Dolar AS terlihat lesu pada sesi trading Jum’at (2/12) ini, seiring dengan meningkatnya optimisme investor terhadap Euro, menjelang rilis data NFP dan momen referendum Italia. Berita forex Investing mencermati pelemahan ini akan mejadi batu sandungan pertama sejak USD dikibarkan trend bullish dalam 4 minggu terakhir. Akan tetapi, para analis meyakini selip Greenback kali ini hanya akan tercatat sebagai koreksi.
Tarik Ulur NFP Dan Referendum Italia
Data NFP AS diekspektasikan bertambah 175,000 di bulan November, atau meningkat dari pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang hanya mencapai 142,000. Walaupun demikian, berita forex tentang USD pada Kamis kemarin menyiratkan sedikit keraguan, mengingat serangkaian rilis laporan dari sektor tenaga kerja tercatat tampil kurang meyakinkan.
Di samping NFP, event fundamental penting yang disorot dalam berita forex USD juga berkaitan dengan isu referendum konstitusional Italia. Jika pilihan rakyat menolak proposal reformasi yang diajukan PM Matteo Renzi, maka perubahan besar-besaran dapat terjadi dalam tubuh pemerintah Italia, mengingat Sang Perdana Menteri telah berani ‘mempertaruhkan’ masa depan politiknya pada tembusnya reformasi konstitusional itu.
JIka Renzi benar-benar lengser, maka sistem perbankan Italia yang sudah rapuh bisa makin terancam. Momen itu juga ditakutkan bakal semakin merealisasikan simbol anti-kemapanan. Pada gilirannya nanti, hal seperti itu akan menjadi mimpi buruk bagi Euro, karena kepercayaan investor akan terkikis habis.
Greenback Kendur, Analis Serukan Koreksi
Kekhawatiran untuk hasil referendum Italia tampaknya belum begitu kuat, mengingat Euro kini justru mampu bertahan menghadapi Greenback, yang dalam beberapa pekan terakhir sukses ‘membantai’ lawan-lawannya. “Banyak investor di pasar options mengambil posisi untuk Euro minggu ini. Tak pelak, volatilitas yang terimplikasi makin melambung hingga n ke level tertinggi sejak momen Brexit Juni lalu,” ungkap laporan berita forex Investing.
Sementara itu, pantauan berita forex untuk indeks USD memperlihatkan adanya penurunan sebesar 0.1% ke 100.86. Meski secara marginal Dolar AS masih lebih tinggi dari Euro, tapi terhadap Yen Jepang, Greenback justru mundur dari level tertinggi 9.5 bulan ke 114.83.
Para analis bank-bank besar dunia memperkirakan penyusutan Dolar AS kali ini hanyalah sebagai koreksi. Dalam berbagai berita forex, sebagian besar dari mereka masih meyakini jika Greenback akan terus menguat hingga tahun depan. “USD sedang dalam periode konsolidasi. Kami sudah melihatnya di bulan Oktober, bahwa akan ada kenaikan dalam 1 bulan penuh, yang kemudian diikuti oleh tren sideway di pekan berikutnya,” kata Neil Mellor, ahli strategi BNY Mellon di London.
Dalam berita forex terkait, Mellor juga menghalau kekhawatiran terhadap potensi bearish Dolar AS, dengan menghimbau pasar untuk tidak menambah komplikasi dengan kecemasan tak perlu. “Anda akan mendapatkan ‘berkah Jum’at’ hari ini, yang mana selalu membawa sedikit pullback sebelum rilis data payroll diumumkan. Juga, likuiditas tampak telah berkurang lebih cepat di akhir tahun. Beberapa investor mungkin lebih memilih menunggu hingga Januari tiba,” tambahnya.