Analisis Oscillator adalah jenis analisa forex yang digunakan untuk memantau pergerakan harga saat tidak mengalami trend (Non-Trending). Analisis Trend seperti pemantauan pergerakan harga dan Moving Averages menjadi penting ketika menentukan arah pergerakan harga, tetapi trader dan investor di pasar finansial akan menggunakan Analisis Oscillator ketika harga tidak menunjukkan kecenderungan yang jelas baik naik (Bullish) maupun turun (Bearish). Dengan kata lain, Analisis Oscillator umumnya dipakai ketika harga suatu aset bergerak horizontal atau sideways (Ranging) atau bergerak acak (Choppy). Untuk melakukan Analisis Oscillator ini tidak cukup hanya dengan bekal grafik harga saja, melainkan akan dibutuhkan juga bantuan indikator.
Karenanya, untuk memahami Analisis Oscillator, pertama-tama perlu diketahui bahwa tools analisa forex secara teknikal dapat dibagi menjadi dua kategori: pola chart dan indikator. Pola chart muncul dan bisa dilihat pada grafik pergerakan harga. Sedangkan indikator pada dasarnya merupakan hasil perhitungan harga dan volume serta beberapa faktor lain seperti Money Flow, tren, volatilitas, dan momentum.
Dalam analisa forex, indikator digunakan sebagai alat pengukuran untuk menelaah hal-hal yang mendasari pergerakan harga lebih jauh, dengan tiga tujuan:
1. Mendapatkan “Alert” ketika momentum harga memudar atau menguat.
2. Mengkonfirmasi hasil analisa forex dengan tools lainnya.
3. Memprediksi pergerakan harga di masa depan.
Intinya, indikator berfungsi untuk mengkonfirmasi posisi harga saat ini sekaligus sebagai basis sinyal Buy dan Sell.
Nah, diantara indikator-indikator yang menjadi tools analisa forex teknikal, terdapat beberapa yang dikenal sebagai indikator tipe Oscillator atau Momentum Oscillator. Indikator-indikator tersebut yaitu:
1. RSI (Relative Strength Index)
2. MACD (Moving Average Convergence Divergence)
3. Stochastic Oscillator
4. Momentum (Rate of Change)
5. Commodity Channel Index (CCI)
6. Money Flow Index (MFI)
8. Williams %R (Williams Percent Range)
9. Dan lain-lain.
Salah satu unsur penting dalam indikator yang digunakan untuk Analisis Oscillator adalah kemampuannya untuk mendeteksi kondisi Overbought (jenuh beli) dan Oversold (jenuh jual). Seorang pengguna Analisis Oscillator akan mengetahui kapan harga suatu aset “kehabisan energi” di level tinggi dengan melihat apakah nilai Oscillator sudah memasuki area Overbought atau belum. Demikian pula kondisi ketika suatu aset sudah “terlalu banyak dijual” di level harga rendah bisa dipantau dengan melihat apakah nilai Oscillator sudah memasuki area Oversold.
Berbeda dengan Analisis Trend yang murni memantau harga masa lalu, Analisis Oscillator memungkinkan penggunanya untuk mengantisipasi perubahan harga di masa depan. Kebanyakan indikator tipe ini tergolong Leading Indicators yang memunculkan sinyal mendahului perubahan harga, diantaranya CCI, Momentum, RSI, Stochastic, dan Williams %R. Dengan demikian, penggunaan Analisis Oscillator memungkinkan trader dan investor untuk membuka posisi trading lebih awal dan memanen profit optimal. Akan tetapi, karena sifatnya memberi peringatan dini itu pula lah maka Analisis Oscillator rawan “False Signal”, sehingga setiap sinyal yang dimunculkan perlu dikonfirmasi dengan melihat pergerakan harga itu sendiri.