Memasuki pekan kedua tahun 2017, pasar forex sudah diguncang berbagai prahara yang memicu gejolak besar dalam pergerakan harga berbagai mata uang. Mulai dari terjunnya Sterling akibat komentar Theresa May, hingga melemahnya Yuan karena makin berkurangnya cadangan mata uang asing China, inilah review berita forex yang menghebohkan pasar finansial pada hari Senin (9/1) ini.
Sinyal Hard Brexit Theresa May Benamkan Poundsterling
Meski sudah diantisipasi, tersiarnya pernyataan Theresa May tentang langkah pemerintah Inggris menghadapi negosiasi Brexit masih berdampak besar pada pergerakan Sterling.
Dalam berita forex Investing, GBP/USD dilaporkan terjun bebas setelah mengukir penurunan hingga 1.1% ke 1.2125. Level itu terakhir kali tersentuh pada 28 Oktober tahun lalu, sehingga membuat kemerosotan Cable kali ini sebagai penurunan terburuk dalam 10 minggu terakhir.
Sebagaimana dilaporkan dalam berita forex yang meramaikan awal sesi Eropa hari ini, Theresa May memicu aksi jual Sterling setelah mengobarkan pernyataan yang diinterpretasi pasar sebagai kesiapan pemerintah Inggris untuk mengambil langkah Hard Brexit. Artinya, mereka tak akan berupaya mengajukan negosiasi untuk memperjuangkan akses Inggris di pasar tunggal Uni Eropa.
Sebagai informasi, wawancara Theresa May bersama Sky News dalam berita forex kemarin (8/1) juga telah mengungkapkan rencana sang Perdana Menteri untuk mengusahakan langkah keluar total dari keanggotaan Uni Eropa.
Greenback Masih Kokoh Ditopang Data Ketenagakerjaan
Menyambung pergerakan bullish yang terbentuk akhir pekan lalu, Dolar AS masih terpantau menguat terhadap mata uang mayor lainnya. Berita forex terakhir yang meninggalkan kesan pada sentimen investor mata uang tersebut adalah data tenaga kerja, dimana terdapat pertumbuhan signifikan pada upah pekerja.
Walaupun NFP tampil melambat lebih buruk dari perkiraan, pasar tampaknya sudah cukup puas dengan kenaikan gaji dan revisi NFP sebelumnya yang menunjukkan perbaikan. Berita forex Senin ini pun menampilkan kembalinya kepercayaan diri indeks USD, yang terkerek 0.3% ke level 102.47. USD/JPY melangkah naik 0.1% ke 117.11, sementara EUR/USD selip 0.2% ke 1.0515.
Yuan Gagal Pertahankan Penguatan
Setelah mengejutkan pasar dengan lonjakan signifikan di pertengahan pekan lalu, Yuan China terlihat kembali mengendur, melanjutkan penyusutan 0.5% yang tercipta Jum’at (6/1) kemarin. Yuan terakhir kali terlihat bergerak di kisaran 6.9373, lebih rendah 0.3% dari capaian akhir minggu lalu.
Kemunduran tersebut muncul setelah Bank Sentral China menetapkan patokan di 6.9262 secara di luar dugaan. Sebelumnya, data cadangan mata uang asing China diberitakan jeblok ke level rendah 6 tahun, tepatnya ke poin USD3.01 triliun.
Pengurangan drastis itu agaknya sudah diekspektasi oleh para analis dalam berita forex terkait, mengingat adanya upaya habis-habisan yang sebelumnya diterapkan pemerintah China untuk menghambat laju pelemahan Yuan, jelang inagurasi Donald Trump. Di samping itu, libur panjang tahun baru China turut menambah kecemasan pemerintah.