Forex Indonesia, adalah situs yang membahas tentang Broker Forex Terbaik dan terpercaya dan direkomendasikan, dinilai dari perbandingan menyeluruh dari sisi pelayanan yang diberikan serta ulasan para penggunanya. Forex adalah sebuah produk investasi yang melakukan jual-beli valas /mata uang asing dengan memprediksi pergerakan harga valas. Transaksi dilakukan dengan memperhatikan berita dari berbagai Negara dan bagan indikator ekonomi, juga melakukan analisa teknis.


Apa Itu Indeks?

Ada banyak jenis aset keuangan yang dapat diperdagangkan melalui platform trading online. Salah satu aset paling populer adalah valuta asing (forex). Namun, forex bukanlah satu-satunya jenis aset yang prospektif. Selain forex, dikenal juga trading indeks. Trading indeks pun bisa dipelajari sebagaimana belajar forex. Pertama-tama, perlu kita kenali dulu apa itu indeks.

Indeks di pasar keuangan adalah harga gabungan dari berbagai saham berdasarkan kategori tertentu di pasar saham yang bisa menggambarkan kondisi pasar secara keseluruhan. Indeks pertama di dunia adalah Indeks Dow yang diciptakan oleh Charles Dow pada Mei 1896 dan berisi harga saham dari 12 perusahaan publik terbesar di Amerika Serikat. Indeks ini sekarang bernama Dow Jones Industrial Average (DJIA) yang berisikan 30 perusahaan paling besar dan berpengaruh di Negeri Paman Sam.

Masih ada banyak indeks selain DJIA, karena dalam setiap pasar saham di satu negara bisa ada banyak indeks yang masing-masing memiliki kategori berbeda. Indeks Standar&Poor’s 500 (S&P 500) juga berasal dari Amerika Serikat, memuat sekitar 70% dari saham pilihan dari bursa. Kemudian ada pula indeks NASDAQ yang sebagian besar terdiri atas saham-saham unggulan di bidang teknologi. Angka indeks DJIA, indeks S&P500, dan NASDAQ pun berbeda-beda.

Terbentuknya Angka Indeks

Setiap indeks dibuat dengan metodologi berbeda-beda, mulai dari yang paling sederhana hingga kompleks. Indeks Dow dahulu hanya dibuat dengan menambahkan harga saham dari 12 perusahaan, lalu diambil nilai rata-rata-nya. Kini setelah penghitungan bisa otomatis dilakukan komputer, indeks dibuat dengan melakukan pembobotan harga secara lebih kompleks agar dapat memperhitungkan harga saham dan kapitalisasi perusahaan sekaligus. Kapitalisasi (nilai pasar) itu sendiri adalah harga saham saat ini dikalikan jumlah saham yang beredar.

Contoh pembobotan harga dalam pembentukan angka indeks: Jika total kapitalisasi pasar sebuah perusahaan adalah Rp 1 juta dan nilai pasar keseluruhan saham-saham berbagai perusahaan dalam satu indeks adalah Rp 100 juta, maka perusahaan itu berkontribusi sebanyak 1% pada indeks. Apabila ada perusahaan lain bernilai Rp 10 juta, maka perusahaan itu bisa berbobot 10% dari indeks. Ini sekedar contoh saja, karena metode pembobotan dalam pembuatan setiap indeks pasti bersifat khas.

Indeks Saham Di Berbagai Negara

Sebagaimana telah disebutkan di atas, indeks dapat ditradingkan layaknya forex. Sayangnya, trading indeks belum populer di Indonesia. Ini bisa dimaklumi karena orang-orang yang belajar forex atau investasi saham saja masih sedikit, apalagi indeks yang merupakan aset turunan di pasar finansial. Akan tetapi, indeks sudah lazim ditradingkan di luar negeri, karena menghadirkan peluang besar untuk mendapatkan keuntungan.

Berikut ini beberapa indeks yang populer untuk ditradingkan:

  1. Indeks DJIA atau Dow Jones Industrial Average (Amerika Serikat)
  2. Indeks S&P 500 atau Standard&Poor’s 500 (Amerika Serikat)
  3. Nasdaq Composite (Amerika Serikat)
  4. Indeks FTSE 100 (Inggris)
    Indeks NIKKEI (Jepang)
  5. Hangseng (Hong Kong)
  6. Kospi (Korea)
  7. Dan lain sebagainya

Indeks saham bisa ditradingkan oleh siapapun, tanpa harus terdaftar sebagai investor di pasar saham negara tertentu. Artinya, kita yang ada di Indonesia pun bisa bertrading indeks-indeks di atas, meskipun tidak terdaftar sebagai investor di AS, Inggris, Jepang, Hong Kong, maupun Korea. Syaratnya hanya satu, yaitu Anda harus bergabung dengan broker yang menyediakan fasilitas trading indeks.

