Abaikan Hasil Referendum, Euro Rebound Ke Level Tertinggi 2 Minggu

Berita Forex

Tak butuh lama bagi Euro untuk segera bangkit meninggalkan level rendah 21 bulan, yang tercapai berkat kekalahan Perdana Menteri Italia Matteo Ranzi dalam referendum konstitusional yang digelar Minggu (4/12) lalu. Apakah yang mendorong harga kembali melesat setelah sempat terbenam? Dihimpun dari laporan berita forex Investing, inilah ulasan pergerakan Euro pasca event referendum Italia.

euro rebound

Segera setelah kemenangan pihak “No” diumumkan, pergerakan Euro terus menukik turun hingga ke level terendah 21 bulan. Dalam liputan berita forex di sesi Asia, pair EUR/USD tercatat melemah 1.4% ke level 1.0505. Namun di awal pembukaan pasar Eropa, mata uang berjuluk single currency tersebut berhasil rebound dan menduduki posisi 1.0650. Tak tanggung-tanggung, EUR/USD kemudian terus mendaki sampai ke level 1.0705, atau poin tertinggi sejak pertengahan November lalu.

Kenaikan sebesar 0.41% dalam waktu singkat tersebut tentu bukannya tanpa sebab. Apalagi, Euro sempat dihempaskan begitu dalam oleh rakyat Italia yang menolak referendum Matteo Renzi, dan memaksanya lengser dari kursi kepemimpinan. Lalu apa faktor pendorong pergerakan Euro, hingga membuatnya berhasil bangkit dan mendominasi laporan berita forex sore ini (5/12)?

Kurangnya faktor kejutan ditengarai sebagai penolong Euro, mengingat pasar sudah bersiap menghadapi kemungkinan terburuk sejak jauh-jauh hari. Ya, para penentang memang sudah diharapkan lebih mendominasi, terbukti dari beberapa survey dan polling yang digelar sebelum hari H. Hal yang sedikit mengejutkan justru berasal dari besar presentase kemenangan pihak “No”. “Dengan tingginya peluang penolakan referendum Italia di hari-hari sebelumnya, sedikit mengejutkan juga melihat pihak “No” hanya menguasai 59.1 persen suara,” demikian catat berita forex Investing.

Sementara itu, ahli strategi Societe Generale, Kit Juckes berpendapat bahwa rebound Euro terpantau cukup wajar. “Karena hasil voting sudah bisa diprediksi, tak ada anstusiasme untuk menarik Euro lebih jauh lagi,” demikian ungkapnya dalam berita forex terkait.

Apa Yang Terjadi Setelah Ini?
Sesuai janjinya, Matteo Renzi akan turun jabatan dari posisinya sebagai Perdana Menteri Italia. Kemunduran itupun diperkirakan bakal mengubah jadwal dan peta pemilu tahun depan, dengan pihak-pihak penentang kebijakan 5-star Movement Uni Eropa memimpin di garda terdepan.

Apabila pihak oposisi tersebut mampu mengambil alih, maka tak diragukan lagi referendum “Italeave” akan segera digelar. Di masa ketika Uni Eropa masih belum pulih benar dari dampak Brexit, isu Italeave tentu akan menambah kekhawatiran baru bagi para investor.

Sementara dalam jangka pendek, gejolak pasca referendum Italia menyisakan banyak masalah bagi kondisi perbankan negeri tersebut. Dibebani oleh kredit buruk berjumlah besar, bank-bank Italia mungkin saja akan membutuhkan “full bailout” dari ECB.

Menanggapi hal tersebut, ECB sudah menenangkan pasar di minggu lalu, dengan menyatakan ketersediaannya membeli obligasi pemerintah Italia. Namun hingga berita forex ini ditulis, belum ada tanda-tanda bantuan dari ECB yang menjanjikan pertolongan apabila hasil referendum memicu aksi jual. Sebagai informasi, berbagai liputan berita forex tentang Euro menafsirkan bahwa selain ekspektasi pasar akan kegagalan referendum Italia, sinyal bantuan ECB juga berperan penting dalam menahan laju sell-off Euro kali ini.