Berita Forex Yang Harus Diketahui Selagi Menunggu Hasil Rapat FED
Pada hari Selasa kemarin, Indeks Dolar jatuh ke level terendah sejak Juni 2016. Posisi Dolar AS masih tertekan hingga awal sesi Asia hari Rabu ini (26/Juli), sementara rapat bank sentral AS (Federal Reserve/FED) untuk periode Juli-Agustus 2017 baru saja dimulai. Kenapa begitu? Ada beberapa hal yang perlu Anda tahu tentang proyeksi hasil rapat FED yang akan keluar dua hari lagi serta berita-berita mengenai fundamental Amerika.
1. Ekspektasi Pasar Akan Kenaikan Suku Bunga FED.
Menurut FedWatch Tool milik CME, yang sering digunakan sebagai barometer ekspektasi pasar akan kenaikan suku bunga FED, probabilitas FED menaikkan suku bunga lagi di tahun 2017 ini cuma 50 persen. Itu adalah persentase yang sangat rendah; apalagi kalau dibandingkan dengan harapan akan beberapa kali kenaikan suku bunga yang dipatok pasar pada awal tahun lampau.
Padahal, sebagaimana umum diketahui di pasar forex, sentimen trader sangat mudah dipengaruhi oleh ekspektasi semacam ini. Ketika ekspektasi kenaikan suku bunga FED tinggi, maka Dolar akan cenderung menguat. Demikian pula sebaliknya, jika ekspektasinya rendah, maka Dolar cenderung tertekan.
2. Iklim Politik Washington.
Sejak naiknya Donald Trump ke kursi presiden, performa Dolar AS sangat dipengaruhi oleh gejolak politik AS. Saat ini pun demikian. Mood pasar agak tegang, khususnya karena dua event: peninjauan kembali Affordable Care Act (Obamacare) oleh Senat AS dan investigasi keterlibatan Rusia dalam kemenangan Trump di Pemilu lalu.
Sebelumnya, pemerintahan Trump bolak-balik gagal melengserkan Obamacare, karena proposal undang-undang jaminan kesehatan baru yang dibuatnya untuk menggantikan UU itu sendiri justru kontroversial. Akibatnya, yang menolak bukan cuma anggota partai Demokrat rivalnya, melainkan juga anggota partai Republik yang seharusnya mendukung Trump. Saat ini, Senat akan melakukan peninjauan ulang lagi untuk kesekian kalinya, dan ekspektasi pasar tetap minim. Padahal, selama perkara ini masih menggantung, kecil sekali kemungkinannya Trump akan bisa menggolkan agenda-agendanya yang lain.
3. Laju Inflasi Sebagaimana Diukur Dengan PCE Price Index.
PCE Price Index merupakan acuan inflasi yang paling banyak digunakan oleh FED. Oleh karena itu, para pakar dan pelaku pasar besar pun menggunakannya sebagai referensi.
Nah, dalam beberapa bulan terakhir setelah FED menaikkan suku bunganya di bulan Juni, PCE Price Index turun dari 1.8% ke 1.4%. Ini artinya, laju inflasi justru bergerak menjauh dari target dua persen (2%) yang dipatok FED. Selain itu, perlambatan inflasi mengindikasikan banyak hal, termasuk diantaranya kondisi ekonomi yang tidak prima dan rendahnya celah untuk menaikkan suku bunga.
Dengan negatifnya ketiga kabar tersebut, maka outlook Dolar AS saat ini masih negatif. Jika FED tidak melontarkan pengumuman yang jauh berbeda, maka downtrend Dolar AS versus mata uang-mata uang mayor agaknya masih akan terus berlanjut.