Aussie Dollar Turun Tipis Tanggapi Laporan Data Ijin Bangunan

Berita Forex

Aussie Dollar

Kinerja dari Dollar Australia berada di sesi perdagangan hari ini telah turun, Rabu (30/11/16) setelah di laporkannya data perumahan Australia yang telah di catatkan beragam. AUDUSD yang telah di perdagangkan ada di kisaran 0.7470, telah turun sebesar 0,3% dari tingkat penutupan sebelumnya di 0.7484.

Dari Australia yang telah melaporkan bahwa data persetujuan bangunan yang sudah merosot sampai 12,6%, dibandingkan dengan perkiraan dengan perolehan 1,5% perhitungan bulan ke bulan untuk Oktober lalu. Adapun kredit sektor swasta sudah turun sampai 3,4%, dibandingkan dengan laporan sebelumnya yang hanya turun sampai 0,4%. Namun, untuk kredit perumahan sudah naik sampai 0,6% untuk Oktober, daripada dengan kenaikan 0,5% ada dibulan sebelumnya.

Aussie kini masih bertahan kokoh masih dalam range yang tidak lebar. Walaupun demikian, seperti di perjelaskan oleh Stephen Innes, trader Forex di OANDA menyebutkan bahwa Aussie kini masih kokoh melawan Dollar AS dan pelemahan pada harga bijih besi.

“Aussie kini masih bertahan untuk tidak bisa terlembar jatuh ke dasar meskipun ada suatu penurunan besar dalam sektor bijih besi,” terang dari Stephen Innes menyebutkan kepada wartawan Reuters.

Penjelasan selanjutnya, setelah di perdagangkan berada di tingkat psikologis USD 80 per ton untuk kali pertamanya dalam kurun dua tahun, adapun industri logam Australia sudah merosot lebih dari 6% memberikan tanggapan akan penarikan sanksi akan industri batu bara negara China.

Adapun perbaruan akan peningkatan untuk investasi hipotek yang terpantau bisa membawa bank sentral Australia (RBA) lebih waspada akan perkembangan pasar perumahan. Ada di sisi lain, lemahnya akan laju pertumbuhan kredit personal dimana masih bisa berlanjut, dicemaskan akan bisa memperburuk outlook pertumbuhan ekonomi negara Australia. Lebihnya lagi disebabkan karena RBA masih andalkan konsumsi masyarakat untuk memberikan bantuan dalam menyokong pertumbuhan.

Memantau pada pergerakan Dollar AS, yang sudah terkoreksi dari penguatannya walaupun pada dasarnya kinerja pada Greenback kini masih unggul dibandingkan dengan beberapa mata uang mayor yang lainnya untuk hari Selasa kemarin. Penguatan pada data GDP AS terbaru menambahkan optimism untuk perekonomian AS yang bakal di ambil alih pemimpinnya oleh Donald Trump berada di tahun depan nanti.

Sedangkan dari rekan dekatnya, Selandia Baru baru saja melaporkan data ekonomi terbarunya. Berasal dari Bank Sentral New Zealand (RBNZ) baru saja merilis laporan Laporan Stabilitas Finansial. Adanya resiko dari harga rumah yang semakin menjulat naik, serta tingginya utang dalam produsen susu, menjadi masalah yang paling utama kini menjadi masalah untuk Selandia Baru.  Kecuali jika sistem financial bisa mengaturnya, seperti harapan dari RBNZ.

Graeme Wheeler, Gubernur RBNZ, menyebutkan bahwa kenaikan harga rumah berada di Aucland sudah melunak dalam beberapa bulan terakhir. Adapun untuk harga produk olahan susu telah membaik ke tingkat rata-rata pertanian susu, dan di perkirakan bisa cukup menguntungkan di musim ini.

 

Mengentai tentang stabilitas financial tersebut, Wheeler menyebutkan bahwa dari dua sektor itu masih memberikan resiko untuk Selandia Baru.

“Keadaan harga rumah dibandingkan dengan rasio pendapatan kini masih di tingkat tertinggi di dunia, dan harga rumah masih tetap melonjak naik dengan cepat dibandingkan dengan kota lain,” terang dari Wheeler.

“Resiko yang signifikan akibat tekanan naik di dalam harga rumah jika bisa berlangsung lama, disebabkan dari ketidakseimbangan akan permintaan perumahan dan ketersediaan suplai,”