Pada hari Senin ini (10/1), terungkap bahwa beberapa petinggi Federal Reserve memiliki pendapat berbeda tentang pertimbangan yang dipakai bank sentral tersebut dalam menentukan kenaikan suku bunga acuan tahun 2017. Ada yang memandang bahwa kebijakan fiskal yang akan ditetapkan Presiden AS terpilih Donald Trump ke depan itu penting bagi kebijakan pengetatan moneter, tetapi ada juga yang menganggap tidak relevan.
Williams: Kebijakan Fiskal Tak Penting Bagi Pertimbangan Kenaikan Suku Bunga
Dalam sebuah wawancara dengan Financian Times (FT), Presiden FED San Francisco, John Williams, menyampaikan optimismenya mengenai laju inflasi, sambil menegaskan bahwa stimulus fiskal tak penting bagi kenaikan suku bunga lebih cepat tahun ini. Katanya, “Jika Anda menanyakan pada saya tiga tahun lalu, empat tahun lalu, ketika pengangguran masih tinggi dan perekonomian masih berusaha keluar dari lubang (resesi), saya akan mengatakan, tentu, kebijakan fiskal akan jadi bantuan besar untuk mencapai Full Employment - stimulus fiskal jangka pendek.”
Namun, Williams melanjutkan, “Tetapi hari ini saya tak berpikir kita membutuhkan stimulus fiskal jangka pendek. Apa yang kita butuhkan sesungguhnya adalah kebijakan dan investasi (yang diterapkan) bagi kesehatan ekonomi jangka panjang… Jika perekonomian karena alasan apapu -kebijakan fiskal atau lainnya- bertumbuh lebih cepat, jika kita mengalami pertumbuhan lapangan kerja lebih besar dan tekanan inflasi meningkat, maka kita akan perlu menaikkan suku bunga lebih cepat. Jika ekonomi di bawah ekspektasi, maka kita akan menaikkan suku bunga lebih lambat.”
Rosengren: Tak Bisa Tahu Akan Naik Berapa Kali Tanpa Tahu Fiskal
Pendapat bahwa kebijakan fiskal tak penting bagi pertimbangan kenaikan suku bunga itu ditepis oleh Presiden FED Boston, Eric Rosengren. Ia menyoroti pentingnya bank sentral untuk menaikkan suku bunga dalam kondisi ekonomi saat ini. Apalagi, pengetatan moneter akan memberikan manfaat. Namun, ia menilai akan sulit untuk menebak berapa jumlah kenaikan suku bunga FED tahun ini tanpa mengetahui kebijakan fiskal apa yang akan diberlakukan ke depan.
Seorang pejabat FED lain memberikan opininya, yaitu Presiden FED Atlanta, Dennis Lockhart. Namun, Lockhart hanya mengatakan bahwa ia mengekspektasikan ekonomi Amerika Serikat untuk mengalami pertumbuhan kokoh di kisaran 2 persen per tahun dalam tahun-tahun mendatang. Ia tak menyinggung perkara suku bunga maupun kebijakan moneter.
Data Nonfarm Payroll pekan lalu dan berbagai pernyataan petinggi Federal Reserve ini cenderung beragam, sehingga Dolar mendapati kesulitan untuk menanjak lebih tinggi. Indeks Dolar justru melorot ke 102.00 hari ini, setelah sempat menghampiri resisten di level tinggi 102.40. Reli Dolar di berbagai mata uang mayor pun macet, dengan pengecualian GBP/USD di mana Pounds terhantam oleh pernyataan PM Inggris tentang Brexit.