Forex Indonesia, adalah situs yang membahas tentang Broker Forex Terbaik dan terpercaya dan direkomendasikan, dinilai dari perbandingan menyeluruh dari sisi pelayanan yang diberikan serta ulasan para penggunanya. Forex adalah sebuah produk investasi yang melakukan jual-beli valas /mata uang asing dengan memprediksi pergerakan harga valas. Transaksi dilakukan dengan memperhatikan berita dari berbagai Negara dan bagan indikator ekonomi, juga melakukan analisa teknis.


Data Manufaktur Global Menunjukkan Dampak dari Pandemi yang Meluas

Data Manufaktur Global Menunjukkan Dampak dari Pandemi yang Meluas. PMI manufaktur AS berada pada angka 48,5 pada bulan Maret, dimana mengalami penurunan dari level sebelumnya di angka 50,7 pada bulan Februari, menurut survei IHS Markit. kondisi ini menunjukkan adanya kontraksi di dalam aktivitas, dimana bulan lalu merupakan level terendah yang di alami AS sejak krisis keuangan yang pernah melandanya. Pengeluaran, pesanan baru, produksi, dan lapangan kerja terlihat menurun drastis, tercepat sejak tahun 2009 karena jumlah kasus akan virus corona di AS terus tumbuh dan membuat banyak bisnis yang tidak penting terpaksa harus ditutup dan diberhentikan.

Baca Juga : Travel Terancam Sementara Virus Korona Tumbuh

“Meningkatnya jumlah penutupan dan penghentian pada beberapa perusahaan di saat negara sedang berjuang menghadapi wabah COVID-19 membuat bisnis telah runtuh,” kata Chris Williamson, Kepala Ekonom Bisnis di IHS Markit. “Sementara beberapa produsen melaporkan bahwa saat ini mereka merasa lebih sibuk dari biasanya sebagai akibat dari penimbunan dan kegiatan dalam menemukan anti-virus, khususnya di sektor makanan dan kesehatan dan sebagian besar sektor lainnya melaporkan cepatnya penurunan dalam permintaan dan produksi.”

Survei Institute for Supply Management (ISM) juga menunjukkan aktivitas pada pabrik AS yang berkontraksi dengan PMI mengalami penurunan di angka 49,1 pada bulan Maret dari yang sebelumnya berada di angka 50,1 pada bulan Februari.

Hari ini kita juga melihat bagaimana keadaaan pabrik-pabrik di Zona Eropa, AS dan Jepang dalam mengatasi penyebaran COVID-19 ini. Sama seperti di A.S., kontraksi tampak sedikit lebih buruk dari yang perkirakan minggu lalu dan penundaan rantai pasokan permintaan terlihat mengalami kemerosotan.

IMP manufaktur Inggris mengalami penurunan ke level terendah tiga bulan di angka 47,8, dimana sebelumnya berada di angka 51,7 pada bulan Februari, menurut IHS Markit. Output yang menurun di semua sektor utama telah mengalami penurunan paling drastis sejak pertengahan tahun 2012, kecuali pada sektor produksi makanan dan obat-obatan. lalu sektor transportasi adalah sektor yang paling terpukul akan kondisi saat ini. Kontrak untuk pesanan baru juga mengalami penurunan karena berkurangnya permintaan dan dimana berpengaruh pada tingkat pengerjaan yang menurun dengan cepat, dimana yang tercepat sejak bulan Juli 2009. Sentimen bisnis juga telah jatuh ke rekor yang terendah. Kondisi saat ini juga memperkuat penurunan di pasar saham Inggris hari ini yang membuat bank-bank terbesar di negara itu yang membatalkan dividen dan pembelian kembali sampai akhir tahun setelah ditekan oleh Bank Inggris.

Baca Juga : 5 Hal Terbaik yang Perlu diketahui dalam Pasar pada hari Kamis, 12 Maret

PMI manufaktur zona Eropa tampak jatuh ke angka 44,5 pada bulan Maret, merupakan level terendah dalam 92 bulan, dari sebelumnya berada di angka 49,2 pada bulan Februari. Indeks output dan pesanan baru memperlihatkan penurunan terbesar dalam 11 tahun dan kasus PHK pun melonjak. Seperti yang Anda lihat pada grafik di bawah ini, beberapa negara mencatat laporan terendah multi-tahun dengan kondisi yang terburuk adalah Italia dan Yunani.

Data Manufaktur Global Menunjukkan Dampak dari Pandemi yang Meluas
Data Manufaktur Global Menunjukkan Dampak dari Pandemi yang Meluas

Dan untuk negra dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia, Jepang, output manufakturnya mengalami penurunan paling tajam sejak bencana tsunami tahun 2011. PMI negara ini mengalami penurunan dengan berada di angka 44,8 di bulan Maret, dari sebelumnya berada di angka 47,8 di bulan Februari.

Keinginan besar dalam pemulihan global membuat banyak yang berharap agar pandemi ini dapat surut dengan cepat, dan penerapan ‘lockdown’ diharapkan akan diperpanjang dan diterapkan di banyak bagian dunia. Direktur pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan pada tanggal 27 Maret ekonomi global telah memasuki resesi dan akan menyerukan pengeluaran yang “sangat besar”. “Kami melakukan pemulihan proyek pada tahun 2021, dimana pada kenyataannya mungkin akan ada rebound yang cukup besar, tetapi itu hanya akan terjadi jika kami berhasil membatasi penyebaran virus secara menyeluruh dan mencegah masalah likuiditas yang ada menjadi masalah solvabilitas,” katanya. “Kekhawatiran utama tentang dampak jangka panjang dari penghentian mendadak ekonomi dunia adalah risiko gelombang kebangkrutan dan PHK yang tidak hanya dapat merusak pemulihan tetapi juga dapat mengikis kehidupan dalam masyarakat kita.” Dia menambahkan bahwa pasar pada negara berkembang akan membutuhkan dana sebesar $ 2,5 triliun dalam pembiayaan luar.

Sumber : www.investopedia.com