Pengaruh Perang Dagang Untuk Anda
Pada hari Jumat, 6 Juli, tepat pukul 12:01, AS meluncurkan tembakan pertamanya sebagai pertanda perang dagang. Bukan rudal, drone, atau marinir, tetapi miliaran dolar tarif yang ditujukan untuk Tiongkok, dengan lebih banyak lagi senjata lainnya yang sudah dipersiapkan. Ini adalah perang dagang. Salah satu perang yang dapat menjadi yang terbesar dalam sejarah dunia. Inilah yang perlu Anda ketahui:
Dasar-Dasar Perang Dagang
Istilah perang dagang digunakan untuk menggambarkan suatu konflik ekonomi, sebagai tanggapan terhadap proteksionisme masing-masing negara, negara-negara tersebut memasang berbagai macam peraturan perdagangan seperti tarif, pembatasan, dan kuota, terhadap negara lainnya. Hal ini dapat berubah menjadi perang perdagangan ketika target dari peraturan perdagangan suatu negara merupakan hambatan bagi negara lain. Pada dasarnya, satu negara akan memberlakukan tarif yang ditargetkan pada ekonomi negara lain untuk melindungi ekonominya sendiri, atau untuk melawan negara lain.
“Perang dagang dapat dimulai jika satu negara menganggap praktik perdagangan negara lain tidak adil atau ketika serikat pekerja domestik menekan politisi untuk membuat barang impor menjadi kurang menarik bagi konsumen. Perang dagang juga merupakan hasil dari kesalahpahaman tentang manfaat luas dari perdagangan bebas. ”
Baca juga : Ketakutan Perang Dagang Membuat Yen Lebih Tinggi
Katakanlah Negara A dan Negara B sama-sama memproduksi mainan ayam. Negara B kemudian mulai mensubsidi pembuatan mainan ayam, yang berarti bahwa pemerintah Negara B membayar sebagian dari biaya produksi, sehingga mengurangi harga bagi konsumen. Kemudian negara A kesal, karena tidak ada orang yang akan membeli mainan ayam mereka jika harga mainan ayam yang dijual oleh Negara B lebih murah. Jadi, Negara A memiliki dua opsi: Mereka dapat bernegosiasi dengan Negara B, atau mereka dapat mengenakan tarif atas impor mainan ayam, yang akan meningkatkan biaya mainan ayam Negara B, dan menghukum Negara B. Jika Negara B ingin mengekspor mainan ayam ke Negara A, mereka harus membayar pajak yang lebih tinggi. Kemudian Negara B dapat membalas dengan tarifnya sendiri. Jika tarif terus terjadi secara bolak-balik, hal itu akan dianggap sebagai perang dagang.
Negara-negara sering masuk ke dalam argumen dan konflik perdagangan. Untuk mengatasinya, mereka datang ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan meminta organisasi tersebut untuk menyelesaikan perselisihan, yang akhirnya akan diputuskan siapa yang benar dan siapa yang salah. Di sana mereka dapat menegosiasikan kesepakatan langsung satu sama lain. Pilihan lain yang dipilih oleh administrasi Trump adalah dengan hanya memaksakan tarif sepihak pada barang lawan dengan harapan bahwa mereka akan mundur dengan sendirinya.
Bagaimana Mekanisme Perang Dagang?
Pada hari Jumat, 6 Juli, Administrasi Trump memberlakukan tarif pada barang-barang tiongkok senilai $ 34 miliar. Target tarif tersebut adalah produk-produk teknologi berupa televisi layar datar, suku cadang pesawat, dan peralatan medis sampai reaktor nuklir, dan juga mesin self-propelled. Sementara sebagian besar warga Amerika tidak akan merasakan konsekuensi dari tarif ini — Anda tidak akan pergi ke toko dan melihat bahwa suku cadang pesawat favorit Anda 15% lebih mahal — sementara perekonomian Tiongkok pasti akan semakin menderita. Tarif AS secara khusus menargetkan barang-barang Tiongkok berteknologi tinggi untuk menentang rencana program “Made in China 2025” yang ditargetkan oleh China akan menjadi pembangkit tenaga listrik canggih.
Beberapa jam sebelum batas waktu tengah malam pada hari Jumat, Presiden Trump memperingatkan bahwa AS akhirnya dapat menargetkan barang China senilai lebih dari $ 500 miliar untuk jumlah keseluruhan impor AS dari China pada tahun 2017.
