Mengenal Strategi Forex Moving Average Teknik Chariot
Diantara banyak strategi forex, indikator yang paling banyak dipakai adalah Moving Average. Ini karena penerapannya sangat mudah, tersedia di semua software trading di dunia, gampang diterapkan, dan akurasinya lumayan. Teknik Chariot yang akan kita bahas di sini merupakan salah satu strategi forex dengan Moving Average.
Setup Strategi Forex Dalam Teknik Chariot
Timeframe yang tepat untuk penerapan Teknik Chariot direkomendasikan Weekly (Mingguan), walaupun bisa juga digunakan pada timeframe Daily atau lebih rendah. Hanya saja, jika dipakai pada timeframe terlalu rendah seperti hitungan menit, maka akurasinya merosot akibat banyaknya noise (pergerakan harga yang tidak signifikan). Jenis Moving Average yang diterapkan pada chart adalah Simple Moving Average, dengan Period 40, Apply to Close.
Jika Anda masih pemula, maka berikut langkah-langkah set up teknik Chariot:
- Pada MT4, buka chart pair yang akan ditradingkan, misalnya EUR/USD. Jika grafik pada chart masih tipe Line, sebaiknya ganti menjadi Candlestick.
- Pada tab timeframe, pilih (umpamanya) Daily.
- Pada jendela Navigator di sisi kiri platform, klik “Indicators” –> “Trend” –> Moving Average –> klik “Yes”.
- Setelah Anda klik Moving Average, akan muncul jendela parameter. Masukkan “40” pada kolom Period, “Simple” pada kolom MA
- Method, dan “Close” pada kolom Apply to.
- Klik OK. Moving Average akan langsung muncul di atas chart EUR/USD.
Aturan Teknik Chariot
Aturan umum teknik chariot sangat simpel:
- Apabila harga berada di atas Moving Average, maka hanya buka posisi BUY.
- Apabila harga berada di bawah Moving Average, maka hanya buka posisi SELL.
- Jangan buka posisi ketika harga bergerak “mepet” dengan Moving Average.
Basis teori yang melandasi strategi forex ini yaitu asumsi bahwa harga di bawah Moving Average mengindikasikan Downtrend, sedangkan harga di atas Moving Average menandakan uptrend. Namun, pada prakteknya, tidak semudah itu karena akan muncul pertanyaan “Kapan tepatnya Buy dan Sell dilakukan? Dan kapan posisi ditutup?”
Baca juga : Strategi Trading Forex Agar Profit konsisten
Ada banyak perbedaan mengenai ini. Jika diasumsikan bahwa Anda tidak menggunakan indikator teknikal lain, maka Anda bisa buka posisi BUY maupun SELL setelah ada satu candle full yang lepas dari garis Moving Average, baik ke atas (untuk buka posisi Buy) maupun ke bawah (untuk buka posisi Sell). Namun, direkomendasikan agar melengkapi Moving Average dalam strategi forex ini dengan indikator Average Directional Index (ADX). Dengan bantuan ADX, trader akan bisa menentukan kapan trend sedang kuat (momen buka posisi terbaik) dan kapan trend melemah (saat posisi profit sebaiknya ditutup) secara lebih handal.