Pada perdagangan di pasar forex hari Kamis pagi (22/12), Dolar AS terpantau mundur dari level tertinggi 14 tahunnya. Namun demikian, posisinya versus dolar komoditas masih tetap unggul. Saat berita ini ditulis, NZD/USD terpuruk di angka 0.6897, terendah sejak pertengahan Juni. Demikian pula AUD/USD diperdagangkan pada 0.7240 dan terus menurun, padahal sudah di posisi terlemah sejak April. USD/CAD pun melambung ke 1.3403, tertinggi sejak awal bulan ini.
Indeks Global Dairy Trade Gagal Naik
Ekspektasi akan kenaikan suku bunga FED tahun depan masih memberikan energi bagi Dolar AS, meskipun volume trading menurun menjelang libur Natal. Komentar hawkish gubernur Federal Reserve, Janet Yellen, meyakinkan pasar bahwa langkah pengetatan moneter bisa lebih cepat, sehubungan dengan kondisi ketenagakerjaan yang memuaskan. Di sisi lain, harga-harga komoditas nampak mengalami kesulitan untuk mengakhiri tahun ini dengan catatan bagus.
Indeks Global Dairy Trade terbaru hanya mencapai -0.5%, jauh di bawah pencapaian periode lalu pada +3.5%. Indeks ini luas diamati sebagai indikator harga komoditas susu dan turunannya yang menjadi barang ekspor utama New Zealand sekaligus sumber mata pencaharian penting bagi warganya.
Di saat yang sama, neraca dagang New Zealand gagal menunjukkan kinerja sesuai ekspektasi. Di hari Rabu dilaporkan bahwa Neraca dagang New Zealand bulan November secara MoM defisit 705 juta; lebih besar dari ekspektasi defisit 500 juta, meski lebih baik dari minus 815 juta pada periode Oktober.
Dijegal Inventori Minyak Mentah AS
Sementara itu, harga minyak sempat pulih di awal perdagangan hari Rabu, tetapi kemudian ditumbangkan lagi oleh rilis data inventori mingguan minyak mentah AS. US Energy Information Administration melaporkan pada Rabu malam bahwa inventori minyak mentah di negeri paman Sam naik sebanyak 2.3 juta barel dalam waktu sepekan yang berakhir tanggal 16 Desember. Padahal, pasar mengekspektasikan akan ada penurunan sebesar 2.5 juta barel, selaras dengan penurunan 4.1 juta barel yang dilaporkan lebih awal oleh American Petroleum Institute.
Harga minyak berjangka Brent kini berada pada $54.51, turun dari high sebelumnya di angka $55.87. Demikian pula WTI mangkrak di angka $52.52, meski sempat mencapai tingkat harga $53.79 beberapa jam sebelumnya. Pergerakan ini turut menekan Dolar Kanada dan Dolar Australia yang diterbitkan oleh negara-negara dengan perkembangan ekonomi digerakkan oleh pendapatan dari ekspor komoditas tambang tersebut.