Sebagai tanggapan terhadap tarif baru ini, Tiongkok memberlakukan tarif mereka sendiri yang bertarget pada produk pertanian Amerika seperti daging babi (yang merupakan pemasukan sebesar $ 39 miliar per tahun bagi PDB AS), kedelai, dan sorgum. Tarif yang diberlakukan oleh Tiongkok memiliki target berupa petani Amerika dan industri pertanian besar di daerah midwest, yang menjadi penyumbang suara terbesar untuk Donald Trump saat pemilihan Presiden pada tahun 2016 silam. Mereka adalah kelompok petani Amerika dengan politik yang kuat yang meyakini Tiongkok mentargetkan tarif untuk membuat dampak langsung yang dramatis bagi mereka. Menjelang datangnya pemilu 2018, jika konstituensi Presiden Trump dan sektor agro-pertanian semakin merasa tertekan oleh adanya tarif ini, maka mereka mungkin akan menurunkan tarifnya terhadap Tiongkok.
Mengapa Tiongkok? Mengapa Sekarang?
Jadi mengapa China dan mengapa sekarang? Alasan pertama adalah kekhawatiran akan praktek ekonomi yang dilakukan oleh Tiongkok. Tarif terbesar yang diberlakukan oleh administrasi Trump berasal dari penyelidikan federal AS tentang kejahatan properti intelektual yang dilakukan oleh Tiongkok. Administrasi Trump memberlakukan tarif untuk menghukum Tiongkok karena memperdagangkan rencana teknologi asing. Sementara kekhawatiran itu belum valid saat pemerintahan Presiden Bush dan Presiden Obama, pemerintahan mereka tidak memberlakukan tarif apapun saat itu.
Baca juga : Ketakutan Perang Dagang Membuat Yen Lebih Tinggi
Alasan kedua adalah tentang defisit perdagangan antara AS dengan China. Menurut data yang dirilis oleh Departemen Perdagangan, kesenjangan antara barang-barang Amerika yang diekspor ke China dan barang-barang Tiongkok yang diimpor ke AS naik menjadi sekitar $ 375,2 miliar tahun lalu dari $ 347 miliar pada tahun sebelumnya. Administrasi Trump telah menjanjikan untuk menghilangkan kesenjangan perdagangan tersebut dan mengungkapkan bahwa ketidakseimbangan penurunan manufaktur Amerika diakibatkan oleh ketergantungan pada barang-barang asing. Dengan tarif terbaru ini, administrasi Trump berharap untuk membalikkan pertumbuhan defisit perdagangan AS dan menghukum China karena praktik perdagangannya.
Apa Artinya Bagi Warga Amerika?
Jadi, Anda sudah dengar bahwa dua negara ekonomi terbesar sedang dalam perang dagang? Apa artinya perang dagang bagi orang yang sedang bekerja dan tinggal di Amerika Serikat?
Pertama, penting untuk memahami bahwa kondisi perdagangan AS-Tiongkok tidak terjadi tanpa perantara. Perang dagang ini terjadi di web ekonomi global di mana pembelian dan penjualan barang-barang dilakukan melewati beberapa negara yang berbeda sebelum mencapai negara tujuan akhir mereka. Ketika AS menempatkan tarif di China, hub manufaktur terbesar di dunia, perang dagang ini akan mempengaruhi negara, produk, dan perusahaan lain yang bergantung pada rantai pasokan global ini.
Penelitian dari Peterson Institute for International Economics menunjukkan bahwa dalam industri komputer dan produk elektronik, misalnya, 87% dari produk yang dipasok oleh perusahaan non-Tiongkok yang beroperasi di Tiongkok akan dipengaruhi oleh tarif, sementara perusahaan Tiongkok hanya akan terpengaruh sebesar 13%. Dalam ekonomi global yang saling berhubungan, hampir tidak mungkin untuk menargetkan satu negara atau satu industri saja tanpa mempengaruhi negara atau industri lain.
Kerugian akan tarif yang diberlakukan oleh Tiongkok terhadap AS saat ini memiliki dampak yang lebih besar bagi perusahaan Amerika, daripada dampak yang dihasilkan oleh tarif AS terhadap perusahaan Tiongkok. Sebuah studi oleh Federal Reserve Bank of San Fransisco pada tahun 2011 menunjukkan bahwa untuk setiap dolar yang dihabiskan untuk barang berlabel “Made in China”, terdapat 55 sen masuk ke layanan yang diproduksi di Amerika Serikat. Hal ini adalah contoh lain tentang bagaimana menaikkan tarif dan memulai perang perdagangan dalam ekonomi global mungkin malah akan merugikan bisnis dan konsumen AS.
Baca juga : Menelisik Pengaruh Perang Dagang Terhadap Indonesia
Konsumen Amerika tidak akan merasakan konsekuensi dari perang dagang Trump dengan China dalam jangka waktu dekat ini. Namun ketika suatu saat nanti perusahaan harus membayar biaya yang lebih tinggi karena adanya tarif baru, mau tidak mau mereka harus mengalihkan beban itu ke konsumen. Untuk hal ini, tentunya diperlukan waktu yang cukup lama. Sehingga sangat mungkin terjadi untuk kita akan melihat beberapa kenaikan harga, meskipun tidak akan terjadi dalam sekejap mata.
Sumber: investopedia.com