Setelah tertekan dalam beberapa hari terakhir, Dolar AS akhirnya kembali bangkit untuk menghadapi hasil pertemuan FOMC. Di sisi lain, Poundsterling yang sempat unjuk kekuatan di sesi trading kemarin, hari ini (14/3) harus rela terdepak dari level tinggi karena kekhawatiran Brexit. Seperti apakah berita forex selengkapnya?
Kenaikan Suku Bunga Hampir Pasti, Pasar Tunggu Rencana Lanjutan Fed
Indeks Dolar AS tercatat menorehkan kenaikan sebesar 0.24% ke level 101.5, seiring dengan tingginya ekspektasi pasar akan proyeksi kenaikan suku bunga AS. Menurut berita forex Investing, hal itu tercermin pada tingkat probabilitas yang mencapai poin 93% di Monitor Tool Fed Rate. Dengan semakin pastinya kemungkinan tersebut, investor kini mulai fokus pada sinyal The Fed mengenai rencana 3 kali kenaikan di tahun ini.
Dilihat dari landasan ekonominya, AS dinilai siap untuk menghadapi kenaikan suku bunga kali ini. Namun demikian, hal yang sama belum tentu berlaku untuk rencana pengetatan selanjutnya. Data dari berita forex terbaru tentang sektor tenaga kerja AS menunjukkan adanya perbaikan yang meyakinkan, meski terdapat sedikit kekecewaan dari laporan upah.
Terlepas dari proyeksi tahunan The Fed, investor saat ini masih berpihak pada USD. Penguatan mata uang tersebut juga tercermin pada penurunan EUR/USD, yang menurut berita forex terkait melemah sebanyak 0.23% ke level 1.0628. Sementara itu, USD/JPY tak banyak bergeming dan masih bertahan sedikit di bawah poin tertinggi 7 minggu, tepatnya di level 115.49.
Theresa May Dapat Lampu Hijau, Investor Sterling Banting Setir
Kemenangan terbesar Dolar AS malam ini tidak ditandai oleh pergerakan indeks USD ataupun penyusutan EUR/USD. Ya, Greenback terpantau menguat tajam dan mengalahkan Poundsterling, hingga mendorongnya turun sebesar 0.62% ke level 1.2141. Hal ini tentu sangat berlawanan dengan kepercayaan investor GBP, yang dalam berita forex kemarin dilaporkan begitu bersemangat mendukung Cable.
Bukan hanya ekspektasi FOMC, pair GBP/USD juga mendapat tekanan dari polemik Inggris. Dalam berita forex hari ini, parlemen dilaporkan menyetujui proposal Theresa May untuk segera memicu pelaksanaan Article 50. Pasar pun merasa cemas jika proses Brexit benar-benar akan dimulai tak lama lagi. Menurut rencana awal, tahap pemisahan Inggris dari Uni Eropa memang ditargetkan bermula pada bulan Maret 2017 ini.
Seolah tak cukup dibebani risiko Brexit, pergerakan Sterling juga terimbas berita forex tentang niat Skotlandia untuk mengadakan referendum kemerdekaan lagi. Ditengarai sebagai salah satu efek domino Brexit yang paling dekat, perkara ini bisa menimbulkan ketidakstabilan politik dan semakin melemahkan posisi Sterling.