5 Hal Penting Dari Rilis Data Ketenagakerjaan Inggris Juni 2018
Pada hari Selasa, 14 Agustu 2018 besok, Badan Statistik Nasional (ONS) Inggris akan menerbitkan data Employent Change dan Unemployment Rate, juga Claimant Count Change yang merupakan laporan klaim pengangguran versi Inggris. Selain itu, ada pula rilis data upah rata-rata (plus bonus) yang diproyeksi berdampak tinggi terhadap analisa forex untuk pergerakan Poundsterling. Semua laporan tersebut merupakan hasil perhitungan untuk periode bulan Juni 2018.
Menurut analisa forex dari MNI Market News, ada 5 hal penting yang perlu dipertimbangkan para investor dalam menyambut data-data tersebut:
1. Para Ekonom Cenderung Terlalu Optimis Pada Data Ketenagakerjaan Bulan Juni
Dalam 16 tahun terakhir, para pakar hampir selalu memproyeksikan angka ketenagakerjaan Juni di atas hasil aktual. Terlebih lagi, terhitung sejak tahun 2002, 4 dari 6 angka forecasts lebih rendah dari hasil aktual terjadi dalam 5 tahun terakhir. Hal ini mengindikasikan jika tendensi para analis untuk menyebutkan angka forecast yang lebih besar dari semestinya, sudah menjadi fenomena yang lazim.
Jika pengamatan ini dimanfaatkan dalam analisa forex fundamental untuk GBP/USD, maka sebaiknya jangan terlalu berpatokan pada angka forecasts dari masing-masing data tenaga kerja dan upah yang tercermin di kalender forex saat ini.
Baca juga : Analisa Forex EUR/USD dan GBP/USD
2. Pekerja Part-Time Inggris Terus Berkurang
Sejak awal 2014, persentase perubahan pekerja part-time yang kesulitan mencari pekerjaan full-time terus melemah. Di saat yang sama, jumlah lowongan kerja semakin meningkat. Faktor-faktor ini mendukung optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi yang positif, dan menjadi salah satu kontributor sinyal bullish dalam analisa forex fundamental Sterling.
3. Jumlah Tenaga Kerja Sedang Terkonsolidasi
Laporan IHS Markit/REC yang melakukan survei terhadap ketenagakerjaan Inggris, mengindikasikan adanya ketimpangan antara posisi pekerjaan dan jumlah pekerja yang tersedia; meskipun permintaan untuk pegawai tetap tumbuh ke level tertinggi 7 bulan, kandidat yang tersedia justru semakin berkurang. Hal ini cukup mengkhawatirkan, mengingat laju pengangkatan karyawan bisa terhambat dan mempengaruhi kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Meski demikian, signifikansi risiko dari situasi ini agaknya masih lemah jika diperhitungkan dalam analisa forex jangka pendek.
4. Forecast Bulan Juni Biasanya Tidak Memperhitungkan Bonus
Sejak tahun 2010, para analis sering menyebutkan angka Forecast upah total untuk bulan Juni di kisaran yang lebih rendah dari data aktual. Di sisi lain, prediksi untuk upah tanpa bonus sering lebih tinggi dari hasil aktual. Berulangnya tren ini dalam beberapa tahun ke belakang bisa menjadi pertimbangan penting saat Anda melakukan analisa forex untuk GBP/USD dengan rilis data upah Inggris.
5. BoE Telah Memangkas Outlook Untuk Ketenagakerjaan Dan Upah
Dalam laporan inflasi yang diterbitkan awal Agustus lalu, bank sentral Inggris (Bank of England atau BoE) telah merevisi turun proyeksi untuk laporan upah rata-rata mingguan. Pada bulan Mei, Outlook BoE masih berada di kisaran 2.75%. Namun untuk saat ini, perkiraan tersebut sudah melemah ke 2.5%.
Baca juga : Sterling Didorong Pemulihan Ekonomi Tapi Pertemuan Brexit Terbatas
Pandangan ini menyiratkan pesimisme Bank of England terhadap hasil upah Inggris, dan bisa menjadi indikasi negatif dalam analisa forex GBP. Walaupun begitu, BoE belum mengubah forecast untuk data tahun 2019 dan 2020, karena proyeksi keduanya masih bertengger di 3.25% dan 3.5%.