Pounds reli sekitar satu persen versus Dolar AS pada hari Kamis (01/12) dan menyentuh level tinggi tiga bulan dalam pair EUR/GBP. Apresiasi Pounds tersebut terjadi setelah Menteri Urusan Brexit, David Davis, melontarkan komentar yang dinilai sebagai indikasi melunaknya Inggris dalam penyusunan rencana Brexit, hal mana dapat meringankan dampak negatif keluarnya negeri ini dari Uni Eropa.
Bersedia Bayar Demi Akses Pasar
David Davis dilaporkan mengatakan bahwa Inggris bisa membayar Uni Eropa sebagai ganti akses ke pasar Eropa, kelak setelah negaranya keluar dari kesatuan sosial politik tersebut. “Kriteria besarnya di sini adalah bahwa kami mendapatkan akses terbaik untuk barang dan jasa ke pasar Eropa, dan jika (pembayaran) itu dimaksukkan dalam apa yang didiskusikan tentang itu maka tentu kami akan mempertimbangkannya,” demikian isi komentar Davis.
Komentar Davis mengipasi harapan agar Inggris bisa menghindari “Hard Brexit” di mana Inggris akan terpaksa terusir dari akses pasar Eropa demi mendapatkan kendali penuh atas peraturan imigrasinya.
GBP/USD tadi malam sempat menyentuh level tinggi 1.2695, meski sekarang melandai ke kisaran 1.2590. GBP/JPY masih reli dan sekarang berada di sekitar 143.60 setelah menyentuh high 145.20 untuk pertama kalinya sejak bulan Juli. Sementara itu, EUR/GBP tenggelam sejenak ke 0.8369, walau kini menanjak lagi ke 0.8467 setelah muncul indikasi ECB bakal menyusun rencana untuk mengakhiri program pembelian aset berharga.
Dolar Sibuk Konsolidasi
Euro mengalami penguatan cukup besar versus Dolar dan Yen setelah kantor berita Reuters melaporkan bahwa European Central Bank (ECB) akan memperpanjang program pembelian obligasi hingga lebih dari Maret, dan tengah mempertimbangkan memberikan sinyal kapan program tersebut akan berakhir, pada rapat kebijakan berikutnya. Akan tetapi, mata uang 19 negara masih berada di bawha tekanan akibat kerisauan akan kondisi kesehatan perbankan Italia menjelang referendum konstitusi yanggal 4 Desember.
Saat berita ini ditulis, EUR/USD dan EUR/JPY naik sekitar 0.5%, masing-masing ke 1.0660 dan 121.63.
Di sisi lain, Dolar AS akhirnya mengendur setelah beberapa hari terakhir ini melaju kencang. Indeks Dolar yang memantau kekuatannya terhadap enam mata uang mayor (DXY), tergelincir 0.3% ke angka 101.22. Minggu lalu, indeks ini berada di puncak tertinggi dalam 13.5 tahun pada angka 102.05.
Menurut Marc Chandler, pimpinan global strategi mata uang di Brown Brotehrs Harriman, “Dolar AS diperdagangkan terbebani terhadap kebanyakan mata uang mayor, tetapi nada umumnya nampak konsolidatif.”