Kebijakan RBA Sesuai Ekspektasi, Aussie Tetap Merosot

Berita Forex

RBA

Kini pergerakan dari Dollar Australia yang  telah melemah aa di sesi perdagangan hari kemarin, walaupun dilaporkannya defisit neraca perdagangan Australia yang menyempit. Di dalam laporannya defisit neraca perdagangan Australia telah menyempit untuk kuartal ketiga, dimana detailnya ada di jumlah  A$11.4 miliar, telah menciut dari perkiraan para ekonom yang di survey Reuters berada di A$13.7 miliar.

Lebih dari itu, Reserve Bank Of Australia yang juga telah memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan berada di tingkat rekor rendah 1,5 %. Secara dengan keputusan tersebut membawa pairing AUDUSD telah turun sebesar 0,23% ke angka 0.7455.

Berada di kebijakan moneter bank sentral Australia untuk bulan Desember ini, yang telah di tegaskan oleh petinggi RBA Philip Low memberikan kepastian kalau tingkat suku bunga masih dipertahankan ada di tigkat tersebut sampai di tahun baru nanti. Selama di tahun 2016 ini, tercatat sebanyak 2 kali keputusan dari RBA untuk memangkas suku bunganya.

Untuk di tahun 2017 yang akan datang, pertemuan RBA yang bakal di gelar kembali berada di bulan Februari, disebabkan untuk bulan Januari RBA memang tidak mengosongkan jadwal rapat kebijakan moneternya.

Inflasi global memberikan petunjuk adanya pembaharuan yang terlihat. Walaupun demikian kini para pelaku pasar tiba-tiba yakin kalau kenaikan suku bunga bisa menjadi agenda yang bakal di lakukan oleh bank sentral tersebut. Kemungkinan besar bakal di laksanakan nanti berada di pertengahan kedua tahun 2017. Lagi pula, di dalam pernyataan kebijakannya berada di hari ini, RBA tidak memberikan keterangan apapun masalah ekspektasi tersebut. Bank sentral malah merilis informasi bahwa inflasi yang akhirnya terdapat kehidupan lagi.

“Kini tingkat inflasi yang masih berada di bawah tingkat target dari beberapa bank sentral meskipun headline inflasi terbaru terdapat adanya peningkatan,” ujar dari Philip Lowe menerangkan.

“Secara global, estimasi inflasi berada di saat ini sudah seimbang daripada keadaan yang ada sebelumnya.”.

Walaupun demikian, RBA kini masih waspada dengan outlook inflasi global mengerti dari pelemahan data upah.

“Pertumbuhan yang masih kurang di dalam pasar tenaga kerja memberikan arti kalau tingkat inflasi yang di harapkan untuk beberapa waktu berada di tingka rendah, sebelum pada akhirnya kembali ke tingkat normal lagi,” ujar dari Philip Lowe menjelaskan.

Terdapat di kuartal ketiga kemarin, perekonomian negara kanguru berkontraksi dengan jumlah yang terbesar selama beberapa tahun. Kemerosotan akan belanja kontruksi dan pemerintah bisa menjadi penyebabnya. Pergerakan dari dollar Australia juga memberikan respon akan penurunan sebesar hampir 0,5 sen. Pairing AUDUSD yang dibeli ada di harga 0.7430, langsung turun hampir 0,5 % dari tingkat sebelumnya 0.7467.

Di bawah ini adalah beberapa data ekonomi yang di laporkan oleh biro statistic Australia berada di hari ini :

PDB Australia yang sudah merosot sebesar 0,5% dari kuartal sebelumnya dimana telah menunjukkan kenaikan sampai 0,6%. Laporan tersebut berada di tingkat terburuk sejak terjadinya krisis financial yang terjadi berada di tahun 2008, serta masih cukup jauh dibawah perkiraan para ekonom yakni penurunan di tingkat 0,1 %. Ekonomi yang sudah tumbuh 1,8% dari periode yang sama tahun lalu, dibandingkan dengan perkiraan sebesar 2,2%.

Dari laporan tersebut sudah mencakup di langsungkannya pemilu Australia yang mendapatkan hasil suara memilih Malcolm Turnbull menjadi Perdana Menteri Australia. Kondisi ekonomi negara Australia secara keseluruhan berada di bawah kepemimpinan Turnbull antara lain, pemangkasan tipis anggaran belanja pemerintah dan ekspor sumber daya alam masih belum bisa mendukung pertumbuhan.

Perlambatan pertumbuhan tahunan 3,1% untuk kuartal kedua dikatakan dramatis, khususnya pada saat dari Kementrian Keuangan Australia mengestimasikan bahwa potensi ekonomi ada di kisaran 2,75 %. Ternyata dari perkiraan RBA juga cocok dengan perkiraan Kementerian Keuangan.