Cara trading indeks bisa kita ketahui dari materi-materi belajar forex. Dasar-dasar cara mendapatkan profit dari forex dan indeks itu sama saja, yakni buy jika harga diperkirakan akan naik, atau sell jika harga diperkirakan akan turun. Platform trading dan indikator teknikal yang dipergunakan untuk analisis pasar pun sama. Anda dapat trading indeks melalui platform Metatrader juga.

Hanya saja, aturan lot dan waktu trading forex dan indeks berbeda, karena pasar saham memiliki waktu operasional lebih terbatas dibanding forex. Trading forex dapat dilakukan selama 24 jam sejak Senin hingga Sabtu dini hari. Namun, umpama Anda ingin trading DJIA, maka hanya dapat dilakukan selama jam buka bursa saham AS saja.

Baca juga: Cara Bermain Forex Untuk Pemula Tanpa Modal

Indeks Saham di Indonesia

Seperti halnya pasar saham di luar negeri, Bursa Efek Indonesia juga memiliki banyak indeks. Indeks paling populer sudah jelas: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau yang juga dikenal dengan nama Jakarta Stock Exchange Composite Index (JKSE). Ada pula indeks LQ45, indeks Kompas 100, Indeks Pefindo 25, Indeks Bisnis 27, Indeks SRI-KEHATI, indeks JII, ISSI, dan lain sebagainya.

Hingga saat ini, indeks saham di Indonesia belum dapat diperdagangkan seperti indeks Dow Jones atau indeks Hang Seng. Indeks saham di Indonesia umumnya hanya memiliki dua fungsi di mata investor, yaitu:

  1. Mengukur kinerja bursa saham dalam kategori tertentu pada suatu periode tertentu.
  2. Mempermudah pemilihan saham-saham unggulan berdasarkan kriteria tertentu, misalnya indeks LQ45 (saham-saham likuid), indeks ISSI (saham sesuai syariah), indeks IDXHIDIV20 (saham-saham pemberi dividen tinggi).

Dalam perkembangannya, saat ini terdapat pula indeks reksa dana dan indeks obligasi. Indeks saham mancanegara seperti DJIA masih menjadi indeks yang paling populer untuk diperdagangkan, tetapi tak semua ragam indeks bisa diperdagangkan. Umumnya, indeks lain dipantau oleh investor guna mengetahui kondisi dan kinerja pasar keuangan dalam kurun waktu tertentu saja.

Fungsi Indeks Bagi Trader dan Investor

Investor saham pasti akan selalu memantau IHSG, DJIA, Hang Seng, dan beragam indeks saham dari bursa terkemuka lain. Seringkali pasar bergerak seirama. Apabila indeks saham AS hari ini anjlok, maka indeks saham Asia di hari perdagangan berikutnya akan merosot pula. Meski tak pasti terjadi setiap hari, tetapi korelasi cenderung searah dalam jangka menengah. Pergerakan indeks saham juga dapat memberikan sinyal awal menjelang resesi, sebagaimana terjadi pada masa The Great Depression dan krisis finansial 2008/2009, maupun saat dimulainya pemulihan kondisi ekonomi.

Trader forex dapat memetik manfaat dengan mengikuti indeks tertentu, misalnya US Dollar Index (DXY). Apabila US Dollar Index naik, berarti mata uang Dolar AS cenderung menguat (bullish). Sebaliknya, ketika US Dollar Index turun, berarti kurs Dolar AS sedang melemah (bearish) terhadap sebagian besar mata uang lain. Fenomena ini terjadi karena US Dollar Index merupakan pembobotan dari nilai tukar Dolar AS terhadap sekelompok mata uang lain (Euro, Yen Jepang, Pound Inggris, Franc Swiss, Dolar Kanada, dan Krona Swedia).

Indeks saham Amerika Serikat juga sering dipantau oleh trader forex yang mengandalkan analisis fundamental, karena dianggap sebagai salah satu indikator minat risiko pasar (risk appettite). Saham dianggap sebagai aset berisiko tinggi, berlawanan dengan aset-aset yang dianggap berisiko rendah (safe haven) seperti emas, Yen Jepang, dan Franc Swiss. Ketika indeks saham DJIA, Nasdaq, dan S&P500 sama-sama meningkat dalam kurun waktu tertentu, artinya minat risiko pasar sedang tinggi. Di saat yang sama, harga emas, Yen Jepang, dan Franc Swiss kemungkinan besar akan melemah. Sebaliknya, ketika indeks saham AS melemah, maka harga aset-aset berisiko rendah itu justru akan meningkat.

Mau tau berita terbaru Forex Indonesia? Gratis!

Info Artikel dan promosi Terbaru, akan di email ke Anda