CPI Jepang Turun, Dollar AS Masih Bandel Setelah Libur Thanksgiving

Berita Forex

Dollar AS

Dalam laporan terbarunya untuk negara Sakura Jepang, CPI Jepang yang telah mencatatkan penurunan tahunan ke delapan bulan secara berturut-turut ada di bulan Oktober. Di ketahui perjuangan dari bank sentral Jepang atau Bank of Japan dalam membabat deflasi dan pertumbuhan stagnansi menjadi semakin terhambat walaupun pelonggaran moneter yang sudah di gencar-gencarkan.

Untuk hari ini, Jumat (25/11/16) Jepang sudah melaporkan kalau indeks CPI yang mengikut sertakan produksi minyak tapi tidak memasukkan makanan segar sudah turun 0,4% untuk bulan Oktober dibandingkan dengan satu tahun yang lalu. Berada di bulan September, CPI Jepang yang juga menurun sampai ke 0,5%. Walaupun demikian data tersebut sesuai dengan harapan dari pasar.

Sebab utama dari rendahnya inflasi Jepang, berdasarkan dari data terbaru tersebut adalah anjloknya harga gasoline dan jasa listrik. Dengan dua factor itu sudah mengambil porsi sampai 60% atas penentuan indeks CPI Jepang.

“Dari kami yang masih memperkirakan bahwa inflasi saat ini masih jeblok dalam beberapa bulan yang akan datang, menanggapi akan penurunan tajam di harga barang-barng impor yang sudah terjadi untuk beberapa tahun lalu,” ujar dari ekonom senior Jepang bernama Marcel Thieliant yang menyebutkan kepada wartawan Reuters.

“Namun selisih pada GDP potensial dan GDP actual (gap output) kini sudah menyempit dan kami sudah ekspektasikan bisa semakin menyempit lagi untuk beberapa bulan ke depan. Maka dari itu tekanan harga akan bisa lebih menguat lagi sebelum akhirnya melemah dalam waktu jangka menengah. Lebih dari itu, Yen yang sudah melemah cukup drastis melawan rivalnya Greenback untuk akhir-akhir ini. maka dari itu perkirakaan kami tentang indlasi bakal sentuh dasar untuk kuartal pertama di tahun depan nanti,” terang dari Thieliant.

Adapun penurunan pada Yen melawan Dollar AS untuk akhir-akhir ini sudah memberikan indikasi bagus untuk ekonomi Jepang yang selama ini bergantung kepada ekspor negaranya. Maka dari itu, dari beberapa pejabat yang ada di Kementrian Keuangan Jepang sebutkan tidak akan mengubah kebijakan nilai tukar mata uangnya walaupun dari presiden AS terpilih Donald Trump bakal di lantik untuk bulan depan. Kini pergerakan pada pairing USDJPY ada di kisaran 113.574 setelah di rilisnya berita ini.

Dollar AS yang masih menguat kini sampai ke tingkat tertinggnya dalam 8 bulan melawan Yen di sesi perdagangan Jumat ini. Kenaikan pada imbal hasil obligasi pemerintah AS menjadi alasan utama dari penguatan Dollar, yang pecahkan kebekuan pasar setelah libur hari Thanksgiving.

Memantau kenerja Dollar AS melawan Yen Jepang yang kini sampai di tingkat 113.730, setelah sebelumnya sudah melonjak ke tingkat tertingginya 113.800 yen. Kini dalam aksinya, pairing tersebut dalam kenaikan 2,6% untuk pekan ini.

Sedangkan melawan Euro, Dollar AS masih menguat dengan bsaranya 0,1% ke tingkat 1.0545.

“Sekarang ekspektasi dari kami adanya penyesuaian pada dollar AS untuk mengendur masih belum terlihat, karena fase masih kuat bullish. Absennya adanya peluang riil untuk selling membuat pengenduran Dolar masih belum terlihat,” terang dari pimpinan strategi di Barclays Tokyo, Shin Kadota, kepada Reuters.

“Sampai kemana nantinya dollar bisa menguat yang kemungkinan besar masih bergantung kepada seberapa banyak lagi yield obligasi AS dapat naik,” tambahnya.

Informasi terkini, yield obligasi pemerintah AS yang sudah naik lebih dari 2,4% dalam pertengahan pekan ini ke tingkat tertinggi semenjak Juli tahun lalu. Kini pasar masih menaruhkan fokus bahwa presiden terpilih Donald Trump akan membuat program untuk menaikkan belanja utang dan memacu inflasi dan pertumbuhan.