Mengapa Kebanyakan Trader Kehilangan Uangnya: Inilah 3 Alasan Utamanya
Mengapa Kebanyakan Trader Kehilangan Uangnya: Inilah 3 Alasan Utamanya
Siapapun yang telah menyelami pasar dan melakukan trading untuk beberapa waktu tertentu mungkin pernah mendengar jika kebanyakan trader kehilangan uang mereka.
Faktanya yang sebenarnya adalah ada sebuah peribahasa lama yang berkata:
90% trader baru akan kehilangan 90% akunnya dalam 90 hari. Setelah anda membacanya, maka sebelum anda menghubungi nomor broker untuk mentransfer seluruh uang anda… bagaimana kalau saya memberitahu anda sebuah rahasia kecil: Jika anda mengikuti beberapa peraturan sederhana dan menghindari 3 kesalahan ini, anda termasuk ke dalam trader minoritas yang sebenarnya menghasilkan uang dalam pasar secara konsisten.
Dan jika anda akhir-akhir ini melakukan satu atau lebih kesalahan tersebut, saya juga akan menunjukkannya kepada anda cara yang tepat untuk menyelesaikannya.
Jadi ayo mari pelajari!
Baca juga: Beda Trader, Beda cara Pandangnya terhadap Grafik Forex yang Sama
- Kebanyakan Trader Sangat Terlambat Memulai Trading
Alasan pertama dari 3 alasan utama mengapa banyak sekali trader yang kehilangan uangnya adalah: kebanyakan trader sangat terlambat memulai trade!
Ada banyak sekali alasan mengapa hal ini terjadi, tetapi alasan yang paling umum karena trader baru pada dasarnya melakukannya dengan metode berjudi. Mereka membeli saham atau opsi lainnya berdasarkan pada berita-berita yang beredar, atau saran dari saham yang sedang ramai, yang mana tidak saya anggap sebagai strategi.
Jadi biarkan saya beri contoh yang bagus dengan sebuah perusahaan yang saya yakini jika anda pernah mendengarnya: Uber Technologies (Ya, musuh #1 bagi para supir taxi di seluruh dunia.)
Tahun lalu, Uber dikenal sebagai layanan tumpangan dan pengantar makanan yang paling terkenal, IPO pada bulan Mei (2019). Dengan suatu gangguan yang disebabkan oleh perusahaan ini, IPO mereka memiliki banyak publisitas yang berlebihan di sekitarnya, membawa banyak sekali investor untuk perusahaan mereka. Saat IPO mereka berada di kondisi itu, UBER membuka harga sebesar $42/saham dan orang-orang berdatangan untuk membelinya.
Selama beberapa minggu, sahamnya mengalami pergolakan, harganya naik setinggi $47.08/saham, meningkatnya kurang lebih sebesar 13% sejak kondisi IPOnya. Dan sekitar peningkatan ini, banyak dan semakin banyak lagi trader retail yang tidak berpengalaman berpikir jika hal ini akan terus menerus berlanjut dengan pergerakan bullishnya dan dollar menurut mereka. Media mainstream akan terus membuatnya heboh dan semakin banyak investor serta trader yang melahap lebih banyak saham.
Amati gambar di bawah ini, anda akan melihatnya setelah peningkatan harga sebesar $47 itu dapat turun dengan cepat, dengan turunnya UBER dari hari ke hari, minggu ke minggu.
Hal ini tidak berlangsung hingga bulan November 2019, sekitar 7 bulan setelah IPOnya, UBER menemukan suatu titik terendahnya di angka $25.58, turun lebih dari 45% dari harga tingginya yaitu $47.08… dan saya bertaruh jika ada banyak sekali orang yang membeli pada angka tersebut atau harga tertingginya dan masih bertahan pada titik tersebut.
Jadi apa yang harus dilakukan trader saat UBER berada di titik terendahnya?
Ya, sekali lagi, sebagian besar trader retail tidak berhasil (mengalami kerugian), atau bahkan berada di sekitar titik terendahnya… sekali lagi, mereka langsung berkumpul saat UBER tengah mendekati harga tertinggi sebelumnya. Dan lagi seperti yang akan anda lihat, UBER segera membuat titik terendah baru selama perjalanannya pada Maret 2020 lalu dengan penurunan sebesar $13.71/saham. Penurunannya lebih dari 70% sejak ATHnya. Ya, saya yakin beberapa investor mengode hingga ke titik terendah. Sekarang saya ingin membagikan contoh kedua pada anda, jadi ayo kita lihat Amazon (AMZN)
Sebagaimana yang kita tahu, AMZN merupakan tempat menaruh saham paling ramai dan tahun lalu AMZN telah melakukan pergerakan yang cukup gila yang mana hal tersebut melampaui harga $2000/saham… dan ya, seperti contoh pertama kita yaitu UBER, trader retail yang tidak berpengalaman berkumpul untuk membelinya.
