Dollar Sukses Selama 6 Bulan, Euro Jatuh Dibawah $1,18

Dollar terus naik hampir selama 6 bulan pada pergulatan valuta asing pada hari Rabu, dibantu dengan keuntungan  yang didapatkan oleh Yield Treasury AS jangka panjang , mengirimkan Euro Jatuh Dibawah $1,18.

Indeks Dollar AS, yang diukur menggunakan kekuatan greenback pada pergulatan valuta asing melawan 6 mata uang utama, telah naik sekitar 0,24 % menjadi 93,36 pada pukul 06.16 AM waktu setempat, kenaikan tertinggi sejak pertengahan desember.

Permintaan terhadap Dollar terus mendapat dukungan  setelah terjadi lonjakan Obligasi Yield Pemerintah AS  memberikan angin segar bagi unjuk rasa yang telah kehilangkan momentum minggu lalu.

Dollar melonjak tinggi pada hari selasa setelah penjualan retail AS melaporkan adanya indikasi bahwa pengeluaran konsumen akan mengarah menuju rebound setelah adanya sedikit tambalan pada kuartal pertama, menggarisbawahi perkiraan akan terus berlanjutnya pertumbuhan ekonomi.

Dollar juga telah didorong oleh lonjakan indeks Yield Treasury AS setelah pelaporan, sebagaimana trader terus menetapkan harga lebih cepat pada fase kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve tahun ini.

Yield dalam pencatatan 10 tahunan treasury AS telah naik setinggi 3,095 %, level tertinggi sejak Agustus 2011. Yield obligasi bergerak berlawanan dengan harga. Namun kemudian bergerak turun dari level itu dan berakhir di angka 3,061 %.

Baca juga : Apa Itu US Dollar Index?

Yield telah bergerak naik sejak Fed mengatakan pada pertemuan mereka pada bulan mei bahwa inflasi bergerak mendekati target sekitar 2%. Fed menaikan suku bunga mereka pada bulan Maret dan merencakan dua kenaikan lagi tahun ini, meskipun banyak investor yang melihat kemungkinan 3 kenaikan lagi.

Euro jatuh dibawah level 1,18 terhadap Dollar, dengan nilai EUR/USD dibawah 1,1795, level ini tidak terlihat sejak 19 Desember. Euro tetap bersikap defensif ditengah laporan akan kemungkinan pemerintah Italia untuk meminta Bank Sentral Eropa untuk melepaskan € 250 miliar ($ 296 miliar) dari utang Italia.

Dollar tergelincir dibawah yen, dengan USD/JPY kehilangan sebesar 0,18 % untuk dijual pada 110,11 setelah sebelumnya mencapai 110,45 pada hari selasa, tertinggi sejak 2 Februari. Yen menunjukan sedikit reaksi terhadap berita yang melaporkan pelemahan ekonomi Jepang yang lebih besar dari perkiraan 0,6 % pada kuartal pertama, ditengah turunnya investasi dan konsumsi serta lemahnya pertumbuhan ekspor.

Adapaun Pound jatuh ketitik rendah harian, dengan GBP/USD turum sekitar 0,19% menjadi 1,3479, yang mendekati nilai Tuesday’s five month di angka 1,3450. Dollar Australia terdorong naik, dengan AUD/USD naik sekitar 0,28 % menjadi 0,7493 setalah sehari sebelumnya berakhir dengan penurunan sebesar 0,77 %. Dollar New Zealand juga mengalami kenaikan dengan nilai NZD/USD naik sekitar 0,44 % menjadi 0,6892 setelah mengalami 5 bulan terendah di angka 0,6849 semalam.

Recent Post