Menjelang sesi penutupan pasar pekan ini (21/10), Greenback terus saja menguat. Ekspektasi positif terhadap suku bunga AS rupanya telah membawa USD kian merapat ke level tertinggi bulan. Mata uang resmi dari negara Adidaya tersebut pun berhasil menumbangkan pesaing-pesaingnya, yakni mata uang mayor lain yang terpaksa mengakui keperkasaan Dolar AS. Sebagaimana dihimpun dari laporan investing, inilah uraian berita forex tentang isu suku bunga AS dan pengaruhnya terhadap pergerakan USD terkini.
Ditunjang Sinyal William Dudley
Sentimen bullish Greenback rupanya sudah dimulai sejak hari Rabu sebelumnya (19/10), ketika William Dudley berkomentar soal prospek kenaikan suku bunga AS. Dalam reportase berita forex Reuters, Presiden Fed New York tersebut mengutarakan jika bank sentral akan menaikkan suku bunga di akhir tahun ini jika kondisi ekonomi tetap berjalan seperti sekarang. Dalam kesempatan yang sama, Dudley juga terkesanmengesampingkan dampak pengetatan kebijakan. “Seperempat poin penambahan (suku bunga) bukanlah masalah besar, (jika kita) melihat perekonomian AS sekarang yang sudah mendekati target inflasi 2 persen dan ketenagakerjaan sudah di tingkat maksimum,” demikian ungkap pendukung Janet Yellen itu.
Dalam pertemuan bulan lalu, The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga di 0.25-0.5% . Akan tetapi, rangkuman berita forex tentangforecast yang dirilis memperlihatkan sebagian besar anggota menginginkan suku bunga naik sebelum tahun 2016 berakhir. Itulah mengapa para ekonom dan trader sangat yakin jika The Fed akan mewujudkan rencana pengetatan kebijakan moneter tersebut pada bulan Desember. Namun sebelumnya, pasar juga bakal menantikan petunjuk lebih lanjut di rapat bulan depan, tepatnya pada tanggal 8 November, seminggu sebelum pemilu AS.
USD Makin Bersinar
Imbas pernyataan Dudley langsung terasa pada pergerakan Dolar AS. Hingga akhir pekan, USD masih mendominasi berita forex dengan keunggulannya terhadap mata uang mayor lain. Di hari Jum’at, EUR/USD turun 0.44% ke 1.0879. Pasar mencermati adanya sentimen yang rapuh untuk Euro karena statement Mario Draghi tentang kebijakan stimulus ECB yang bisa disesuaikan lagi pada Desember mendatang.
Sementara itu, GBP/USD selip 0.34% ke 1.2212, walaupun rilis berita forex tentang net borrowing untuk sektor publik menunjukkan pertumbuhan data yang lebih baik dari perkiraan. Di sisi lain, USD/CHF dan USD/CAD mendaki secara meyakinkan. Terhadap mata uang Swiss, Greenback menguat 0.20% ke 0.9948, sementara melawan Dolar Kanada, USD melesat 0.68% ke 1.3316.
Satu-satunya pair yang belum mengkonfirmasi keperkasaan Dolar AS adalah USD/JPY, yang melemah 0.13% ke 103.79. Penurunan tersebut rupanya didahului oleh pernyataan Haruhiko Kuroda. Dalam berita forex terpisah, Gubernur BoJ tersebut dilaporkan mengungkapkan rencana bank sentral untuk memberi ruang waktu lebih banyak bagi rencana pencapaian target inflasi.
Secara keseluruhan, Greenback masihmenncatatkan pergerakan mengesankan berkat asa pasar terkait suku bunga. Indeks Dolar AS, yang mengukur performa USD terhadap 6 mata uang mayor, berhasil naik 0.36% ke poin 98.63. Laporan dari sumber berita forex Investing mengkonfirmasi level tersebut sebagai raihan tertinggi Greenback sejak Februari lalu.