Sekali lagi, pada minggu-minggu yang telah dilalui, saham AMZN merosot turun dan membuat mereka yang telah menanamkan sahamnya mengalami kerugian yang cukup besar.
Jadi seperti yang anda bisa lihat, alasan pertama dari 3 alasan utama untuk hilangnya uang pada kebanyakan trader secara mudah disebabkan karena mereka sangat terlambat menumpukkan uang mereka dalam pergerakan saham, umumnya mendekati titik tinggi harganya. Sekarang lanjut pada alasan kedua:
- Kebanyakan Trader Sangat Terlambat Keluarnya
Ya, seperti yang anda bisa bayangkan jika orang-orang memulainya dengan terlalu lambat, mereka umumnya keluar dengan terlalu lambat juga.
Jadi mari bicarakan tentang mengapa hal ini bisa terjadi. Mengapa trader retail cenderung menahan trade mereka terlalu lama, entah dengan mengubah kerugian kecil ke kerugian besar atau terkadang lebih menyakitkan lagi, mengubah dari seorang pemenang menjadi pecundang?
Mari amati contoh lainnya dengan sebuah saingan UBER, yaitu LYFT. Sama seperti UBER, LYFT juga memiliki IPOnya pada tahun 2019, membuka harga sebesar $87.24/saham… tapi hal tersebut tidak bertahan lama.
Kurang dari dua bulan, LYFT bergerak serendah $47.17… dan bagaimana menurut anda tentang apa yang dikatakan orang-orang yang membeli IPO sekarang:
“Oh, saya menahannya karena harganya akan balik seperti semula lagi!”
Hal ini yang umumnya saya temukan pada trader yang taat.
Bukannya ‘meminum obat’ dan keluar saat trade sedang bergerak melawannya, mereka memilih untuk bertahan dan sekarang memohon dan berdoa agar sahamnya akan kembali seperti semula. Saya tidak suka menjadi satu-satunya yang mematahkan pernyataan tersebut, tetapi ‘harapan’ bukanlah strategi… setidaknya bukan salah satu kemenangan catatan dalam trading. Sekarang masuk ke alasan nomor tiga dalam daftar alasan utama mengapa kebanyakan trader kehilangan uang mereka:
- Mereka Tidak Memiliki Strategi Trading
Seperti yang anda akan lihat, saya telah menyimpan alasan terbaik di bagian akhir yang dapat membantu anda untuk memperbaiki atau menghilangkan dua lainnya yang tadi baru saja kita bahas.
Jadi pertama, mari jawab pertanyaan ini: Apa itu strategi trading?
Suatu strategi trading memberikan anda tiga kunci informasi yang anda butuhkan sebelum anda memulai trade:
- Startegi memberitahu anda apa yang akan anda trading. Entah itu saham, opsi, futures, cryptocurrencies? Hal ini telah dijawab dalam strategi trading anda.
- Strategi menjawabnya ketika memulai trade.
- Strategi menjawabnya ketika anda keluar dari trade dan kemudian muncul keuntungan atau kerugian.
Sekarang, mari amati sebuah contoh dalam menggunakan TSLA dengan bagaimana saya membuat keputusan dalam trading.
Saya senang mengamati tiga indikator yang berbeda, yang jika sejajar, sinyalnya akan memberitahu saya dengan jelas untuk membeli atau menjual saham atau ETF.
Seperti yang anda lihat pada grafik berikut, kembali ke Desember tahun lalu (2019), indikator saya memberikan kita sinyal yang panjang pada TSLA sekitar $370/saham.
Dan indikator tersebut memberitahu saya bahwa kita aman untuk bergerak ke angka sekitar $850/saham. Semua yang telah saya lakukan adalah membiarkan indikatornya memberitahu saya kapan saya harus masuk dan kapan saya harus keluar… bukan hanya dengan menebak saja, apalagi berharap atau berdoa.
Baca juga: Cara Menjadi Trader Forex & Membangun Pola Pikir FX
Ringkasan
Jadi seperti yang anda bisa lihat, sebenarnya tidak ada rahasia besar tentang mengapa kebanyakan trader kehilangan uang mereka.
Sebenarnya sangat mudah untuk melihat dan membenarkannya, tapi harus ada rencana dan sedikit kedisiplinan.
Jika anda seorang pemula dan tidak yakin dimana anda harus memulainya, saya telan menulis strategi PowerX, sebuah buku yang secara garis besarnya merupakan strategi trading saya yang benar untuk trading saham dan opsi.
Sumber: fxstreet.com