Analisis Trend adalah salah satu aspek dalam analisa teknikal yang berupaya memprediksi pergerakan harga sebuah aset berdasarkan data harga di masa lalu, dan teknik ini cukup populer dalam pengamatan harga saham, komoditas, maupun analisa forex. Analisis Trend didasarkan pada anggapan bahwa apa yang telah terjadi di masa lalu akan memberikan petunjuk bagi trader tentang apa yang akan terjadi di masa depan.
Untuk memahami Analisis Trend, pertama-tama perlu diketahui bahwa “trend” merujuk pada arah yang diambil oleh pasar dalam suatu periode waktu tertentu. Selain itu, ada tiga tipe trend: jangka pendek (Short), jangka menengah (Intermediate), dan jangka panjang (Long-term). Trend yang nampak pada pergerakan harga akan bergantung pada timeframe yang digunakan. Pergerakan harga sebuah aset, umpamakan pasangan mata uang EUR/USD, bisa saja nampak menurun di jangka pendek, tetapi sideways (ranging) pada jangka menengah, dan bullish pada jangka panjang.
Walaupun tak ada jangka waktu tertentu mengenai berapa lama harga bergerak untuk suatu arah dianggap sebagai trend, tetapi pada umumnya disepakati bahwa makin lama suatu arah pergerakan harga dipertahankan, maka makin mencolok trend tersebut.
Dalam analisis trend, biasanya trader melakukan langkah-langkah berikut:
1. Menentukan jangka waktu.
2. Mengumpulkan data, meliputi pergerakan harga di masa lalu dalam bentuk grafik maupun petunjuk dari tools analisa forex lainnya.
3. Mendefinisikan posisi harga saat ini.
4. Memprediksi arah pergerakan harga ke depan.
Analisis Trend biasanya digunakan oleh trader yang ingin “menungganggi” sebuah trend hingga data yang dikumpulkan mensinyalkan akan terjadi pembalikan harga (reversal). Teknik ini cukup populer diantara gaya analisa forex lainnya, karena asumsi bahwa bergerak searah dengan trend akan membawa profit lebih baik ketimbang bila bergerak melawan trend. Artinya, jika trend-nya naik (Bullish), maka trader akan berhati-hati untuk tidak membuka posisi Sell; sedangkan bila trend-nya turun (Bearish) maka trader akan berhati-hati untuk tidak membuka posisi Buy.
Lebih dari itu, analisis trend dapat membantu dalam analisa intermarket, di mana trader bisa memprediksi apakah sebuah trend di satu pasar akan berpengaruh pada munculnya trend di pasar lainnya. Misalnya, mengingat ada korelasi positif antara harga minyak dan nilai Dolar Kanada, maka trader dapat mempertimbangkan apakah trend Bullish yang baru-baru ini terjadi pada harga komoditas minyak bisa berimbas pada trend Bullish pada Dolar Kanada juga.
“Trend is your friend” merupakan semboyan bagi sebagian trader penganut gaya trading “trend-following”. Namun, kita tetap perlu mewanti-wanti adanya unsur ketidakpastian dalam analisa forex mana saja. Meski analisis trend biasanya sudah melibatkan banyak sekali data, tetapi tak ada jaminan 100% hasilnya akan tepat. Selalu perhitungkan kemungkinan error dalam setiap eksekusi trading yang didasari oleh analisa forex dengan teknik apapun.