Dolar AS terpantau melemah pada perdagangan hari Kamis hingga Jumat pagi ini (30/12) akibat aksi profit-taking oleh trader yang memanfaatkan sepinya pasar di masa liburan. Di sisi lain, turunnya yield obligasi AS dan data Home Sales turut melemahkan daya tarik mata uang nomor satu dunia.
Reli Yield US Treasury Terhenti
USD/JPY menyentuh level rendah 15 hari pada hari Kamis di angka 116.23, dan kini masih diperdagangkan di kisaran 116.64. Sementara itu, EUR/USD naik nyaris satu persen hingga 1.0489 saat berita ini ditulis, meski masih dalam kondisi trend umum yang bearish. Dolar AS cenderung flat versus Pounds, tetapi melorot juga pada pair USD/CHF hingga kini telah menginjak 1.0234, kisaran level terendah dalam sepekan.
Dolar telah reli selama beberapa waktu terakhir setelah pemilu presiden AS tanggal 8 November dan rapat Federal Reserve pada pertengahan Desember ini. Penguatan tersebut sebagian dikarenakan melejitnya yield obligasi pemerintah AS (USD Treasury) ke level tinggi multi-tahun akibat proyeksi kenaikan suku bunga Federal Reserve tahun depan yang lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Selain itu, berkembang pula harapan bahwa kebijakan presiden terpilih Donald Trump kelak dapat menggenjot laju inflasi.
Akan tetapi, reli yield US Treasury telah terhenti dan bahkan menyentuh level rendah dua pekan pada hari Kamis. Hal ini secara efektif menghentikan reli Dolar di pair mayor. Namun demikian, pelaku pasar yang diwawancarai Reuters memberikan pendapat berbeda-beda.
“Ini profit-taking,” ujar Douglas Borthwick, Managing Director di Chapdelaine Foreign Exchange di New York,”Kekuatan Dolar yang kita lihat sejak permulaan November nampaknya berada di lingkungan terlalu tinggi,” lanjutnya, sembari menambahkan bahwa trading tetap sepi selama masa liburan ini.
Pending Home Sales Sinyalkan Pembalikan
Data ekonomi yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan bahwa Pending Home Sales pada bulan November turun ke level terendah 10 bulan. Menurut Ipek Ozkardeskaya, analis pasar senior di London Capital Group, data perumahan tersebut berkontribusi pada kelemahan Dolar. Menurutnya, “Kejatuhan Dolar terutama karena pembaruan keraguan tentang pemulihan ekonomi AS setelah Pending Home Sales jatuh di November. Inilah di mana pembalikan risk-off dimulai.”
Indeks Dolar (DXY), yang mengukur kekuatan greenback versus enam mata uang mayor lainnya, terakhir melorot sekitar 0.5% ke 102.630 pada hari Jumat ini, setelah sempat mencapai 103.630 di hari Rabu dan menjangkau level tinggi 14 tahun di 103.650 pada 20 Desember. Secara keseluruhan, Indeks Dolar telah naik lebih dari 4 persen sepanjang tahun 2016 ini.