Euro Dan Yen Ungguli Dolar, Abaikan Hasil Referendum Italia

Berita Forex

euro-dan-yen-ungguli-dolar-abaikan-hasil-referendum-italia

Euro dan Yen terpantau ungguli Dolar pada hari Senin (5/12), meskipun hasil referendum reformasi konstitusi Italia mengakibatkan Perdana Menteri Matteo Renzi mengundurkan diri. Kini pair EUR/USD telah menjulang hingga 1.0777, tertinggi sejak 16 November. Sementara itu, USD/JPY diperdagangkan di kisaran 113.52, lebih rendah dibanding puncak sebelumnya di atas 114.

Euro Sangat Overextended
Di awal perdagangan pekan ini, Euro hanya sempat melemah tipis versus Dolar AS setelah hasil referendum Italia memenangkan pilihan menolak reformasi konstitusi dengan suara mencapai 59.1%. Event yang sebelumnya diperkirakan bakal menimbulkan gejolak di pasar ternyata berakhir tak signifikan, karena pelaku pasar menganggap hal itu sudah kurang lebih sesuai perkiraan mereka, sedangkan Euro sendiri sudah kelewat oversold.

Marck McCormick dari TD Securities di Toronto mengatakan pada Reuters, “Tak ada implikasi politik luas bagi Euro, dan Euro juga sangat overextended.”

Pengunduran diri PM Matteo Renzi setelah kegagalannya mengusung reformasi konstitusi ini dapat memicu Pemilu dini tahun depan dan membuka kemungkinan partai Five Star Movement yang anti-Euro untuk meluaskan pengaruh, tetapi hal itu juga bisa tertunda hingga 2018. Karenanya, Euro yang sempat tergelincir 1.4% di sesi Asia Senin hingga menyentuh 1.0719 pun pulih kembali.

PMI Jasa Gagal Dorong Dolar Pasca Buruknya NFP
Bukan hanya terhadap Euro, Dolar AS juga melemah terhadap beberapa mata uang lainnya. Indeks Dolar (DXY), yang mengukur kekuatannya terhadap enam mata uang mayor, selip 0.31 persen ke 100.47. Itu adalah angka indeks terendah sejak 17 November dan jauh di bawah rekor tinggi 14.5 tahunnya di level 102.05 yang sempat tersentuh pada 24 November.

Pekan lalu, laporan Non Farm Payroll yang hanya menunjukkan pertambahan jobs secara moderat gagal menopang Dolar yang telah reli sejak kejutan kemenangan Donald Trump dalam Pemilu Presiden. “Detail pada angka Nonfarm Payrolls tidak begitu bagus… Dolar telah melampaui kisah (kenaikan) suku bunga, dan posisi-posisi di pasar bergerak agak cepat, jadi ada beberapa ruang bagi (Dolar) untuk pullback dalam beberapa pekan ke depan,” demikian lanjut McCormick.

Sementara itu, indeks PMI Jasa AS yang prima pun tak bisa menggairahkan minat investor. Institute of Supply Management mengatakan hari ini bahwa indeks aktivitas non-manufaktur-nya di bulan November naik dari 54.8 ke 57.2, mensinyalkan ekspansi besar dalam perekonomian. Berita forex ini bisa ditanggapi sebagai tanda bahwa perekonomian AS di sektor jasa, termasuk restoran, akuntan, salesmen, dan pemasaran real estate; telah melaju secara progresif setelah bergerak lemah di paruh pertama 2016. Lagi-lagi, indikator ekonomi mendukung bagi argumen kenaikan suku bunga Federal Reserve, tetapi rapat kebijakan bank sentral berikutnya baru akan digelar beberapa waktu mendatang.