Dolar AS versus Sterling menyentuh level tertingginya dalam dua bulan pada hari Rabu kemarin (28/12). Tak ada berita forex penting yang cukup signifikan dijadwalkan rilis pada penghujung tahun ini. Namun, ekspektasi akan pertumbuhan ekonomi AS yang lebih tinggi terus membubungkan greenback, sementara kerisauan tentang negosiasi Brexit memperburuk posisi Pounds, dan instabilitas perbankan masih menggerogoti Euro.
Brexit Tak Berikan Indikasi Bagus Bagi Sterling
GBP/USD anjlok hingga 0.5% ke angka $1.2201, terendah sejak 31 Oktober. Demikian pula, Euro terpuruk 0.8% ke level terendah delapan hari pada $1.0372. Indeks Dolar, yang mengukur kekuatannya terhadap enam mata uang lainnya, telah menanjak 4.7% sepanjang tahun 2016 ini.
Momen apresiasi Dolar dimulai pasca pemilu presiden tanggal 8 November. Proyeksi Federal Reserve yang merencanakan tiga kali kenaikan suku bunga pada tahun 2017 pada rapat kebijakan 14 Desember juga turut memperkuat penguatan tersebut.
“Ini hanyalah kelanjutan trend kekuatan Dolar,” ujar Axel Mark, presiden dan pimpinan investasi di Merk investments yang berbasis di California, Amerika Serikat. Ia mencatat bahwa volume trading saat ini tipis dengan banyaknya trader yang sedang liburan, tetapi diskusi tentang Brexit tidak memberikan indikasi bagus bagi Sterling.
Sebagaimana diketahui, Inggris menghadapi ketidakpastian tahun depan akibat negosiasi mengenai rencana keluarnya negeri itu dari Uni Eropa (Brexit). Pada bulan Oktober, Perdana Menteri Theresa May mengatakan ia akan memulai proses itu secara resmi dengan memicu Article 50 pada akhir Maret 2017.
Trump Akan Sampaikan Pengumuman Tentang Ekonomi AS
Di sisi lain, sejumlah analis mengjlaim bahwa sumber kelemahan Euro adalah meningkatnya estimasi European Central Bank (ECB) tentang modal tambahan yang dibutuhkan untuk mencegah kebangkrutan bank Italia Monte dei Paschi di Siena. Gonjang-ganjing melandasi mata uang 19 negara ini, berlawanan dengan tingginya sentimen positif investor bagi Dolar. “Menurut kami, kemungkinan masih ada sedikit ruang bagi (Dolar) untuk reli,” demikian dikatakan Dominic Bunning dari HSBC London pada Reuters.
Ekspektasi merebak kalau pemerintahan Presiden AS terpilih Donald Trump tahun depan akan meroketkan pertumbuhan melalui peluncuran stimulus fiskal. Menurut juru bicara White House, Sean Spicer, Trump akan membuat pengumuman sehubungan dengan perekonomian AS antara pukul 4pm dan 5pm ET (21:00-22:00 GMT) pada hari Kamis ini.