Harga Minyak Mentah Ambruk Akibat Seruan Trump ke OPEC
Minyak mentah ambruk akibat seruan Trump ke OPEC. Minyak mentah merosot lebih dari 3 persen ke level terendah sejak 5 April. Hal tersebut terjadi di tengah kritik dari Presiden AS Trump atas OPEC dan pasokan minyak global. Tikaman terakhir Trump pada kelompok negara penghasil minyak terbesar bukanlah upaya pertamanya untuk menekan kartel minyak bumi. Hal tersebut diakukan untuk meningkatkan produksi minyak mentah. Bahkan, tweet Trump sebulan yang lalu, membuat penurunan harga minyak. Trump berkata “sangat penting bagi OPEC untuk meningkatkan the flow of oil.”
Harga Minyak Mentah -Poin Penting:
- Minyak mentah menurun ke intraday low di $62,27/bbl. Menanggapi berita Presiden Trump memberikan tekanan pada OPEC untuk meningkatkan pasokan minyak dengan harapan mendorong penurunan harga.
- Laporan Q1 PDB AS juga berkontribusi pada harga minyak mentah hari ini. Berdasarkan rincian dasar dari rilis data menggambarkan keragaman pertumbuhan ekonomi. Meskipun headline number mengalahkan ekspektasi full percentage point.
Baca juga: Harga Minyak Mentah Terancam Supply Cuts OPEC
Grafik Harga Minyak Mentah: Time Frame - 5 Menit (Intraday 26 April 2019)
Sebelum penurunan hari ini, pasar membuktikan lonjakan 55% harga minyak sejak awal tahun. Pergeseran lebih tinggi didorong oleh janji OPEC untuk memotong produksi minyak dan memulihkan ketidakseimbangan pasokan dan permintaan. Hal tersebut sebagai respons terhadap perlambatan pertumbuhan global.
Kerusuhan di Libya dan Venezuela serta berakhirnya pembebasan sanksi Iran telah memperburuk kenaikan harga minyak. Kekhawatiran terbaru saat ini yaitu kenaikan tajam harga minyak selama 4 bulan terakhir. Hal tersebut dapat menyeret economic growth lower. Ini bisa menjadi hasil dari harga kenaikan harga minyak yang diterjemahkan ke dalam kenaikan input costs perusahaan dan konsumen.
Baca juga: Harga minyak naik karena pengurangan pasokan OPEC
Drama pergerakan minyak
Drama pergerakan minyak hari ini agak mengejutkan, mengalahkan PDB Q1 AS yang masif. Ekonomi AS tumbuh 3,2% pada kuartal pertama yang melampaui Bloomberg’s median consensus sebesar 2,2%. Pada awalnya, masyarakat mungkin mengharapkan berita pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi untuk mendorong kasus rebound PDB global. Sehingga mengarah ke kenaikan serupa dalam permintaan minyak dan harga minyak.
Meskipun, ketika ‘looking under the hood’ laporan PDB AS, detailnya tampak lebih suram daripada pelaporan angka utama sebesar 3,2%. Angka PDB AS yang lebih baik dari perkiraan. Sebagian besar didorong oleh persediaan yang besar dan kuat, pengurangan impor, disamping pengeluaran negara bagian dan pemerintah daerah yang lebih tinggi.
Hal tersebut juga ditunjukkan oleh kurangnya kepastian di equity markets dan skeptisisme di bond markets dengan S&P500 yang naik hanya 0,3%. Setelah dibuka di the red dan the US10YR Treasury yield turun menjadi 2,5%. Jika pasar tetap tidak yakin bahwa economic fundamentals naik - yang tampaknya hanya terjadi di Amerika Serikat. Sementara bagian dunia lainnya terus berjuang - membangkitkan kembali global growth slowdown fears yang dapat menyeret harga minyak menjadi lebih rendah. Selain itu, risiko downside dari tweet Trump lain di OPEC tetap menjadi kemungkinan.