Trading Rugi Terus, Apa Saya Cocok Untuk Belajar Forex?
Ada bermacam-macam cara seseorang mengenal trading forex. Boleh jadi lewat saudara, lewat sosial media, atau bahkan lewat seminar di hotel bintang lima. Tapi, meski awalnya berbeda-beda, satu hal pasti dialami oleh semua pemula yang baru belajar forex, yaitu rugi. Ada beberapa diantara pemula yang langsung memahami dimana letak kesalahan mereka lalu memperbaiki diri dan berhasil meraih profit. Namun, ada saja yang meski berulang kali mencoba, tetap saja trading forex rugi terus, rugi lagi. Dalam situasi seperti itu, tentu akan terbetik pertanyaan, “Apakah saya cocok dengan trading forex?” atau “Kapan dan bagaimana saya akan bisa trading forex?” Untuk menjawab pertanyaan itu, ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh semua orang yang masih dalam tahap belajar forex.
1. Bisakah Anda belajar dan menerapkan Money Management?
Kerugian yang sekarang Anda alami, itu boleh jadi karena Anda masih pemula, sehingga banyak melakukan kesalahan. Namun, perlu diketahui pula bahwa para master yang sudah trading belasan atau puluhan tahun pun tetap akan mengalami trading forex rugi terus. Kenapa begitu? Karena kondisi pasar tak menentu dan tak seorang pun bisa memprediksi dengan pasti. Pasar dimana para master itu bertrading adalah pasar yang sama dengan Anda bertrading. Jadi, kenapa pula kerugian yang mereka alami itu tetap lebih rendah dari keuntungan mereka, sedangkan kerugian Anda jadi habis-habisan? Itu karena para trader tulen memahami unsur ketidakpastian di pasar, sehingga ketika bertrading maka akan berfokus pada “mengendalikan risiko”, bukan “mengejar profit”. Seorang pemula, ketika dihadapkan pada peluang trading yang bagus, maka dia boleh jadi akan langsung mempertaruhkan sebagian modalnya. Namun para trader tulen akan menerapkan Money Management yang bagus. Money Management itu misalnya “Aturan Dua Persen”, dimana trader tidak buka posisi dengan lebih dari dua persen modalnya. Selain itu, ada banyak aturan-aturan Money Management lain yang dapat dipilih, seperti Aturan Lima Persen, Risk/Reward Rasio 2:2, dan lain sebagainya. Dengan aturan-aturan Money Management itu, para trader menahan diri dari nafsu mengejar profit yang berlebihan dan seringkali berakhir buruk, sekaligus mampu membatasi kerugian.
2. Bisakah Anda mengendalikan emosi saat bertrading?
Saat trading forex rugi terus, apakah Anda merasakan marah? sedih? kecewa? Sulit sekali untuk mengendalikan emosi ketika yang dipertaruhkan adalah uang dalam jumlah besar. Saat rugi mendera, rasanya ingin lekas putus asa. Saat sekali waktu profit, senangnya luar biasa. Perasaan-perasaan itu wajar. Namun, seorang trader forex yang sukses, akan mampu mencegah perasaan-perasaan macam itu untuk mempengaruhi keputusan trading yang dibuatnya. Berbeda dengan pemula yang karena statusnya masih belajar forex, jam terbang belum banyak alias kurang pengalaman, maka mudah buy dan sell semata karena terdorong emosi. Akibatnya, meski sudah punya sistem trading yang bagus, tetapi tetap saja merugi. Padahal, coba pertimbangkan. Dalam kondisi biasa saja, ketidakpastian di pasar forex itu mengandung risiko yang tinggi. Terlebih lagi ketika Anda beraksi dengan emosional dan tidak mawas pada perubahan-perubahan yang ada. Faktanya, faktor psikologi ini merupakan penyebab kegagalan trading paling banyak. Atau dengan kata lain, penguasaan emosi merupakan penentu paling penting untuk mengetahui apakah Anda cocok dengan trading forex atau tidak.