Forex Indonesia, adalah situs yang membahas tentang Broker Forex Terbaik dan terpercaya dan direkomendasikan, dinilai dari perbandingan menyeluruh dari sisi pelayanan yang diberikan serta ulasan para penggunanya. Forex adalah sebuah produk investasi yang melakukan jual-beli valas /mata uang asing dengan memprediksi pergerakan harga valas. Transaksi dilakukan dengan memperhatikan berita dari berbagai Negara dan bagan indikator ekonomi, juga melakukan analisa teknis.


Ketakutan Pasar Saham Akan Dampak Lanjutan Pandemi Global

Ketakutan Pasar Saham Akan Dampak Lanjutan Pandemi Global
Ketakutan Pasar Saham Akan Dampak Lanjutan Pandemi Global

Ketakutan Pasar Saham Akan Dampak Lanjutan Pandemi Global. Kekhawatiran akan dampak lanjutan dari pandemi coronavirus yang melanda dunia tampaknya telah membuat saham global dan harga minyak mengalami penurunan pada hari rabu, dimana pendemi ini telah cukup lama mengganggu pasar keuangan global.

Banyak investor yang megalami kerugian besar akibat guncangan pada beberapa asetnya yang di sebabkan oleh pandemi coronavirus yang telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir, bukan hanya itu mereka juga harus menghadapi ketegangan antara perdagangan AS dan Tiongkok yang baru-baru ini telah memanas kembali.

Baca Juga : Apa Yang Akan Terjadi Jika Bursa Efek di Tutup Karena COVID-19 ?

Indeks saham global MSCI (NYSE: MSCI) turun sebesar 0,3%. Indeks STOXX 600 pan-Eropa tergelincir sebesar 1,6%. Bank bertindak sebagai hambatan setelah sejumlah pembaruan negatif. Saham Deutsche Bank (DE: DBKGn) turun sebesar 4,4%, sementara saham Commerzbank (DE: CBKG) dari jerman dan ABN Amro dari Belanda merosot menyusul kerugian pada kuartal pertama.

“Kami telah memasuki fase kedua pandemi COVID-19 ketika dekonfinensi ekonomi dimulai, dan situasi seperti itu menciptakan banyak ketidakpastian setiap harinya yang membebani pasar,” kata Francois Savary, kepala investasi officer di Swiss wealth manager Prime Partners.

“Kami tidak berpikir ini adalah awal dari koreksi baru. Pasar bergerak terlalu jauh, terlalu cepat dan ini adalah konsolidasi.”

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang menghapus kerugian awal dengan naik sebesar 0,3%. Saham berjangka AS, e-minis S&P 500, membalikkan kenaikan sebelumnya menjadi 0,2%.

Baca Juga : Peringatan Elon Musk Terhadap Saham Tesla Mengungkapkan Bahwa Rally Saat Ini Memuncak

Pasar minyak merosot tahun ini karena kombinasi jatuhnya permintaan dan kelebihan pasokan, dimana kondisi tersebut membuat pasar minyak mengalami kehilangan kekuatan lebih lanjut.

Pakar penyakit menular AS A. Anthony Fauci, pada hari Selasa memperingatkan para pembuat undang-undang tentang pencabutan sementara kebijakan ‘Lockdown’ yang telah berlangsung dapat menyebabkan bertambahnya korban baru yang terinfeksi virus tersebut, dimana virus tersebut telah menewaskan 80.000 warga Amerika dan membuat perekonomian AS makin terpuruk.

Komentar Fauci tersebut tampaknya telah menggedor saham Wall Street semalam, ini menandakan bahwa sentimen investor yang rapuh pada sesi terakhir telah berayun ke arah optimisme. Namun suasana itu lebih lanjut surut oleh undang-undang yang diusulkan oleh senator Republik AS yang akan memberikan wewenang kepada Presiden Donald Trump untuk menjatuhkan sanksi pada Tiongkok jika gagal memberikan laporan lengkap tentang peristiwa yang menyebabkan wabah koronavirus.

Pasar saham terlihat rebound tajam dalam beberapa pekan terakhir karena penyebaran virus corona terlihat melambat di beberapa negara di Asia dan Eropa, sementara kegiatan perekonomian AS dan Eropa mulai dibuka kembali setelah adanya kebijakan ‘lockdown’ dalam beberapa minggu sebelumnya. Namun beberapa investor khawatir tentang kebijakan untuk membuka perekonomian ini yang menurutnya terlalu terburu-buru atau mungkin masih terlalu dini.

Baca Juga : Bantuan Jack Dorsey, Bill Gates Dan 75 Miliarder Lainnya Untuk Melawan COVID-19

Dolar New Zaeland merosot ke level terendah dalam enam bulan terakhir setelah bank sentral negara tersebut menggandakan program pelonggaran kuantitatif dan mengatakan telah meminta bank komersial untuk siap dengan suku bunga negatif pada akhir tahun.

Dolar AS dapat meredam kerugian yang ada karena para pedagang telah bersiap untuk pidato Powell yang akan membahas masalah ekonomi AS, dimana kegiatan tersebut akan memberikan petunjuk tentang apakah suku bunga negatif adalah pilihan kebijakan yang layak.

Hasil pada benchmark Treasury 10-tahun diperdagangkan pada level 0,6606%. Hasil dua tahun berdiri di level 0,1629%, di atas rekor terendah 0,1050% yang dicapai pada hari Jumat.

Di Eropa, hasil obligasi pemerintah 10-tahun Jerman, yang telah naik sekitar 8 basis poin sejak 4 Mei, berubah arah dan turun sekitar 3 bps karena permintaan untuk utang aman meningkat.

Imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun Italia, yang merupakan proksi untuk obligasi Eropa berisiko lebih tinggi, naik 2 bps.

Trump pada hari Selasa kembali mendorong The Fed untuk mengadopsi suku bunga negatif, sebuah topik hangat di pasar keuangan sejak pekan lalu ketika pasar uang AS mulai memberi harga dengan kemungkinan suku bunga di bawah nol.

Minyak secara berjangka turun karena kekhawatiran tentang virus itu mengatasi harapan bahwa penurunan produksi akan menurunkan harga. Minyak mentah AS turun 1,6% menjadi $ 25,36 per barel. Minyak mentah Brent LCOc1 turun 2,6% menjadi $ 29,19 per barel.

Sumber : www.investing.com