Pasca Natal, Dolar Melemah Akibat Sepinya Pasar Finansial

Berita Forex

-pasca-natal-dolar-melemah-akibat-sepinya-pasar-finansial

Dolar AS sedikit melemah versus mata uang-mata uang mayor pada perdagangan hari Senin (26/12) pasca libur Natal 2016. Para trader pun memproyeksikan aktivitas pasar rendah seiring banyaknya pasar finansial global yang masih tutup, dan akan berlanjut hingga sepekan mendatang sehubungan dengan banyaknya investor yang menghentikan kegiatan untuk sementara waktu.

Volume Trading Menurun
Pasar saham Amerika Dan Eropa, sebagaimana juga pasar saham Indonesia, ditutup pada hari Senin untuk menggantikan libur Natal yang jatuh pada hari Minggu. Karenanya, pasar forex pun mengalami penurunan volume trading secara signifikan.

Di tengah kondisi pasar yang relatif sepi, Dolar menurun hingga 117.05 dan kemudian diperdagangkan nyaris flat. Padahal, pekan lalu USD/JPY sempat mencapai puncak tertinggi dalam lebih dari 10 bulan di level 118.65. Sementara itu, EUR/USD bergeming pada kisaran 1.0450, rebound dari level terendah 13 tahunnya pada 1.0352 yang tercetak minggu lalu. GBP/USD pun kokoh di sekitar 1.2280, sedikit lebih tinggi dari 1.2229 yang tersentuh pada hari Jumat.

Walaupun melandai, tetapi Dolar AS nampaknya masih ditopang oleh ekspektasi akan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang lebih tinggi di bawah pemerintahan presiden Donald Trump tahun depan, serta harapan akan laju kenaikan suku bunga lebih cepat oleh Federal Reserve (FED). Sejak pemilu AS pada awal November, indeks Dolar telah reli hampir enam persen, yang mana itu diperkuat oleh keputusan FED untuk menaikkan suku bunga dan mematok perkiraan tiga kali kenaikan susulan di tahun 2017.

Sudah Tutup Buku, Likuiditas Berkurang
Suku bunga yang lebih tinggi mendorong apresiasi Dolar karena membuatnya makin menarik bagi investor yang mencari selisih imbal hasil lebih tinggi. Apalagi, bank-bank sentral mayor lainnya, khususnya di Eropa dan Jepang, tetapi berkomitmen untuk menjalankan kebijakan moneter longgar yang berlawanan dengan FED.

Dalam sepekan ke depan, volume trading diperkirakan akan tetap rendah. Selain karena libur Natal, banyak trader juga sudah tutup buku menjelang akhir tahun, sehingga likuiditas berkurang dan volatilitas meningkat.

Sejumlah rilisan data ekonomi tetap akan diamati sebagai petunjuk mengenai indikasi kekuatan ekonomi. Diantaranya data keyakinan konsumen, Pending Home Sales, dan Jobless Claims dari negeri Paman Sam; serta data inflasi Jepang. Pasar masih berupaya menduga-duga kelanjutan kebijakan moneter bank-bank sentral utama tahun depan. Namun, imbas berita forex tentang data-data yang biasanya berdampak tinggi itu kemungkinan akan lebih moderat.