Pergerakan dari mata uang Dollar AS untuk hari Selasa kemarin terlihat untuk melanjutkan momentumnya melawan beberapa mata uang mayor setelah berada di pecan sebelumnya bank sentral sudah sepakat untuk menaikkan tingkat suku bunga sebesar 25 basis poin dimana menjadi kenaikan kedua dalam kurun selama 10 tahun terakir ini.
Pernyataan yang telah di tuliskan oleh Janet Yellen untuk kemarin siang di waktu setempat yang ditengarai mempunyai nada hawkish menjadi pendukung utama pada penguatan Dollar AS sepanjang hari Selasa kemarin. Yellen yang telah menjadi orang nomor satu berada di dewan petinggi moneter the Fed, menegaskan bahwa pandangannya kepada kondisi pasar pekerjaan yang ada di AS saat ini bisa terus membaik hingga bertengger ada di performa terbaiknya dalam kurun waktu selama 9 tahun atau sejak diawalinya krisis ekonomi global terjadi pada tahun 2008 silam.
Akan tetapi di dalam pernyataannya tersebut, Janet Yellen telah membahas akan rencana kebijakan moneter dari The Fed ke depan. Langkah tersebut telah di yakini dari beberapa analis bisa menjadi peredam akan volatilitas pasar, mengerti kalau kemungkinan besar berada di tahun depan the Fed yang bakal memutuskan untuk menaikkan tingkat suku bunga itu kembali. Bisa lebih banyak lagi, disebutkan bakal menaikkan tiga kali lagi.
Bank Sentral Jepang tidak merubah kebijakannya. Berada di hari Selasa kemarin bank sentral Jepang yang terlihat tegas tidak merubah kebijakannya. Dengan itu memaksakan Yen harus terpukul, dan Greenback menjadi dominan melawan mata uang Jepang tersebut. Hal ini terjadi setelah bank sentral Jepang masih melanjutkan program pelonggaran moneternya. Hal tersebut menjadi factor yang paling utama untuk membawa Yen harus melemah dimana semakin mendekati tingkat tertingginya pada Februari 2016 lalu.
BOJ memutuskan untuk tidak merubah suku bunga mereka berada di hari Selasa pagi, setelah melaksanakan rapat kebijakan moneter regular. Rapat BOJ berada di bulan Desember ini memang sangat dinantikan, karena pasar memasang beberapa jumlah ekspektasi terhadap ekonomi dan kondisi pasar di Jepang setelah di pilihnya presiden AS seperti Donald Trump.
BOJ yang juga telah memperbaharui penilaiannya kepada ekonomi mereka dengan menyebutkan kalau tren pemulihan ekonomi Jepang bakal terjadi secara moderat dan kini bisa berlanjut lagi. Adapun sector ekspor Jepang di nilai bisa meningkat. Suku bunga untuk target jangka pendek dan panjang di pertahankan, dimana sudah di ekspektasikan oleh beberapa ekonom yang mengukuti Survei Bloomberg.
Mayoritas para analis memang sudah memprediksi sikap dari BOJ untuk tidak merubah tingkat suku bunga mereka dalam beberapa bulan ke depan, walaupun kemenangan dari Donald Trump sudah sempat membuat Yen juga menguat dan mengancam pencapaian target inflasi Negara sakura.
Kini focus telah beralih kepada upaya dari BOJ untuk pertahankan lonjakan yield di tengah sell off obligasi global. BOJ yang juga menukarkan framework kebijakan berada di bulan September lalu menjadi yield curve control untuk melancarkan stimulus mereka yang kian mendekati batas.