Overbought vs. Oversold dan Apa Artinya Dalam Trading?
Overbought vs. Oversold dan Apa Artinya Dalam Trading?
Trading memiliki banyak jargon seperti kebanyakan profesi lainnya yang sulit untuk diikuti seseorang yang baru memasuki dunia industri ini. Dalam artikel ini, saya akan memaparkan apa maksud dari overbought dan oversold terhadap sepasang mata uang serta peluang trading apa yang dihasilkan dari situasi tersebut.
Poin Permasalahan Overbought vs Oversold
- Overbought adalah suatu keadaan yang mana pergerakan suatu harga sudah terlalu tinggi, dan untuk oversold sudah terlalu rendah.
- Ketika harganya sudah menjangkau level tertingginya, maka pembalikan arah trend akan mungkin sekali terjadi.
- Relative Strength Index (RSI) berguna untuk mengonfirmasikan suatu pembalikan arah trend.
Baca juga: Cara Trading Forex dengan Fire Line
Overbought vs Oversold
Sebenarnya dua istilah ini langsung tergambar secara sendirinya. Overbought merupakan periode waktu yang mana ada kenaikan harga yang signifikan dan konsisten selama satu periode waktu tanpa mengalami banyak kemunduran. Hal ini jelas sekali ditunjukkan oleh grafik yang memperlihatkan pergerakan harga dari “kiri sebelah bawah ke kanan sebelah atas” seperti gambar di bawah ini.
Belajar Forex: Grafik USD/CAD Per jam – Overbought
Istilah oversold menggambarkan satu periode yang mana ada penurunan harga yang signifikan dan konsisten selama satu periode waktu tertentu tanpa banyak kemunduran. Pada intinya, suatu pergerakan dari “atas sebelah kiri ke bawah sebelah kanan” – lihatlah grafik di bawah ini.
Belajar Forex: Grafik AUD/JPY Per minggu – Oversold
Karena harganya tidak bisa bergerak satu arah lagi, maka harga akan berbalik pada beberapa contoh. Terkadang beberapa pasangan mata uang yang mengalami overbought dan oversold memiliki peluang pembalikan arah yang lebih besar, dan terus mengalami overbought atau oversold untuk beberapa waktu yang lama. Maka dari itu, untuk menentukan kapan pembalikannya terjadi, para trader bisa menggunakan oscillator untuk membantu mereka.
Membaca Indikator Overbought dan Oversold dengan RSI
Ada satu alat cepat yang bisa digunakan untuk mengukur level overbought dan oversold, Relative Strength Index (RSI). Premisnya cukup sederhana, ketika RSI bergerak di atas 70, maka terjadilah overbought dan mampu mempengaruhi penurunannya. Ketika RSI bergerak di bawah 30, maka terjadilah oversold dan mampu mempengaruhi kenaikannya.
Level Overbought dan Oversold RSI:
Para trader harus sabar sebelum memulai trade dengan menggunakan RSI, karena biasanya RSI akan terus tetap mengalami overbought atau oversold untuk waktu yang lama seperti yang terlihat pada grafik di bawah. Kesalahan umum yang disering dilakukan para trader yaitu berusaha memilih pergerakan kuat dari bagian atas atau bawah yang terus bergerak hingga mencapai titik overbought atau oversold. Solusinya adalah dengan menunda sampai RSI berhasil melintas di bawah 70 atau di atas 30 sebagai sebuah intrumen untuk memasukinya.
Sinyal Panjang Overbought dan Oversold RSI
Gambar di atas telah menunjukkan jika RSI berhasil tembus di atas level 70 dan menghasilkan overbought, tetapi seorang trader yang sudah berpengalaman tidak langsung menjualnya, hal ini disebabkan tidak adanya kepastian sejauh mana harga dapat terus rally. Idealnya para trader akan tetap menunggu hingga RSI mengalami penurunan kembali di bawah 70 setelah itu melakukan trade jangka pendek. Hal ini memberikan sebuah masukan yang lebih baik dan probabilitas trade yang lebih tinggi. Aturan yang sama juga sama berlakunya ketika RSI mengalami penurunan di bawah 30.
Baca juga: Strategi Trading Momentum ‘Terbaik’
FAQ
Seberapa akurat sinyal overbought dan oversold?
Sinyal overbought dan oversold yang mana merupakan sinyal yang soliter tidak sepenuhnya akurat. Bayangkan anda membangun sebuah rumah; tukangnya mengandalkan palu yang mana merupakan alat asing karena palu tidak sepenuhnya berguna saat membangun seluruh kerangka rumahnya. Alat-alat lain – seperti bor dan lainnya – yang berhubungan dengan palu pun juga dibutuhkan untuk mengonstruksinya. Konsep yang sama juga terjadi pada sinyal overbought/oversold yang memerlukan alat pelengkap lain untuk memperkuat sinyalnya, dan pada akhrinya akan menarik trader untuk segera membuat keputusan. Contohnya mengidentifikasi trend, manajemen dan sentimen risiko merupakan alat yang sangat berguna untuk membantu melengkapi sinyal overbought dan oversold.
Apa yang bisa dilakukan trader untuk memperkuat sinyal overbought dan oversold?
Ada beberapa peralatan yang umum digunakan untuk melengkapi sinyal overbought dan oversold. Di bawah ini merupakan daftar peralatan yang bisa meneguhkan keputusan trading anda:
- Mengidentifikasi trend – melakukan penyaringan terhadap trend dapat membantu memilih poin-poin menggunakan sinyal overbought dan oversold. Contohnya trader uptrend, mereka akan menyaring sinyal oversold sebagai titik “masuk yang luas” yang mana memiliki kolerasi terhadap arah trend. Kebalikannya juga sama berlakunya pada downtrend.
- Manajemen risiko – dengan menggunakan rasio pemberian risiko yang tepat maka harus patuh terkait level berhenti dan batasnya.
- Sentimen – dengan menggunakan data sentimen klien, maka sinyal overbought dan oversold akan lebih terverifikasi
Pahami Wawasan Trading Ini Agar Anda Dapat Menjadi Trader yang Lebih Baik Lagi
- Indikator lainya adalah stokastik oscillator, berguna untuk menilai momentum atau kekuatan trend.
- Jika anda baru dalam trading forex, unduh petunjuk trading forex kami untuk para pemula.
Sumber: dailyfx.com