Sentimen Bullish Trump Lambungkan Dolar AS Ke Level Tertinggi 9 Bulan

Berita Forex
USD mengawali pekan ini dengan menapaki level tertinggi 9 bulan. Indeks Dolar AS yang mengukur kekuatan Greenback terhadap 6 mata uang mayor lain dilaporkan melesat hingga 0.74% ke 99.72, posisi puncak yang terakhir kali tergapai pada 29 Januari lalu. Penguatan USD ini ditengarai mendapat dukungan dari ekspektasi pasar akan kebijakan ekonomi Donald Trump. Seperti apakah informasi lengkapnya? Dilansir dari laporan berita forex investing, inilah uraian selanjutny tentang pergerakan Dolar AS di awal pekan ini (14/11).

dolar dilambungkan trump

Kebijakan Trump Bisa Stimulasi Pertumbuhan
Salah satu alasan kuat mengapa investor kian bersemangat membeli Greenback adalah poin kampanye Trump yang berencana meningkatkan belanja fiskal dan memangkas pajak. Sebagaimana dicatat dalam ulasan beragam berita forex tentang ekonomi AS, kedua kebijakan tersebut jika terlaksana diprediksi sanggup memacu pertumbuhan dan inflasi. Ditambah lagi, agenda Trump juga menyebutkan pengenduran regulasi finansial, yang pada gilirannya nanti dapat memicu The Fed untuk menaikkan suku bunga, sebagai reaksi dari pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang bertenaga.

Alhasil, tingkat probabilitas kenaikan suku bunga AS yang dipancarkan tool Fed Fund Futures kini terpantau optimis di 81.1%. Keterangan yang tersirat dalam berita forex menyebutkan jika tingginya ekspektasi suku bunga cenderung mendorong harga USD, karena bisa menambah daya tarik mata uang tersebut bagi investor pencari bunga.

Dolar AS Terbang Di Atas Angin
Mengikuti sentimen bullish pasar, indeks USD telah menunjukkan penguatan signifikan hingga ke lever tertinggi 9 bulan. Dalam berita forex terkait, pencapaian tersebut ditengarai menjadi kelanjutan dari performa gemilang sebelumnya, dimana indeks Dolar AS melonjak 2.02%. Angka tersebut merupakan lompatan terbesar sejak November 2015.

USD sendiri berhasil menunjukkan keperkasaannya terhadap masing-masing mata uang mayor lain. USD/JPY memuncaki level tertinggi 5 bulan pasca menguat 0.9% ke poin 107.63. Padahal, laporan berita forex tentang pertumbuhan ekonomi Jepang membawa angin segar di kuartal ketiga ini dengan meningkat lebih baik dari proyeksi.

Sementara itu, EUR/USD dan GBP/USD sama-sama terperosok di awal pekan ini. Euro melemah hingga 0.8% ke 1.0757, sedangkan GBP/USD yang sebelumnya menjadi primadona di berbagai berita forex karena mampu bertahan sendiri menghadapi penguatan Greenback, akhirnya menyerah dan menghujam turun sampai 0.75% ke 1.2496.

Nasib serupa dialami Aussie dan Kiwi, dimana AUD/USD surut dekat level terendah satu bulan di 0.7540, sementara NZD/USD jatuh 0.41% ke 0.7948. Sebagai catatan, keterpurukan Dolar New Zealand kali ini tak hanya disebabkan oleh cemerlangnya performa Greenback, tapi juga kekhawatiran pasar. Berita forex awal pekan ini memang tak hanya disibukkan oleh penguatan Dolar AS, tapi juga kecemasan para pelaku pasar akan konsekuensi ekonomi dari bencana gempa bumi yang mengguncang Selandia Baru.