Dolar Kanada makin solid menguat pada perdagangan hari Senin (5/12) dengan bergerak mendekati puncak tertinggi enam pekannya versus Dolar AS. Harga minyak yang bertahan di level tinggi menopang mata uang ini, di samping juga laporan ketenagakerjaan Kanada yang prima dan antisipasi pasar jelang rapat kebijakan Bank of Canada. USD/CAD bahkan melorot hingga 1.3158 pasca rilis indeks PMI Jasa AS, tak jauh dari level rendah hari Jumat lalu pada 1.3253 yang merupakan terendah sejak akhir Oktober.
BoC Diharapkan Tak Ubah Suku Bunga
Pada hari Jumat, tingkat pengangguran Kanada dilaporkan turun dari 7% jadi 6.8% secara tak terduga. Laporan ekonomi yang sama juga menunjukkan pertambahan jumlah orang yang diperkerjakan sebanyak 10,700 di bulan November, meski sebelumnya diperkirakan bakal berkurang 20,000 orang. Sebagai perbandingan, laporan ketenagakerjaan negeri jiran Amerika Serikat hanya selisih tipis saja dengan ekspektasi, dan mengandung pula berita perlambatan pertumbuhan gaji.
Performa data ketenagakerjaan Kanada tersebut mendukung ekspektasi bahwa Bank of Canada (BoC) akan mempertahankan suku bunga-nya dalam rapat kebijakan minggu ini dan diumumkan hari Rabu pukul 22:00 WIB. Sebelumnya pada bulan Oktober, BoC telah mempertahankan suku bunga di level 0.5%, tetapi menyatakan tengah mempertimbangkan pemangkasan ketiga kalinya dalam dua tahun terakhir. Dengan kondisi penyerapan tenaga kerja tetap tinggi dan inflasi ke depan bakal ditopang tingginya harga minyak, maka sirnalah argumen yang mendukung penurunan suku bunga.
Masih Didukung Harga Minyak, Pelemahan Dolar
Harga minyak yang merupakan komoditas ekspor utama Kanada pun mendukung penguatan Loonie. Setelah diputuskan bahwa OPEC akan memangkas produksi dengan memberlakukan lagi kuota pada negara-negara anggotanya, harga minyak telah reli lebih dari 15 persen, sehingga meski kini nampak mulai mengendur, tetapi investor tetap optimis bakal menanjak lagi. Ke depan, pasar menantikan pertemuan antara negara-negara produsen minyak OPEC dan Non-OPEC di Wina, Austria, tanggal 10 Desember mendatang. Jika pemangkasan produksi minyak OPEC diteladani oleh negara-negara produsen minyak lainnya, bukan tidak mungkin reli akan makin menajam.
Sementara itu, indeks Dolar justru melemah awal pekan ini. Indeks Dolar (DXY) menurun 0.31 persen ke 100.47, terendah sejak 17 November dan jauh di bawah rekor tinggi 14.5 tahunnya di level 102.05 yang sempat tersentuh pada 24 November. Laporan Non Farm Payroll pekan lalu gagal menopang Dolar, demikian pula dengan indeks PMI Jasa yang dilaporkan Senin malam. Meski demikian, indeks PMI Jasa AS bulan November yang berekspansi dari 54.8 ke 57.2, mendukung kenaikan suku bunga Federal Reserve bulan ini.