Kini para trader yang telah mengaku sangat susah untuk mendapatkan minat yang baik di dalam pasar forex saat ini, Jumat (22/16). Ini disebabkan beberapa trader yang terlihat mulai panas untuk bergerak menjelang hari libur panjang Natal dan Tahun baru. Padahal seperti yang sudah di jelaskan di dalam laman media Reuters, mood bullish berada di Greenback atau Dollar AS masih berlangsung setelah mendapatkan dukungan dari spread yield obligasi.
Terpantau dollar AS kini bergerak sangatlah tipis berada di kisaran 117.47 melawan Yen Jepang setelah sebelumnya mencapai di tingkat 118.66 di pekan lalu. Dimana itu juga menjadi tingkat tertinggi semenjak awal Februari. Sedangkan dari Euro yang mendapatkan kesempatan untuk menguat dengan bergerak ada di kisaran 1.0440 melawan Dollar AS, setelah sebelumnya sedikit rebound dari tingkat terendahnya 14 tahun ada di tingkat 1.0350 yang sudah di catatkan pada hari Selasa lalu.
Adapun indeks dollar yang kini masih bergerak meninggi ada di tingkat 103.05 walaupun jarak yang masih jauh dari tingkat puncaknya 103.65.
Data yang baru saja di laporkan berada di hari Kamis malam memberikan petunjuk kalau ekonomi di AS telah tumbuh lebih pesat dan cepat dibandingkan dengan estimasi sebelumnya. Akan tetapi belanja individu dan pemasukan individu telah mengarah ada ke penurunan di kuartal ke empat ini.
“Pergerakan dari spread yield yang seharusnya bisa lebih menarik capital masuk berada di Dollar AS,” terang dari Kepala Forex Global NAB, Ray Attrill.
Adanya perbedaan kebijakan moneter yang bakal di laporkan berada ditahun 2017, dengan bank sentral AS yang mengetatkan kebijakan moneternya. Sedangkan dari bank sentral yang lainnya seperti BOE, ECB, dan BOJ justru bakal memperluas pelonggaran moneter mereka. Adapun resiko yang lebih condong kepada bank sentral AS yang bakal menaikkan suku bunga ke depannya. Seperti ungkapan mereka yang bakal menaikkan suku bunga tiga kali berada di tahun depan nanti.
Memang dari BOJ dan ECB dengan aktif telah berusaha agar bisa tetap menjaga yield jangka pendek mereka untuk bisa berkubang di dalam teritori negative dan bisa membesarkan gapnya lebih jauh lagi. Akan tetapi dari Attrill yang juga melihat alasan kenapa dari Greenback kemungkinan tidak akan naik sejauh bull yang sudah di perkirakan.
Anggapannya, kenaikan pada dollar AS sudah sepenuhnya menjadi refleksi pelebaran spread semenjak dari Donald Trump berhasil terpilih menjadi presiden AS. Selebihnya, kenaikan yield obligasi AS yang tajam akan bisa memberikan beban saham dan ekonomi AS. Maka dari itu the Fed yang harus bisa membuat resistensi akan kondisi yang semacam ini.
Ada di awal sesi perdagangan pasar Amerika Serikat, ada beberapa data fundamental di rilis beragam. Seperti final GDP AS telah tumbuh menyakinkan dan juga laporan Jobless Claim mingguan melonjak di angka tertingginya dalam 5 bulan. Ekonomi yang telah tumbuha selama kuartal tiga ini menjadi katalis utama untuk penguatan Greenback yang sudah terlihat pada Kamis malam kemarin.