Jelang Rilis GDP, Sterling Masih Tertekan Sentimen Bearish
GBP/USD terus tergelincir di sesi trading Kamis (9 Agustus) kemarin, hingga menyentuh area terendah tahunan baru di 1.2840. Pergerakan ini pun menimbulkan keresahan dalam analisa forex untuk Poundsterling, karena support selanjutnya yang menjadi target adalah level kunci 1.28. Rilis data ekonomi Inggris yang berdampak penting dalam waktu dekat adalah GDP. Di sisi lain, Dolar sedang menunggu rilis CPI, sementara isu perang dagang masih kuat membayangi.
Analisa Forex Fundamental GBP/USD
Data pertumbuhan ekonomi yang akan dirilis adalah GDP Inggris untuk kuartal kedua. Ekspektasi pasar untuk laporan Preliminer (YoY) tersebut berada di kisaran 1.3%, lebih tinggi dari periode sebelumnya yang 1.2%. Sementara dalam basis kuartalan (QoQ), GDP kuartal II juga diperkirakan beranjak naik dari 0.2% ke 0.4%. Hasil di bawah ekspektasi akan semakin menekan GBP/USD, sementara apabila GDP kali ini ternyata lebih unggul dari ekspektasi, maka analisa forex untuk GBP/USD belum tentu bernuansa cerah.
Baca juga : Masalah Negosiasi Brexit Bisa Benamkan GBP/USD Hingga 10 Persen
Mengapa analisa forex dan Outlook untuk pasangan mata uang ini begitu suram? Selain rilis GDP, kekhawatiran fundamental yang membayangi GBP/USD memang sangat kuat, begitu kuatnya hingga mampu meredupkan nyala optimis dari kenaikan suku bunga Bank of England. Penyebab keresahan itu tak lain dan tak bukan adalah masalah negosiasi Brexit yang belum juga menemui titik temu.
Bukannya semakin menuju jalur kesepakatan, peluang Inggris untuk berakhir dengan no-deal Brexit justru semakin meningkat. Perkiraan ini bahkan datang langsung dari salah satu menteri Inggris, Liam Fox, yang mengungkapkan jika peluang no-deal saat ini mencapai 60%.
Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan pasar Inggris yang sempat bersorak beberapa waktu lalu, karena keputusan Theresa May yang mengambil kendali semua urusan negosiasi Brexit. Ia pun terlihat mulai bertransisi ke langkah Soft Brexit. Kala itu, bahkan pengunduran diri beberapa figur penting dalam pemerintahan May tak mampu menggoyahkan keyakinan buyer terhadap GBP.
Kini, Sterling sangat rentan terhadap gejolak Brexit apapun. Apabila laporan GDP nanti kurang bisa memenuhi ekspektasi, maka tak ada harapan bagi GBP/USD untuk memulihkan diri, atau bahkan untuk sekedar mengoreksi penurunannya.
Analisa Forex Teknikal GBP/USD
Pada chart Daily di bawah ini, GBP/USD terlihat membentuk pola Bearish Pennant yang biasanya menandakan penerusan Downtrend. Jika harga berhasil menembus Low terbaru di 1.2842 dan tertutup di level yang lebih rendah dari batas bawah Bearish Pennant, maka breakout harga telah terjadi.
Baca juga : Analisa Forex: EUR/USD Menuju Level Terendah Tahunan
Analisa forex ini pun mengarah pada satu kesimpulan: Sterling kemungkinan besar akan terus merosot dalam sebuah arus Downtrend kuat.
Selain pola Bearish Pennant, lanjutan Downtrend Sterling juga diindikasikan oleh analisa forex teknikal dengan indikator ADX, tool yang bisa mengukur kekuatan tren. Tampak dalam chart di atas, garis ADX tengah menanjak dari area bawah dan menunjukkan indeks 26.67 (dalam range antara 20-40). Artinya, Downtrend GBP/USD yang saat ini tengah terbentuk belum menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Para seller tampaknya masih memiliki banyak kekuatan untuk mendorong harga turun lebih dalam dari levelnya saat ini.