Dollar AS Tidak Ada Dip, Euro Tetap Tertekan Setelah Pidato Draghi

Berita Forex

Dollar AS Tidak Ada Dip, Euro Tetap Tertekan Setelah Pidato Draghi

Pemulihan yang telah terjadi berada di kawasan Euro kini sangat bergantung kepada stimulus berasal dari bank sentral Eropa atau ECB, hal ini baru saja di tegaskan oleh presiden ECB Mario Draghi berada di dalam pidatonya untuk hari Jumat ini (18/11/16). Dari pernyataan tersebut menjadi indikasi bahwa bank sentral Eropa yang kemungkinan bisa memperpanjang kebijakan pelonggarannya untuk bulan depan ini.

“Untuk saat ini memang kami masih belum bisa melepaskan perlindungan kami,” terang dari Mario Draghi yang telah menyebutkan kepada konferensi perbankan untuk hari tadi.

“ECB nantinya bakal melanjutkan tindakan yang sudah di laksanakan sebelumnya, dengan suatu jaminan, bisa menggunakan adanya instrument yang ada sampai tingkat inflasi bisa naik secara moderat,” tambahnya.

Dari beberapa dewan kebijakan ECB yang sudah bersiap di dalam menggelar rapat regular berada ditanggal 8 Desember, dimana mereka sudah di ekspektasikan bakal memangkas program pembelian obligasi bulanan dengan besaran sampai dengan 80 miliar Euro dengan menggunakan program pelonggaran kuantitatif. Program kuantitativ tersebut yang bakal di langsungkan berakhir sampai di bulan Maret tahun depan.

Dengan menggunakan pembelian obligasi, bank sentral Eropa di harapkan bisa merendahkan adanya tingkat suku bunga ada di beberapa bank-bank negara anggota kawasan Euro demi memicu pertumbuhan, inflasi dan permintaan kredit. Akan tetapi upaya dari bank sentral Eropa tersebut masih mendapatkan kendala dari inflasi yang masih belum sentuh tingkat target sebesar 2%. Seperti di bulan lalu, inflasi zona Euro yang hanya berada di 0,5%.

“Untuk saat ini kami masih belum mengerti adanya penguatan yang konsisten di dalam dinamika inflasi yang terdapat pada saat ini,” terang Draghi memberikan keterangan sekaligus janji akan sediakan kebijakan moneter yang substansial dan sesuai.

Menyusul testimony dari Draghi, ternyata pada pairing Euro melawan Dollar AS tidak mendapatkan perubahan besar. Adapun pair tersebut yang di perdagangkan masih ada di tingkat terendahnya 1.0602, atau turun 0,2% berada di hari ini. Dalam sepekan, EURUSD sudah mendapatkan penurunan sebesar 2,3%.

Penguatan dari momentum dollar AS yang tidak bisa tertahankan semenjak pidato terakhir Janet Yellen yang memberikan keterangan akan kejelasan suku bunga bank sentral AS untuk waktu dekat ini. Janet Yellen yang memang tidak gamblang di dalam sebutkan bagaimana nanti pada tanggal 13-14 Desember menjadi rapat untuk putuskan kenaikan suku bunga, namun dirinya berikan kata kunci relative cepat di dalam keterangannya.

Setelah itu pergerakan dari Dollar AS pun pulih dari loss yang di dapatkan atau koreksi sebelumnya. Sedangkan dari Euro yang telah merosot sampai dengan 0,2% di perdagangkan ada di posisi  1.0602.

Yang lebih mengejutkan bahwa tidak ada dip di dalam penguatan dollar tersebut. Setiap orang sudah pasti ingin membeli dollar pada saat terjadinya dip,  akan tetapi orang-orang tidak mendapatkan dip sekarang ini. Penguatan pada dollar disebabkan karena Trump, dan masih berlanjut jika memang tidak ada komentar yang bernada waspada dari pihak pemerintah Amerika Serikat. Maka dari itu Dollar masih terus bermomentum bullish,