Data Ekonomi Gagal Topang Euro, Masih Rawan Aksi Jual

Berita Forex

data-ekonomi-gagal-topang-euro-masih-rawan-aksi-jual

Data Purchasing Managers’ Index (PMI) yang dirilis untuk wilayah Zona Euro hari Rabu kemarin (24/11) gagal mengangkat keterpurukan pair-pair EUR/USD dan EUR/GBP. Sejumlah analis bahkan mengingatkan adanya peningkatan risiko pada kedua pair Euro tersebut hingga akhir tahun ini.

Aktivitas Bisnis Zona Euro Masih Ekspansif
Lembaga riset IHS Markit melaporkan bahwa PMI Flash Composite Output Zona Euro bulan November menunjukkan kenaikan dari 53.3 ke 54.1, lebih baik dari ekspektasi. Performa prima indeks komposit itu didukung oleh sektor manufaktur dan jasa. PMI Manufaktur Zona Euro menanjak ke level tinggi 34 bulan dari 53.5 di bulan Oktober menjadi 53.7 pada bulan November ini, sedangkan PMI Jasa meloncat signifikan dari sebelumnya 53.3 ke 54.1.

Bukan hanya performa bisnis Zona Euro secara keseluruhan yang tampil ekspansif, melainkan juga negara terbesar keduanya, Perancis. Indeks PMI Manufaktur Perancis bulan November tercatat 51.5, di atas ekspektasi 51.4 meski berada di bawah pencapaian bulan lalu 51.8. Sedangkan PMI Komposit naik dari 51.4 ke 52.6, cukup jauh melampaui ekspektasi 51.9.

Di sisi lain, kondisi bisnis Jerman diindikasikan mengalami perlambatan, meski masih berstatus ekspansif dengan angka indeks di atas ambang 50. Indeks PMI Manufaktur Jerman bulan November turun ke 54.4, di bawah ekspektasi 54.8 maupun data sebelumnya 55.0. Indeks Jasa masih naik dari 54.2 ke 55.0, tetapi komposit yang merupakan penggabungan komponen Manufaktur dan Jasa turun dari 55.1 ke 54.9.

Chris Williamson dari IHS Markit menilai rilis data PMI Zona Euro untuk bulan November mensinyalkan kenaikan tajam pada aktivitas bisnis di Zona Euro dalam satu tahun ini. Lebih dari itu, peningkatan sektor Jasa dan Manufaktur di kawasan ini pun diikuti oleh tanda-tanda bahwa pertumbuhan aktivitas bisnis akan terus meningkat.

EUR/GBP Dan EUR/USD Masih Berisiko Melemah Lagi
Terlepas dari aktivitas bisnis Zona Euro yang masih ekspansif, sejumlah isu krusial terus membayangi mata uang 19-negara ini. Dalam salah satu catatan terbarunya, BofA Merrill Lynch menilai para investor mulai waspada menjelang gelaran pemilu di Perancis, Belanda, dan Jerman tahun depan. Meningkatnya pamor partai-partai nasionalis dan anti-globalisasi seiring kemenangan Donald Trump di Pilpres AS dan Brexit memunculkan kekhawatiran kalau dukungan bagi proyek-proyek bersama Eropa akan digerogoti, tetap ketika Zona Euro tengah mengupayakan pemulihan dari krisis. Karenanya, analis di salah satu bank multinasional terbesar dunia ini masih merekomendasikan untuk Sell EUR/GBP sepanjang sisa tahun 2016.

Senada dengan itu, Credit Agricole, juga menyebutkan bahwa kemenangan Donald Trump di Pilpres AS telan memicu peningkatan risiko politik yang membebani Euro. Akan tetapi, mereka nampak lebih optimis. Analis di bank raksasa asal Perancis itu memandang Referendum Konstitusi Italia tanggal 4 Desember mendatang dan Pilpres Perancis tahun depan tidak akan merubah lansekap perpolitikan Zona Euro secara signifikan, sehingga EUR/USD kemungkinan takkan benar-benar kolaps. Walaupun, mereka mengakui adanya risiko pelemahan EUR/USD yang cukup besar jika Referendum Italia memenangkan kubu yang menolak perubahan kosntitusi dan PM Renzi benar-benar mengundurkan diri.