Pengaruh Neraca Perdagangan Di Pasar Forex
Pada artikel sebelumnya, telah dibahas mengenai pengertian Neraca Perdagangan. Namun, bagaimana dengan dampak atau pengaruh Neraca Perdagangan terhadap nilai tukar mata uang di pasar forex? Bagi trader forex, data Neraca Perdagangan merupakan salah satu berita penting yang perlu diamati. Anda dapat menyimak bahasannya dalam artikel ini.
Pengaruh Neraca Perdagangan Defisit dan Surplus
Data Neraca Perdagangan menunjukkan selisih antara nilai ekspor dan impor suatu negara dalam perdagangan internasional. Apabila ekspor lebih tinggi dibanding impor, berarti terjadi surplus (Neraca Dagang Positif). Kabar ini akan berdampak baik bagi mata uang negara terkait, sehingga mendorong penguatannya.
Di sisi lain, apabila ekspor lebih rendah dibanding impor, berarti Neraca Perdagangan negatif (terjadi defisit). Ini akan mengakibatkan nilai tukar mata uang negara tersebut melemah dibanding negara-negara partner dagangnya, karena harus membayar lebih banyak uang ke mancanegara, sedangkan pendapatan dari ekspornya sedikit.
Contoh Pengaruh Neraca Perdagangan Di Pasar Forex
Secara umum, pengaruh Neraca Perdagangan di pasar forex cukup rendah, jika hanya diamati secara sepintas dalam jangka pendek. Segera setelah kabar Neraca Perdagangan surplus atau defisit, boleh jadi tak banyak perubahan pada nilai tukar. Namun, ada situasi khusus yang bisa membuat Neraca Perdagangan menjadi fokus di pasar forex. Diantaranya:
- Ketika laporan data defisit diiringi dengan kenaikan ekspor di bawah ekspektasi, atau laju impor melonjak jauh melampaui ekspor. Contohnya dapat dilihat pada grafik berikut ini. Pada 19 Maret 2018, dilaporkan bahwa Neraca Perdagangan Jepang defisit, dengan ekspor lebih rendah dari ekspektasi, dan impor lebih tinggi dibanding ekspor. Akibatnya, meski sebelumnya Yen menguat (USD/JPY menurun), tetapi setelah itu Yen melemah (USD/JPY bergerak naik).
- Dalam jangka panjang, jika defisit menumpuk terlalu tinggi atau surplus mencapai angka sangat besar, maka pengaruh Neraca Perdagangan akan mulai nampak pada nilai tukar suatu negara. Contohnya Indonesia. Tahukah Anda mengapa nilai tukar Rupiah terhitung lemah dibandingkan mata uang lainnya, dan rate selalu menurun terhadap Dolar AS? Salah satu sebabnya adalah karena Neraca Perdagangan Indonesia seringkali defisit. Sekalipun terjadi surplus, tetapi jumlahnya sedikit dan tidak berlangsung lama.