USD terpantau menguat pada Jum’at (6/1) lalu setelah didukung oleh data tenaga kerja AS. Menariknya, kenaikan Dolar AS kali ini tak dilatarbelakangi oleh pertumbuhan NFP yang justru tercatat melambat. Lantas, kabar apakah yang mampu menunjang pergerakan Greenback dan membuatnya bangkit menghadapi mata uang mayor lain? Dihimpun dari berita forex Reuters, berikut ini laporan mengenai USD dan rilis data tenaga kerja AS Jum’at kemarin.
NFP Tak Dipersoalkan, Gaji Dan Revisi Diandalkan
Ada dua hal yang diungkapkan menjadi pemicu bullish Dolar AS dalam berita forex: Kenaikan upah dan revisi NFP di periode sebelumnya. Dari level rendah -0.1% yang tercapai bulan lalu, data Average Hourly Earnings melonjak hingga ke poin 0.4%, melampaui ekspektasi pertumbuhan di 0.3%. Hasil positif itupun ditunjang oleh tingkat pengangguran yang kembali melemah, kali ini sesuai ekspektasi ke posisi 4.7%.
Namun sayangnya, laporan NFP yang paling dinanti-nanti justru merosot lebih buruk dari perkiraan. Diprediksi menyusut 178K, data yang menampilkan pertumbuhan kerja di sektor non-pertanian itu justru terperosok hingga ke poin 156K. Walaupun terlihat buruk, pasar tak mencerna penurunan itu dengan pesimisme karena ada revisi positif pada bulan sebelumnya. Berita forex Investing mencatatkan jika ada penambahan sampai 19K yang membuat raihan periode lalu lebih baik dari laporan awalnya.
Secara keseluruhan, ada sekitar 2.16 juta penambahan kerja, dan peningkatan upah hingga 2.9% (yoy) pada tahun 2016 di AS. Merespon laporan gaji yang tumbuh meyakinkan, berita forex CNBC mencatat jika ini bisa menjadi pertanda The Fed telah memperoleh hasil yang selama ini mereka inginkan. “Peningkatan upah adalah serpihan bukti terakhir yang menyimpulkan pemulihan di sektor tenaga kerja. Bagi The Fed, ini sudah menjadi misi yang terlaksanakan, dan memberi lampu hijau bagi mereka untuk mempercepat kenaikan suku bunga,” kata Scott Clemons, Pimpinan Ahli Strategi Investasi dari Brown Brothers Harriman, dalam berita forex terkait.
Greenback Tutup Minggu Dengan ‘Senyuman’
Menyusul solidnya data tenaga kerja di atas, Dolar AS pun terdukung naik. Terhadap Yen Jepang, USD menutup sesi trading Jum’at di 117.00. EUR/USD terjun ke level rendah 1.0529, meski sempat melambung ke posisi tertinggi 1 minggu, sejenak setelah rangkaian data tenaga kerja dirilis. GBP/USD juga anjlok dengan penurunan sebesar 1.08% ke 1.2279. Sebagai catatan, berita forex mengenai pair itu mengungkapkan jika Sterling juga sedang mendapat tekanan dari dalam negeri, akibat kekhawatiran terkait putusan parlemen Inggris untuk negosiasi Brexit.
Meskipun Dolar AS mengakhiri pekan pertama di tahun 2017 dengan pergerakan bullish, tak dapat dipungkiri jika Greenback mengalami goncangan hebat yang cukup mengkhawatirkan di minggu ini. Jika dirangkum secara keseluruhan, maka pergerakan mingguan USD kali ini sebenarnya lebih rendah dari pekan sebelumnya. Catatan dari ulasan berbagai berita forex mencuatkan faktor keraguan pasar akan kebijakan Trump dan suku bunga The Fed sebagai biang utamanya. Sedangkan dari faktor eksternal, langkah defensif pemerintah China menjadi penggerak yang secara mengejutkan berhasil mematahkan dominasi Dolar AS.