Draghi ECB: Pertahankan Kebijakan Karena Dampak Brexit Susah Diukur

Berita Forex

draghi-ecb-pertahankan-kebijakan-karena-dampak-brexit-susah-diukur

Dalam sebuah pidato tentang prospek dan outlook ekonomi kawasan di depan Parlemen Eropa hari Senin (29/11), Presiden European Central Bank (ECB) Mario Draghi mengungkapkan bahwa ekonomi Zona Euro masih tetap tangguh tahun ini dan pemulihan masih terus berlanjut secara bertahap. Ia tak menyampaikan petunjuk mengenai arah kebijakan moneter ECB ke depan, tetapi sejumlah gambaran dimunculkan mengenai kondisi ekonomi Zona Euro, termasuk tentang Utang Yunani.

Sulit Menilai Dampak Final Brexit
“Ekonomi Zona Euro tetap tangguh tahun ini, sementara ekonomi global melanjutkan pemulihannya, terlepas dari ketidakpastian politik dan ekonomi yang signifikan,” papar Draghi. Menurutnya, kebijakan ECB adalah komposisi utama dalam pemulihan yang sedang berlangsung. Eropa dinilainya membutuhkan fondasi ekonomi yang kuat, lengkap dengan dukungan bagi integrasi Eropa yang lebih kokoh.

Draghi menekankan pentingnya kebijakan fiskal dan struktural untuk memompa Gross Domestic Product (GDP), sembari menegaskan kembali bahwa ekonomi bertumbuh secara moderat. Trend laju pertumbuhan ekonomi bertahap diperkirakan akan berlanjut, sementara Zona Euro menanggulangi dampak keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).

Menurut orang nomor satu di ECB itu, masih sulit untuk menilai dampak final dari Brexit. Karenanya, ECB akan tetap mempertahankan kebijakan akomodatif, selain mengevaluasi opsi-opsi lainnya bulan depan.

Masih Ada Kecemasan Soal Utang Yunani
Terkait dengan isu utang Yunani yang sempat memicu gejolak pasar beberapa bulan lalu, Mario Draghi menyatakan sudah ada kemajuan bagus dalam hal tatanan fiskal dan sektor perbankan. Kerangka risiko untuk kolateral perlu dievaluasi ulang dan program pembiayaan sekuritas agak kurang memadai, tetapi secara umum semuanya dalam kondisi baik. Ke depan, ia meyakini solusi untuk masalah-masalah tersebut akan segera ditemukan.

Pandangan Draghi mengenai membiarkan kebijakan moneter berlanjut sebagaimana adanya hingga dampak Brexit terevaluasi tersebut boleh jadi senada dengan haluan bank sentral Inggris (Bank of England/BoE). Reuters melaporkan bahwa anggota rapat kebijakan BoE, Gertjan Vlieghe, mengatakan mempertahankan suku bunga tetap adalah langkah terbaik untuk mengejar target inflasi sembari menghindari volatilitas ekonomi.

Suku bunga rendah, menurut Vlieghe, adalah respon pada masalah-masalah ekonomi global, bukan penyebab munculnya masalah. Juga, adalah keliru untuk berpikir kalau kejutan baik maupun buruk dalam ekonomi Inggris lantas perlu otomatis langsung direspon dengan perubahan kebijakan. Walaupun memang, kabar ekonomi Inggris yang lebih positif bisa disertai dengan nilai tukar yang lebih kuat.