EUR/USD kembali melemah pada sesi trading Jum’at (18/11) ini setelah Presiden ECB Mario Draghi mengutarakan rencana bank sentral terkait stimulus dan inflasi Zona Euro. Hal itu semakin memperparah keterpurukan Euro, yang sebelumnya telah ditekan oleh pengakuan Janet Yellen tentang potensi kenaikan suku bunga AS. Dirangkum dari laporan berita forex investing, inilah ulasan terkini tentang pernyataan Draghi dan pergerakan EUR/USD.
Draghi: Kebijakan Stimulus Tergantung Inflasi
Pidato Mario Draghi pada Jum’at sore ini diinterretasikan pasar dan berbagai liputan berita forex sebagai sinyal bearish bagi Euro. Bagaimana tidak, sosok tersebut menyiratkan jika pemberian stimulus akan terus dipertahankan sampai Zona Euro bisa mempertahankan tingkat inflasinya.
“Untuk ke depan, penilaian kami akan ditentukan oleh adanya penyesuaian berkelanjutan dari inflasi untuk bergerak mencapai target yang telah kami tentukan. Itu artinya, (untuk mempertimbangkan ulang kebijakan stimulus), pencapaian tingkat inflasi ke arah 2% harus dapat berlangsung lama, bahkan setelah akomodasi moneter dikurangi sekalipun. Dengan kata lain, dinamika inflasi perlu (menunjukkan kemampuannya untuk bisa) bertahan sendiri,” ucap Draghi dalam berita forex terkait fundamental Euro.
Sebagai informasi, pidato Draghi ini merupakan event kedua dari Bank Sentral yang memainkan peranannya dalam pergerakan EUR/USD. Sebelumnya, Ketua The Fed Janet Yellen meninggalkan sinyal optimisme untuk ekspektasi kenaikan suku bunga Desember. Sebagaimana diungkap dalam berita forex yang menyiarkan testimoninya di hadapan Kongres, Yellen menekankan bahaya terlalu lama menunggu pengetatan kebijakan moneter.”Jika FOMC terlalu lama menunda peningkatan suku bunga, maka nantinya ini akan berakhir pada pengetatan mendadak yang terpaksa dilakukan demi mencegah laju ekonomi tumbuh melampaui target,” demikian ungkapnya.
Dalam berita forex terkait, wanita pertama yang menjabat sebagai pimpinan Bank Sentral AS itu juga mengungkapkan kecenderungan anggota FOMC dalam rapat Fed 2 November silam. “Para pembuat kebijakan menganggap suku bunga bisa cukup layak untuk segera dinaikkan, apabila data-data ekonomi telah memperlihatkan progres pertumbuhan yang memuaskan,” ujar Janet Yellen.
EUR/USD Makin Terpuruk
Akibat tekanan bertubi-tubi dari 2 pernyataan pimpinan Bank Sentral di atas, Euro kian meredup ke level rendah. Pair EUR/USD terakhir kali terlihat turun 0.22% di 1.0600, setelah sebelumnya menyentuh level terendah intraday 1.0582. Pelemahan tersebut melanjutkan trend bearish yang dicatat berita forex Investing sudah menaungi Euro dalam 10 sesi trading terakhir.
Sebaliknya, pesaing Euro, Dolar AS justru berhasil memperkuat posisinya di level tertinggi 14 tahun. Indeks USD yang mencerminkan kekuatan Greenback terhadap 6 mata uang mayor lain dilaporkan tumbuh 0.26% ke level 101.26 dalam berita forex yang meramaikan sesi trading Jum’at ini.