Nilai Rasio Pinjaman Terhadap Ekuitas Perusahaan Minyak dan Gas

Operasi minyak dan gas memiliki modal yang padat, namun sebagian besar perusahaan minyak dan gas memiliki jumlah utang yang relatif kecil, setidaknya hanya beberapa persen dari total pembiayaan. Hal ini dapat dilihat dalam rasio utang terhadap ekuitas, atau rasio D/E. Perlu diingat bahwa tidak semua perusahaan minyak memiliki proses operasi yang sama. Posisi perusahaan pada rantai pasokan mempengaruhi rasio D/E-nya.
Rasio Hutang terhadap Ekuitas
Rasio D/E perusahaan dihitung dengan membagi total ekuitas pemilik dengan total kewajibannya. Perusahaan-perusahaan yang diperdagangkan secara publik menyediakan informasi ini dalam laporan keuangan mereka.
Baca juga : Bagaimana Rasio Biaya Reksadana Memengaruhi Laba?
Rasio D/E mencerminkan sejauh mana suatu perusahaan dapat memanfaatkan sumber keuangannya. Dengan kata lain, rasio ini menunjukkan berapa banyak hasil keuangan perusahaan dari utang sebagai lawan dari ekuitas. Secara umum, nilai rasio yang lebih tinggi lebih buruk daripada nilai rasio yang lebih rendah. Meskipun, nilai rasio yang lebih tinggi ini mungkin lebih dapat ditolerir untuk perusahaan berskala besar atau industri tertentu.
Tren di Industri Minyak dan Gas
Banyak perusahaan minyak memiliki rasio D/E yang menurun selama pertengahan tahun 2000an, dibalik meningkatnya harga minyak yang terjadi secara terus menerus. Margin laba yang lebih tinggi memungkinkan perusahaan membayar utangnya dan lebih sedikit bergantung pada utang untuk pembiayaan di masa yang akan datang.
Baca juga : Indikator Ekonomi Yang Perlu Diperhatikan Investor Minyak dan Gas
Pada sekitar tahun 2008-2009, terjadi penurunan harga minyak secara drastis. Ada tiga alasan utama yang mendasarinya:
- fracking memungkinkan perusahaan untuk mencapai cadangan minyak baru dengan cara yang ekonomis
- produksi serpihan minyak dan gas melonjak, khususnya di Amerika Utara
- adanya resesi global yang memberikan tekanan pada harga komoditas.
Margin keuntungan dan arus kas para produsen minyak dan gas pun menurun. Banyak perusahaan yang beralih ke pembiayaan utang sebagai stop-gap, untuk menjaga produksi agar tetap mengalir melalui utang berbunga rendah sampai harga kembali naik.
Akibatnya, kasus ini mendorong nilai rasio D/E di seluruh industri. Sebelum krisis keuangan di tahun 2008, rasio D/E di antara perusahaan minyak dan gas umumnya turun dalam kisaran 0,2 hingga 0,6. Pada tahun 2018, rasio berkisar antara 0,5 dan 0,9 dengan harga minyak mentah berkisar di antara $ 50-70 per barel.
Sumber: investopedia.com