Greenback Pulihkan Diri Di Tengah Sepinya Pasar

Berita Forex

Pasca dikejutkan lonjakan tiba-tiba Euro di penghujung tahun 2016, Dolar AS kembali pulih dari level terendah 2 minggu. Pantauan berita forex mencatat penguatan indeks yang mengukur kekuatan USD terhadap sekumpulan mata uang mayor, walaupun pasar masih bergerak lamban karena libur tahun baru. Ekspektasi market terhadap hawkish Fed yang berencana meningkatkan suku bunga beberapa kali di tahun ini, serta kebijakan Donald Trump yang diyakini bisa memacu pertumbuhan dan inflasi, dinilai menjadi penyebab bangkitnya Dolar AS.

greenback pulihkan diri

Pulih Dari Tekanan ‘Aneh’ Euro
Greenback mengawali pekan ini (2/1) dengan menanjak ke level 102.43, dekat poin 103.65, yang merupakan raihan tertinggi 14 tahun dan tercapai pada 30 Desember silam. Peningkatan itu rupanya dibarengi dengan kemunduran Euro ke 1.0513. Sebagaimana diberitakan dalam berita forex di akhir tahun, EUR/USD sempat ditopang oleh “flash surge” yang mengantarkan pair tersebut ke level 1.07-an. Akibatnya, indeks USD sedikit tertekan dan melorot ke level terendah 2 minggu di akhir tahun 2016.

Fenomena mengejutkan dari performa Euro tak pelak memancing rasa penasaran para analis, yang membandingkan hal itu dengan “flash crash” Poundsterling di bulan Oktober. Dalam berita forex terkait, ahli strategi dari Frankfurt, Esther Reichelt menyatakan bahwa “Di hari-hari terakhir tahun 2016, Dolar AS tiba-tiba mengendur. Akan tetapi, koreksi mungkin terjadi di Eropa pagi ini. Saya tidak melihat adanya pemicu fundamental apapun untuk pergerakan-pergerakan itu.”

Terlepas dari ‘keanehan’ yang menunjang posisi Euro akhir pekan lalu, investor masih banyak menaruh kepercayaan terhadap Greenback. Hal ini terlihat dari laporan berita forex terkini, yang menampilkan aksi spekulator dalam mengambil langkah bullish.

Optimis Hadapi NFP
Minggu ini, rilis NFP akan menjadi faktor fundamental yang paling dinantikan di berita forex tentang Greenback. “Angka NFP pekan ini mungkin akan menkonfirmasi asumsi… (yang menyatakan) bahwa apabila FOMC berencana menaikkan suku bunga paling tidak 2 kali dalam tahun ini, maka salah satunya akan terjadi sebelum pertengahan tahun,” catat Kepala Peneliti FXPrimus, Marshall Gittler.

Selain menantikan NFP, hampir tak ada penggerak signifikan dari berita forex, yang mengiringi pergerakan Dolar AS dan pasar mata uang secara keseluruhan. Serangan di Istanbul yang menewaskan 39 orang tak banyak menciptakan pengaruh. Sebagai contoh, mata uang safe haven, Yen Jepang, malah melemah terhadap USD. Sementara itu, Lira Turki hanya turun 0.3%.

Terkait respon dari berita forex tersebut, Reichelt dari Commerzbank berkomentar bahwa “Sayangnya, market sudah makin terbiasa dengan kejadian-kejadian seperti itu - reaksinya sangatlah sedikit. Misalnya, ketika terjadi serangan serupa di Berlin, Euro hanya bergerak beberapa pips.”