Dolar AS Makin Mentereng, Goldman Sachs: “Jangan Terlalu Antusias Dulu”

Berita Forex

Berita forex dalam beberapa pekan ini didominasi oleh penguatan USD yang merata di berbagai pair forex mayor. Di hari Jum’at (18/11) kemarin, Greenback berhasil mendaki ke level tertinggi 1 tahun di tengah optimisme terhadap pertumbuhan inflasi dan kenaikan suku bunga Desember. Akan tetapi, analis Goldman Sachs justru menyampaikan pesan peringatan agar pasar “jangan terlalu antusias dulu”. Apa alasan dibalik statement tersebut?

dolar as makin mentereng

Tak Ada Perbaikan Cepat, Kebijakan Trump Bisa Saling Bertentangan
Sebagaimana tercermin dalam berbagai liputan berita forex belakangan ini, kemenangan Trump dalam Pemilu Presiden AS telah memicu kepercayaan pasar yang secara luar biasa berhasil mendukung kenaikan USD. Meski sempat mencemaskan pasar finansial global, hasil pemilihan Presiden pada akhirnya mampu menggenjot optimisme terhadap Greenback. Hal itu tak terlepas dari agenda kampanye Trump seperti potongan pajak, deregulasi, dan belanja infrastrukur, yang dinilai dapat membawa kemajuan signifikan bagi perekonomian AS dan berpengaruh pada kebijakan suku bunga The Fed.

Namun dalam laporan yang ditulis Sabtu (20/11) lalu dan dikutip dalam berita forex CNBC, analis Goldman Sachs menyatakan bahwa: “Ekonomi AS mungkin tidak akan mengalami resesi dalam waktu dekat karena pertumbuhan tampak berakselerasi, tapi para investor sepertinya terlalu terburu-buru mengantisipasi dampak kebijakan Donald Trump.”

Walaupun meyakini jika rencana kebijakan fiskal Trump dapat mendukung perolehan PDB dalam 2 tahun ke depan, Goldman tak menyembunyikan kekhawatiran tentang langkah buru-buru investor yang sejauh ini telah melambungkan harga saham. Dalam berita forex terkait, analis bank tersebut berpendapat jika ekspektasi pasar terhadap ekspansi fiskal kurang mempertimbangkan realita politis dan legislatif.

Selain itu, dampak positif yang digembar-gemborkan selama ini tak akan langsung terlihat dan mungkin baru akan terwujud pada akhir tahun depan. “Kondisi fiskal AS saat ini bisa saja membatasi jangkauan kebijakan pemotongan pajak dan peningkatan belanja konsumen. Apalagi, model ekonomi Trump yang proteksionis dan dekat full employment dapat bertentangan dengan keuntungan dari lonjakan fiskal,” ungkap analis Goldman Sachs, sebagaimana dikutip dalam berita forex CNBC.

Greenback Masih Berkobar, Analis Serukan Waspada
Terlepas dari semua pandangan analis yang masih meragukan kondisi ekonomi AS, pasar tampak masih berada di pihak USD hingga kini. Dalam catatan berita forex terbaru, indeks Dolar AS diketahui telah menyentuh level 101.48, dan sejauh ini mampu mencatatkan peningkatan hingga sebanyak 4% dalam 2 minggu terakhir.

Namun demikian, para investor sebaiknya tak benar-benar mengacuhkan nasihat analis. Peringatan tak hanya datang dari Goldman Sachs, tapi juga beberapa analis yang pernyataannya dirangkum di berita forex investing.

“Sejujurnya, berapa banyak proposal kebijakan Trump yang akan terwujud masihlah belum jelas. Apalagi, pandangan Trump terhadap imigrasi dan perdagangan internasional, jika sungguh-sungguh direalisasikan, malah dapat menekan Dolar AS,” jelas para analis.