Cara Minimalkan Resiko Dalam Trading Forex
Sebagai trader, tentunya kita tahu betapa sulit untuk menebak pergerakan harga di pasar forex dengan tepat maupun mendapatkan profit dari setiap posisi trading yang kita buat. Baik trader pemula maupun berpengalaman, sewaktu-waktu akan mengalami resiko loss. Hanya saja, ada perbedaan diantara keduanya. Yaitu, trader berpengalaman sudah mampu menerapkan berbagai cara meminimalkan resiko dalam trading forex.
Jadi, upaya apa saja yang dilakukan trader berpengalaman dalam rangka meminimalkan resiko itu? Ada 3 (tiga) cara.
1. Punya Sistem Trading Dan Trading Plan.
Umumnya pemula tak memiliki sistem trading yang jelas, dan ukuran lot yang dipasang di setiap open posisi pun bisa berbeda-beda tergantung “feeling”. Misalnya: jika yakin, maka buka 10 lot mikro; jika kurang yakin maka 1 lot saja. Itu pendekatan kacau yang justru memperbesar resiko secara sia-sia.
Untuk meminimalkan resiko dalam trading forex, milikilah sistem trading yang jelas dan telah teruji, setidaknya di akun trading demo. Masukkan sistem itu dalam Trading Plan Anda, dan ikuti aturan yang sudah Anda tentukan sendiri tersebut. Hanya buka posisi trading jika kondisi sudah sesuai aturan yang ditentukan dalam Trading Plan, dan hindari buka posisi ketika merasa tidak begitu yakin.
2. Mengetahui Kapan Sebaiknya Tidak Trading.
Trader forex berpengalaman mengetahui saat-saat paling menguntungkan baginya untuk bertrading serta kapan sebaiknya TIDAK trading. Seorang Day Trader yang mengandalkan indikator teknikal, misalnya, bisa jadi menghindari waktu-waktu menjelang rilis berita ekonomi penting dari AS seperti Nonfarm Payrolls (NFP) karena kondisi pasar menjadi susah dibaca. Atau sebaliknya, seorang News Trader justru tak akan trading di hari-hari yang tak ada penerbitan berita pentingnya.
Waktu-waktu potensial untuk trading dan kapan sebaiknya tidak trading itu bisa berbeda-beda bagi setiap trader, tergantung pada strategi dan teknik yang dipakai. Jadi, sebaiknya Anda mengenali kebiasaan sendiri, lalu menelaah saat-saat ketika Anda sering gagal mendapatkan profit, kemudian mendelegasikan waktu-waktu “terkutuk” itu sebagai momen berisiko tinggi. Artinya, di waktu-waktu itu, Anda perlu mereka ulang Risk/Reward Ratio atau bahkan menghindari pasar sama sekali.
3. Menerapkan Risk/Reward Ratio Dalam Trading.
Risk/Reward Ratio (RRR) merupakan perbandingan antara seberapa besar seorang trader bersedia untuk merugi dan seberapa besar keuntungan yang diinginkannya. Misal RRR 1:2, maka jika trader menaruh Stop Loss pada jarak 25 pips dari harga awal, target profitnya dipasang pada jarak 50 pips. Atau sebaliknya, ingin dapat profit sebesar 100 pips dari harga awal, maka stop loss diletakkan di jarak 50 pips.
RRR yang diterapkan oleh setiap trader juga bisa berbeda-beda. Anda perlu menentukan sendiri seberapa besar risiko yang bisa Anda toleransi, lalu meletakkan Stop Loss dan Take Profit sesuai dengan rumusan itu. Dan penting kiranya untuk menghindari RRR 1:1, karena dengan begitu maka risiko terlalu besar hingga sulit untuk membayar kembali loss yang telah dialami. Buatlah proporsi RRR yang ideal sesuai besaran modal tersedia, agar dapat meminimalkan resiko dalam trading, jangan hanya semata pasang Stop Loss dan Take Profit asal-asalan.