandarisasi, penggunaan peralatan yang efisien, dan penghapusan limbah. Tujuan keseluruhan kaizen adalah membuat perubahan kecil selama periode waktu tertentu untuk menciptakan peningkatan dalam perusahaan. Hal itu tidak berarti perubahan terjadi secara lambat; Keizen secara sederhana mengakui bahwa perubahan kecil sekarang dapat memiliki dampak besar di masa depan. Perbaikan dapat datang dari karyawan mana saja dan kapan saja. Gagasannya adalah bahwa setiap orang memiliki andil dalam kesuksesan perusahaan dan setiap orang harus berusaha, setiap saat, untuk membantu menciptakan model bisnis yang lebih baik.
Banyak perusahaan telah mengadopsi konsep kaizen. Yang paling terkenal, Toyota menggunakan filosofi kaizen di dalam organisasinya dan menganggapnya sebagai salah satu nilai terpenting. Dalam sistem produksinya, Toyota mendorong dan memberdayakan semua karyawan untuk mengidentifikasi bidang-bidang yang berpotensi mengalami peningkatan dan menciptakan solusi yang pantas.
Sekilas Fakta
Proses mengidentifikasi solusi di Toyota disebut “kaizen blitz.”
Persyaratan untuk Kaizen
Gagasan kaizen tradisional Jepang mengikuti 5 prinsip dasar: kerja tim, disiplin pribadi, peningkatan moral, kualitas, dan saran untuk perbaikan. Kelima prinsip ini menghasilkan tiga hasil utama: penghapusan limbah (juga disebut sebagai efisiensi ekonomi), tata graha yang baik, dan standardisasi. Idealnya, kaizen harus tertanam dalam budaya perusahaan sehingga pada akhirnya menjadi hal yang lumrah bagi karyawan.
Konsep kaizen berpendapat bahwa tidak ada akhir yang sempurna dan bahwa segala sesuatu dapat diperbaiki. Seseorang harus berusaha untuk berkembang dan berinovasi secara terus-menerus. Prinsip dasar kaizen adalah bahwa orang yang melakukan tugas dan kegiatan tertentu adalah orang yang paling tahu tentang tugas/kegiatan itu; termasuk melakukan perubahan adalah strategi terbaik untuk perbaikan.
Penting: Kerja sama tim adalah inti dari kaizen, mengadakan pertemuan tim secara rutin yang melibatkan diskusi tentang peningkatan, perubahan, dan proyek.
Kaizen dan Siklus PDCA
Pada umumnya sebuah perbaikan akan mengikuti format siklus PDCA, yang merupakan kependekan dari “plan-do-check-act”. Peranan “plan atau rencana” adalah memetakan perubahan sehingga semua orang tahu apa yang diharapkan ketika tim mencoba memecahkan masalah. “do atau lakukan” berarti menerapkan solusi terbaik untuk masalah tersebut. Langkah “check atau pemeriksaan” adalah mengevaluasi solusi untuk masalah untuk melihat apakah hal itu berhasil.
Saat sebuah perusahaan melakukan tahap “act atau tindakan”, itu berarti perusahaan tersebut sedang menentukan apakah solusinya layak menjadi standar perusahaan atau perlu adanya perubahan lebih lanjut. Jika manajer memutuskan untuk menerapkan lebih banyak perubahan, kaizen kembali ke langkah awal yaitu rencana dan proses dimulai kembali.
Baca juga: Pembahasan Joint Venture (JV) dalam Bisnis
Strategi Persediaan Just-in-Time
Salah satu tujuan utama kaizen adalah untuk mengurangi limbah dan meningkatkan efisiensi dalam siklus produksi. Sebuah strategi persediaan just-in-time (JIT) memungkinkan manajemen untuk meminimalkan kelebihan persediaan dengan mencocokkan pengiriman bahan baku dari pemasok dengan jadwal produksi. Hal ini juga dikenal sebagai Toyota Production System (TPS), sebagai perusahaan yang mempopulerkan strategi ini, JIT membantu perusahaan memangkas biaya karena produsen tidak perlu membayar biaya penyimpanan persediaan. Hal ini juga mengurangi pemborosan karena perusahaan tidak akan membiarkan adanya persediaan tambahan jika pelanggan membatalkan atau menunda pesanan.
Kanban adalah sistem kontrol persediaan yang digunakan bersamaan dengan strategi JIT. Sistem ini memberi isyarat visual kepada karyawan dengan memberi tahu mereka kapan harus memesan komponen dan bahan saat habis. Sistem ini bergantung pada kartu berwarna yang melacak produksi dan mengingatkan karyawan bahwa sudah waktunya untuk mengisi ulang bagian atau bahan yang diperlukan. Ini memungkinkan karyawan untuk dengan cepat memesan jumlah komponen yang benar dari pemasok dan mengirimkannya ke tempat yang mereka butuhkan di pabrik. Tujuan kanban adalah untuk memastikan jalur perakitan pabrik berjalan secara efisien dan untuk mencegah terjadinya kemacetan produksi.
Sumber: investopedia.com