Rupiah Berusaha untuk Melampaui Rupee
Indonesia adalah salah satu eksportir komoditas batu bara utama, dan harga komoditas yang lebih tinggi tersebut akan membantu keseimbangan fiskal negara dan malah merugikan India.
Rupiah diatur untuk mengungguli rupee India berkat adanya dampak dari perbedaan akan harga minyak bumi dan batu bara, alur portofolio, dan sensitivitas kebijakan moneter terhadap Federal Reserve, menurut Goldman Sachs Group Inc.
“Meskipun India dan Indonesia biasanya sama-sama terpukul dan berada di bawah “mata uang utama Asia”, ada beberapa perbedaan yang signifikan dalam struktur ekonomi kedua negara tersebut yang dapat membedakan kinerja pasar masing-masing negara dalam menciptakan peluang investasi,” ujar para ekonom termasuk Nupur Gupta dan Jonathan Sequira dalam tulisannya pada 7 Januari kemarin.
Baca juga: Bank Indonesia Waspada Mengelola Volatilitas Rupiah
Indonesia adalah salah satu eksportir komoditas batu bara utama, dan harga komoditas yang lebih tinggi tersebut akan membantu keseimbangan fiskal negara dan malah merugikan India.
Alur portofolio Indonesia lebih didominasi oleh obligasi daripada ekuitas, dengan catatan diperlukan sebuah keunggulan mengingat adanya ekspektasi akan kenaikan suku bunga AS yang berkurang secara signifikan, penetapan harga Bank Indonesia yang relatif lebih hawkish, dan dinamika penawaran maupun permintaan yang lebih baik karena defisit fiskal yang lebih rendah.
BI lebih sensitif terhadap Fed daripada Reserve Bank of India, setelah menaikkan suku bunga acuannya sebesar 175 basis poin pada tahun 2018 setelah terjadi kenaikan suku bunga AS selama empat kali, sementara RBI hanya meningkat sebesar 50 basis poin.
Rupiah telah mengawali tahun baru yang melampaui semua negara-negara Asia dengan menguat hampir sebesar 2% terhadap dolar menuju level terkuatnya dalam 6 bulan ini. Mata uang India adalah salah satu yang memiliki kinerja paling buruk di kawasan ini, turun hampir setengah persen, yang merupakan perputaran yang tajam dari kuartal keempat tahun lalu ketika mata uang ini mengambil posisi teratas.
Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Mulai Menguat
“Performa terkini dari INR dan pasar obligasi India didorong oleh penurunan tajam harga minyak pada kuartal empat 2018,” tulis para ekonom. “Dengan harga minyak yang cenderung naik atau stabil dalam waktu dekat, kami pikir INR yang baru-baru ini berkinerja lebih baik dari IDR merupakan hal yang berlebihan dan IDR siap untuk mengungguli INR.”
Selain itu, India menghadapi hasil yang kurang dapat diprediksi pada pemilihan umum tahun ini dibandingkan dengan Indonesia, menurut Goldman. Hal ini tentunya akan berdampak pada aliran modal negara dan kinerja mata uang, tambahnya.
Sumber: business-standard.com