Nilai tukar Yen terpantau menguat pada sesi perdagangan Amerika hari Senin (20/12), menjelang pengumuman kebijakan moneter Bank of Japan (BoJ). Data ekspor bulan Oktober yang dirilis lebih baik dari ekspektasi disinyalir mendorong pergerakan tersebut, meski proyeksi neraca dagang Jepang ke depan tak begitu cerah.
Ekspor Membaik, Tapi Surplus Perdagangan Bakal Menyempit
Pada hari Senin pagi, Kementrian Keuangan Jepang telah mengumumkan bahwa Adjusted Trade Balance untuk periode Oktober 2016 tercatat mengalami surplus sebanyak 0.54 triliun. Meskipun di bawah ekspektasi surplus 0.59 triliun, tetapi berada di atas perolehan periode September yang sebesar 0.47%. Selain itu, pasar berfokus pada perbaikan angka ekspor dan impor.
Dalam laporan yang sama, ekspor Jepang disebutkan membaik ke -0.4% YoY, lebih baik dari ekspektasi -2%, maupun kondisi periode sebelumnya pada -10.3%. Sedangkan impor pun membaik ke -8.8% YoY, di atas ekspektasi -12.6% dan catatan periode sebelumnya -16.5%.
“Pelemahan tajam Yen telah berkontribusi pada rebound-nya pertumbuhan tahunan nilai perdagangan. Namun, karena impor ditagih dalam mata uang asing lebih sering daripada ekspor, (maka) surplus perdagangan semestinya menyempit dalam bulan-bulan mendatang,” demikian diungkapkan Marcel Theiliant, ekonom Jepang senior di Capital Economics, sebagaimana dikutip oleh Business Insider.
Lanjut Theiliant lagi, “Sebagai permulaan, 75% dari keseluruhan impor ditagih dalam mata uang asing, tetapi hanya 64% dari keseluruhan ekspor (perlu dibayar dengan mata uang asing). Dengan demikian, pelemahan nilai tukar menaikkan nilai Yen impor lebih besar ketimbang nilai Yen ekspor. Lebih dari itu, kami mengekspektasikan volume impor untuk rebound tahun depan. Terakhir, kami memperkirakan kenaikan harga minyak mentah Brent dari $55 hari ini ke $60 pada akhir tahun depan, yang mana ini akan menaikkan biaya impor lebih besar lagi.”
Yen Belum Mampu Hapus Pelemahan Versus Dolar
Pada pukul 4:30 WIB hari Selasa (20/12), USD/JPY diperdagangkan di kisaran 117.18, mengindikasikan penguatan Yen sebesar sekitar 0.7% versus Dolar AS. Namun demikian, Yen belum mampu menghapus pelemahan 10% yang dicetaknya sejak terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS pada bulan November. GBP/JPY pun menurun ke 145.26 dan AUD/JPY terpuruk di kisaran 84.95.
Hari Selasa ini, pelaku pasar akan menantikan event pengumuman kebijakan bank sentral Jepang di mana haluan moneter diperkirakan tak mengalami perubahan. Tingkat suku bunga diprediksi tetap pada -0.1%, dengan target yield obligasi 10-tahunan pada kisaran 0.0%, serta besaran program pembelian obligasi pada 80 triliun Yen. Pidato gubernur bank sentralnya, Haruhiko Kuroda, beberapa saat setelah pengumuman kebijakan pun bakal diamati.