Cara Meminimalkan Resiko Dalam Trading Forex
Manajemen resiko acap kali diabaikan oleh trader, padahal ini merupakan komponen penting dalam trading forex. Bahkan, menurut beberapa trader veteran dunia, salah satu kunci sukses mereka terletak pada upaya meminimalkan resiko. Terutama bagi pemula, penting untuk memasukkan faktor satu ini dalam kurikulum belajar forex dan dipraktekkan dengan sungguh-sungguh.
Tanpa upaya meminimalkan resiko, seorang trader forex yang sudah berkali-kali profit besar bisa mengalami akun hangus dalam dua atau tiga kali trading saja. Sebaliknya, dengan strategi meminimalkan resiko yang tepat, modal yang sedikit bisa perlahan-lahan menjadi bukit. Tapi, bagaimana cara meminimalkan resiko dalam trading forex? Berikut beberapa kiat-nya:
1. Buat rencana sebelum bertrading
Sebelum eksekusi order buy ataupun sell, trader sukses sudah merencanakan terlebih dahulu pada level harga berapa mereka akan buka posisi dan dimana mereka akan tutup posisi. Selanjutnya, mereka akan mengukur seberapa kemungkinan target profit didapat dan bagaimana resiko yang ada; jika potensi profit cukup menggiurkan, sedangkan resiko masih pada besaran yang bisa ditanggung, maka baru order itu dieksekusi.
Jika membuka-buka website tentang forex, kita akan sering menemukan analisa forex dari para master trader dimana tertera jelas disana strategi apa yang dipakai, kenapa sang trader akan buka posisi, di harga berapa order dieksekusi, berapa target profit dan berapa stop loss. Ini merupakan hal-hal yang wajib untuk sudah diketahui trader sebelum klik order.
Sebaliknya, salah satu pantangan utama dalam trading forex adalah memasang order sekedar berdasarkan firasat, tanpa sistem yang jelas, dan trader sendiri tak yakin pada level berapa posisi akan ditutup. Tindakan seperti ini akan membuat trader enggan menutup posisi profit (dengan harapan akan profit lebih besar lagi) padahal belakangan bisa berubah jadi loss, dan trader juga jadi menunda-nunda menutup posisi loss (dengan harapan loss bisa berubah jadi profit) padahal nantinya bisa makin membengkak hingga menyapu bersih isi akun.
2. Menetapkan Stop Loss dan Take Profit
Kadangkala biarpun sudah direncanakan dengan sebaik-baiknya, tetapi loss itu tak terhindarkan. Jika memang perkiraan kita tentang arah pergerakan harga keliru, maka tak ada pilihan lain kecuali menutup posisi dan mencegah kerugian bertambah besar. Nah, disinilah fungsi Stop Loss sebagai tingkat harga dimana trader akan menutup posisi dalam kondisi loss.
Di sisi lain, Take Profit atau Profit Target adalah tingkat harga dimana trader akan menutup posisi trading dalam kondisi profit. Sebagaimana sudah diketahui, pergerakan harga dalam forex sering mengalami naik-turun. Sekedar membuka satu posisi lalu menahannya hingga waktu yang lama tak menjamin profit yang didapat akan lebih besar. Ingat, trading forex sama dengan berupaya mencari keuntungan dari naik-turunnya nilai tukar mata uang dalam jangka pendek. Yang paling optimal dalam trading forex adalah buy saat harga rendah, tutup di harga tinggi, lalu jika memungkinkan sell di harga tinggi dan tunggu hingga turun, tutup lalu ganti lagi, dan seterusnya.
Pada platform trading, biasanya formulir order sudah dilengkapi dengan kolom Stop Loss (SL) dan Take Profit (TP). Selalu isi kolom-kolom tersebut dengan tingkat harga yang sudah ditentukan, agar bisa meminimalkan resiko rugi.
3. Pertimbangkan untuk menggunakan Trailing Stop
Perlu diketahui bahwa SL ada dua jenis: Stop Loss biasa dan Trailing Stop. Trailing Stop bisa menggeser level harga dimana SL berada secara otomatis bersama dengan pergerakan harga real time.
Jadi, umpama kita membuka posisi buy EUR/USD di 1.1330 dengan Trailing Stop per 25 pips, maka saat itu SL ada pada 1.1305. Namun ketika harga naik ke 1.1370, maka SL ikut naik ke 1.1345. Seandainya setelah itu harga berbalik turun dan ditutup otomatis di 1.1345, kita tetap profit 15 pips. Dalam kasus yang sama, jika SL yang dipakai adlaah SL biasa (bukan Trailing Stop), maka kita akan loss 25 pips biarpun harga sempat naik cukup tinggi. Sangat praktis dan bermanfaat, bukan!?
Tentu saja, ada trik-trik tersendiri untuk menentukan level-level harga yang tepat dimana SL dan TP sebaiknya diterapkan. Namun, itu bergantung pada strategi trading dan indikator teknikal apa saja yang kita gunakan. SL dan TP umumnya ditentukan berdasarkan support/resisten harga, rasio risk/reward, atau ambang lainnya.